7

16.2K 30 0
                                    

"Oh iya ta pak?"

"Iya, bapak aja sampai jarang lihat mbak lho saking jarangnya mbak keluar rumah. Paling keluar cuma waktu ada urusan"

"Oh gitu ya pak? Maaf pak, bukan bermaksud takut atau apa sama mereka, saya cuma lagi banyak urusan pak jadi jarang dirumah. Hehe", kataku beralasan

*Anak berandal? Gawat juga.. Tentu akan sangat merepotkan kalau ketemu mereka dengan tubuh ini, aku akan kewalahan tidak bisa melawan mereka* kataku dalam hati
"Semoga ngga ketemu mereka ya Mbak, bapak aja sampai kasian kalau liat mbak digodain mereka. Soalnya parah sekali mereka mbak Untung mbakmya sama sekali tidak pernah menoleh sedikitpun ke arah mereka. Bapak ingin melindungi mbak, tapi bapak ga bisa berbuat apa2 karena bapak sudah tua", kata bapak pengangkut sampah itu mengingatkan
"Iya bapak, saya ngga papa kok. Terima kasih ya pak..", kataku sambil berpamitan
Akupun berjalan menyusuri gang kampung ini dan terus berjalan. Rupanya setelah keluar dari gang sempit ini terdapat sebuah taman yang terlihat asri dan sepi. Wajar, mengingat saat ini adalah jam kerja sehingga tak banyak orang yang datang ke taman. Di taman ini, terdapat jogging track yang biasa dipakai warga sekitar untuk berolah raga. Bunga berwarna warni serta pohonnya pun terlihat terawat dan subur.

Pertanda taman ini begitu terawat dan dikelola dengan baik. Kemudian aku clingak clinguk sengaja mencari tempat yang tidak ramai dan sedikit dibelakang, aku berharap tidak akan bertemu anak-anak berandal yang disebutkan bapak tukang sampah tadi.

Lalu kududuk dan istirahat di bangku taman kosong yang terletak sedikit di ujung taman ini. Sisi kanannya terdapat sebuah tiang lampu yang bentuknya klasik. Aku ambil handphone dan mulai mengarahkan kamera selfie ke wajah cantik ini. Ku ambil beberapa foto dan kulatih wajahku agar terbiasa tersenyum manis layaknya selebgram2 berjilbab yang sering kupandangi wajahnya semasa hidupku. Setelah puas berselfie ria, aku lalu mulai mengecek satu persatu aplikasi, history chat, kontak, dan lain sebagainya untuk mencari data yang lengkap tentang kehidupan Rista sebelumnya

"Hmmm kayaknya belum punya suami atau pacar nih cewek... Password ATM adaa di simpen di notes... Lalu... Mahasiswi semester Akhir di Universitas Majuterus Pantangmundur jurusan pendidikan guru. (Wah gw mah gak pinter.. Bodoamat lah ga usah ngurusin kuliah dulu", kataku dalam hati sambil terus scrolling ke bawah
Kulihat ada WA masuk ke handphone Rista.
"Asslmlkm ukh.. Anti apa baik2 saja? Firasat ana kok ngga enak..", tanya ikhwan yang tertulis nama Adi (ikhwan).

*kok tumben Rista menyimpen kontak teman laki2nya? mereka pacaran?* tanyaku dalam hati

"Wllkmslm.. Kok tau sih mas? Aku habis kecelakaan tp ngga papa kok. Wah feeling mas bener nih, jangan2 mas itu beneran jodoh aku. hihihi?" jawabku menggodanya
"Afwan, ini Ukhti Rista kan?", tanyanya balik
"Iya ini aku Rista mas..", jawabku manja

"Ya masak aku harus jutek terus sih mas..", godaku

*Nih cowo minta gimana ya biar dia bisa percaya, oh iya aku ada ide* kataku dalam hati

Lalu aku video call sosok ikhwan itu. Agak lama dia angkat sampai beberapa detik kemudian dia akhirnya pun menjawab video callku. Nampaklah wajah ikhwan bernama Adi itu. Wajahnya terlihat biasa saja dengan tubuh gemuk. rambutnya cepak dan kulitnya sawo matang. Dia terlihat canggung melihatku di layar handphonenya

"I.. iyaa.. percayaa kok Ukh...", jawabnya sambil buru2 menutup telponnya.

*Njir.. cemen amat buru2 ditutup. wkwkw* kataku dalam hati lalu kucoba video call ikhwan ini lagi
"Kok ditutup sih mas...? katanya penasaran keadaan Rista...", kataku manja

"Iya... ukh... ada yang sakit.. Ukhti?", tanyanya gelagapan

"Ini masih sakit mas... Kataku sambil menunjukkan luka yang ditutup kain kasa di keningku..", jawabku sambil mendekatkan keningku ke handphone agar terlihat jelas olehnya
"Iya mas, jangan cerita siapa2 ya mas. Aku habis dibegal orang. Motorku dirampas sampai aku jatuh. "

"Hah? terussss?? Kamu gimana ukh?", jawabnya tanpa sengaja mengucap aku kamu
"Ciyee perhatian nih ceritanya. Hihihi.. Ya aku bersyukur mas, aku ngga diperkosa juga.. Bayangin aja kalau sampai mereka berdua nekat merkosa aku.. Duh.. gimana rasanya", sengaja kugoda ikhwan lugu ini mengajaknya berfantasy
Kulihat mulutnya sampai ternganga mendengar ucapanku. Jakunnya sampai terlihat naik turun dan menelan ludah yang seolah tersangkut di tenggorokannya
"Diperkosa? Waduhhh.. Jangan sampai lah ukh.. Coba aku disana pasti sudah aku hajar itu para begal yang mau merkosa kamu", Tiba2 ikhwan bernama Adi itu jadi sok keren dan lancar ngomongnya.

"Masak sih kamu mau nolong aku? Jangan2 malah diem aja liat aku diperkosa. Hihihi", jawabku semakin menggodanya

"Eehh... Hehehe.. Masak iya aku cuma diem aja liat ukhti diperkosa.."

"Bener lho ya.. Awas kamu kalau boong", aku malah menantangnya seolah berharap tubuhku diperkosa
"Iya ukh.. Btw, ukhti lagi dimana?"
"Ini lagi di taman, sebel dari tadi diliatin cowok mulu aku mas"
"Ya wa..wajar, ka.. kamu kan can....tik.. Ja.. Jadi ba..nyak yang ter.. tertarik sama kamu"

*tut tut tut* tiba2 telepon ditutup

*Laahh udahan... Padahal mau gw godain sampe dia sange.. wkwkw*, kataku dalam hati

Kemudian aku lanjut mengorek dalam-dalam isi handphone Rista. Kulihat beberapa chat dengan bapaknya Rista yang ditulisnya Abi itu..

Setelah kubaca2 history chatnya, rupanya umminya si Rista ini sudah meninggal 2 tahun yg lalu. Sehingga abinya tinggal seorang diri di kampung halaman
"Bi, afwan Rista habis terkena musibah.. Rista habis dibegal bi.. Motor yang abi belikan dibawa mereka. Sekarang Rista ngga ada motor bi..", kuketik saja sesukaku menanti respon bapaknya ni cewek, kali aja dikirimin duit
Tak berapa lama bapaknya Rista menelepon anak kesayangannya itu.

Ukhty binalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang