.
.
.
.
.
.
.
.
.Renjun menatap Jeno yang berdiri di samping mobilnya. Dominant itu terlihat gagah dengan tangan yang masuk ke dalam saku celananya.
"Kok cepet banget sihh..." Ucap jaemin pada Jeno. Ini masih jam enam lewat dan Jeno sudah datang. Dia ini terlalu rajin atau bagaimana?
"Sengaja. Aku kangen sama kamu" ucap Jeno pada jaemin sembari mengelus pucuk kepala jaemin.
Renjun hanya diam berdiri di depan pintu tanpa minat mendekati pasangan itu.
"Kamu gak mau berangkat njun?" Xiaojun yang tiba tiba datang tentu saja membuat renjun yang sedang terdiam itu tersentak.
"Ahh iya kak. Nana sama Jeno masih ngobrol gak enak kalo injun ikutan" ucapnya pada xiaojun.
Xiaojun melirik Jeno dan jaemin yang sedang tertawa di depan mobil Jeno. "hmm.. yaudah Kakak duluan ya. Ingat jangan ngelamun" ucapnya pada sang adik.
Renjun hanya tersenyum menanggapi ucapan kakaknya.
.
"Nanti tunggu aku di parkiran ya na. Kayaknya aku harus rapat osis dulu" ucapnya saat mobil Jeno akan terparkir di parkiran sekolahnya.
"Kamu lama ga? Kalo lama aku pulang naik taxi aja sama injun" ucapnya sembari melirik renjun yang duduk dengan tenang di kursi belakang.
"Engga kok. Bentaran doang. Lagian kasian renjun kan kalo naik taxi. Kamu tunggu aku aja" balas Jeno
"Okedeh.. aku turun yahh... Dadah Jeno" ucapnya kemudian turun dari mobil Jeno hanya membalasnya senyuman.
Mata Jeno kemudian melirik renjun yang masih duduk di kursi belakang. "Kenapa njun?" Tanya jeno.
"Gak bisa di buka seatbelt nya" ucap renjun yang terus mencoba.
Jeno pun turun dari mobilnya kemudian masuk melalui pintu belakang dan duduk di samping renjun
"Sebentar" ucapnya mencoba membuka seatbelt itu.
Clakkk
Seatbelt terlepas. "Udah nih. Agak macet tadi" ucapnya pada renjun
"Hmm.. makasih Jeno." Ucapnya kemudian membuka pintu mobilnya. Namun tangan Jeno sudah memegang tangan renjun yang satu nya
"Jangan lari ngejar jaemin nya. Nanti kamu sakit lagi." Ucap Jeno memperingati renjun. Renjun mengangguk kaku kemudian keluar dari mobil Jeno.
Renjun mengejar jaemin dengan perlahan. Dia berjalan sambil memegang dadanya. Rasanya dag dig dug saat Jeno memegang tangannya.
"Injun.." panggil jaemin saat menoleh ke belakang. "Dada kamu sakit?" Lanjutnya lagi.
Renjun menggeleng sambil tersenyum kaku. "E-engga kok" jawabnya. jaemin hanya mengangguk kemudian melanjutkan jalannya. "Jangan gila renjun.. ingat jaemin" ucapnya pada diri sendiri dan tentu saja jaemin tidak mendengar itu.
.
Di pelajaran olahraga ini seperti biasa renjun tak di boleh kan untuk ikut bermain oleh jaemin. Submisive itu hanya duduk sambil melihat apa yang gurunya jelasnya. Padahal dia sangat ingin untuk ikut bergabung.
"Kalo aku ikut main bentar gapapa kali ya?" Ucapnya kemudian mendekat ke arah temannya tentu saja tidak ada jaemin disana. Bisa mampus dia jika jaemin tau dia ikut bermain dengan yang lain.
Volly, renjun cukup jago untuk bermain volly, 15 menit dia bermain hingga..
Deg...
Deg....
Deg....
Pergerakan nya terhenti, dia merasa sakit yang sangat mendadak dari jantungnya.
"Renjun.. Lo gapapa?" Tanya seseorang disana.
Hingga perlahan.. kesadaran submisive kecil itu hilang.
.
"Kenapa bisa seperti ini! Bunda menyuruh kamu untuk jaga renjun na.. bukan malah seperti ini!"
"Sekarang gimana!! Kamu lihat!! Kamu lihat kakak kamu....!" Ucap winwin dengan nada marah
"B-bunda.. tadi Nana cuma ganti baju sebentar... Baju nana basah soa__"
"Menurut kamu bunda peduli?" Ucapan winwin memotong kalimat yang akan jaemin katakan pada bundanya.
"Bunda cuma minta kamu jangan tinggalin renjun sendirian itu ajaa Nana!! Kamu bisa gak sih dengerin bunda sekali aja!!"
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan ayahnya yuta sedang bersalaman dengan dokter yang menangani renjun.
"Ayah... Injun gimana?" Tanya jaemin menghampiri ayahnya ketika dokter itu sudah menghilang dari sana.
PLAKKK
tamparan itu yuta berikan untuk jaemin. Jaemin yang mendapat tamparan secara tiba tiba jelas tersungkur dan terkejut.
"Sialan! Apa aku tak bisa mengandalkan mu lagi na jaemin!! Katakan jika kau sudah lelah menjaga renjun!! Kakakmu itu! Harus mendapatkan operasi lagi di jantungnya! Apa kau mengerti sekarang!!" Teriak yuta
Bughh....!
Yuta sempat memberi tendangan pada jaemin sebelum pergi dari sana bersama istrinya winwin.
"Sakit..." Lirih jaemin. Kemudian berusaha bangkit.
Ini bukan pertama kalinya baginya. Setiap kesehatan renjun menurun pasti dia akan mendapat tamparan, pukulan, cambukan dari ayahnya.
Sebenarnya anak itu tak tau apa salahnya. Renjun begitu bukan karna nya kan? Dia bahkan tak tau apa yang membuat tubuh renjun tiba tiba drop.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/324178050-288-k607391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my little brother . -[END] - DIBUKUKAN
FanfictionJaemin dan renjun adalah saudara kembar. Namun renjun sedikit berbeda dengan jaemin. Anak itu tidak bisa hidup normal seperti anak anak lain bahkan seperti kembarannya jaemin.