Seohyun telah mengemasi emosinya dan saat ini telah kembali tenang. "Bisakah kalian tidak menganggap serius ucapan seorang anak." Suaranya pelan dan tak berdaya.
Kali ini Heechul benar benar melihat Seohyun dengan tidak masuk akal. "Nona siapa yang anda sebut dengan seorang anak, adik laki-laki anda telah mencapai usia dewasa. Dia berumur 22 tahun. 22." Heechul menekan kata kata terakhir dengan bersemangat dan siap melanjutkan untuk mencerahkan seorang saudara perempuan yang buta ini, namun terinterupsi.
Gerbang yang tadinya hanya terbuka sedikit dengan otomatis terbuka lebar, dan sebuah mobil sedan hitam keluar mendekat dan berhenti tepat di dekat mereka. Tak lama, ㅡKang In kepala pengawal dengan setelan serba hitamnya, dan rambut yang ditata rapih kebelakang juga tampang dinginnya yang galak keluar dari pintu co-pilot. Mata tajamnya menghunus langsung pada Heechul.
Menyentuh earpiece di telinganya mendengarkan perintah dari sebrang. Setelah itu, Kang In beralih pada Seohyun.
"Nona Seohyun, bos mengatakan bahwa waktunya sangat berharga. Tidak masalah jika anda tidak menginginkan adik anda."
Suara Kang In tanpa emosi dan maksud dalam kalimatnya jelas, itu memperingatkan Seohyun yang membuang buang waktu sekaligus mengancamnya dengan keselamatan adiknya. Jelas berguna dan Seohyun menjadi sangat kooperatif.
Menutup pintu belakang mobil setelah Seohyun masuk, Kang In kembali masuk ke co-pilot, mengabaikan Heechul yang berdiri diam seperti orang bodoh. Saat pria itu sadar mobil telah melaju masuk meninggalkannya.
Heechul adalah sekretaris yang sempurna. Itu adalah apa yang dirinya sendiri selalu banggakan, dia mampu, cerdas, cekatan, dan sangat loyal. Menjadi salah satu orang terpercaya di sisi seorang Cho Kyuhyun adalah bukti terbaik. Tapi Kang In hanya akan mencibir saat mendengarnya.
Masuk kedalam, dari gerbang utama menuju bangunan utama villa masih ada jarak yang perlu ditempuh. Melihat gerbang yang menutup, Seohyun merasakan perasaan yang campur aduk.
Setelah melewati jalan dengan pemandangan pohon yang dipangkas rapih dengan bentuk yang sama di sepanjang jalan, mobil melaju melewati taman yang dipenuhi dengan bunga musiman, kemudian melewati lingkaran air mancur dan setelah itu akhirnya tiba. Memenuhi pandangannya adalah bangunan villa yang luas dan megah dengan sentuhan gaya eropa yang khas.
Kang In tidak membawa Seohyun ke bangunan utama namun ke area timur. Bangunan itu terpisah, sepertinya khusus disediakan untuk tamu. Namun tidak kalah megahnya. Saat Seohyun dibawa ke sini, dia mulai tidak sabar dan akan bertanya tentang adiknya, tapi Kang In bicara lebih dulu.
"Adik anda ada di dalam, anda bisa menemuinya."
Melupakan segalanya, Seohyun langsung berlari mendorong pintu dan masuk ke dalam. Yang menyambutnya adalah pemandangan Jeno yang berteriak memaki salah satu karakter game di layar, di sekelilingnya penuh dengan bungkus camilan, bekas, utuh, maupun setengah dibuka. Dan saat mendengar pintu terbuka dan melihat Seohyun berdiri di sana, Jeno langsung berteriak.
"Sister!!!"
Mengikutinya adalah adegan dramatis, kedua saudara laki-laki dan perempuan itu berpelukan dan menangis bersama. Menarik pelukannya sebentar, Seohyun meraih wajah Jeno mengamatinya bolak balik, melihatnya dengan cermat dari ujung kaki hingga rambut. Melihat bahwa tidak ada yang salah, Seohyun kembali memeluknya dan terus menangis.
Kang In yang melihat pemandangan ini terdiam. Tidak ingin mengganggu keduanya, dia meletakan koper Seohyun dan mundur dalam diam.
Setelah cukup menangis, Seohyun memarahi Jeno dengan keras.
"Berani lari dari rumah dan lihat kekacauan seperti apa yang kau sebabkan."
Jeno menatap Seohyun dengan melas, "Sister aku minta maaf, sungguh maafkan aku." Menyatukan telapak tangannya dengan menyedihkan, itu adalah kebiasaan yang sering Jeno lakukan dari sejak kecil dan trik ini selalu berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERTASTE
FanfictionNasib yang dipaksakan membawa Seohyun harus kembali terjerat dengan Kyuhyun, sang mantan kekasih yang di masa lalu ia campakan dengan kejam. - 1711 ©2022 by baebaealecia