Selamat membaca!
Candra membuka matanya sambil berusaha mengumpulkan nyawa yang masih ada di dalam alam bawah sadarnya.
Candra menatap Zora yang sedang tidur pulas di pelukannya. Tunggu dulu, kenapa sekarang Zora tertidur di pelukannya? Bahkan Zora juga sedang memeluknya. Apakah tadi malam Zora sleep walk kemudian memeluknya. Tapi kenapa dia juga sedang memeluknya dengan erat?
Begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya, tapi tetap saja dia tidak bisa melakukan apapun. Jika dia bangun dan berdiri pasti Zora akan terbangun. Candra sudah tidak bisa menahan rasa malunya, jantungnya berdegup begitu kencang dan wajahnya juga sudah merah seperti tomat.
Zora bergerak pelan membuat Candra sedikit was-was tapi, ternyata Zora tidak bangun dan masih menutup matanya.
Candra mengalihkan wajahnya beberapa saat lalu kembali menatap Zora yang masih tertidur. Tanpa dia sadari tangannya kini mengusap lembut belakang rambut Zora.
Kedua sudut bibirnya sedikit terangkat memperlihatkan senyum tipis milik Candra. Zora sangatlah lucu dan rambutnya, sangatlah halus. Aromanya juga manis, Candra seperti tidak ingin melepaskan Zora saat ini. Apakah tidak apa-apa jika Candra mencoba untuk egois?
"Candra, udah bangun?" Zora mendongak menatapnya kemudian tersenyum tipis.
Wajahnya yang terlihat indah saat baru bangun, bagaikan hadiah di pagi hari untuk Candra. Jika tidak malu dia sudah mengambil ponsel dan memotret keindahan ini, tapi Candra yakin dia akan mengingat saat ini seumur hidupnya.
Sial! Kenapa Candra berpikiran seperti ini? Ini bukanlah dirinya.
Masih dengan senyumannya yang terpampang jelas, hal itu membuat Candra menahan gejolak di dadanya, Zora sekarang terlihat begitu imut. Ah, lupakanlah tentang sifatnya seperti apa, entah mengapa dia merasa sangat berbeda saat berada dekat dengan Zora. Tapi, Candra menikmati apa yang dia rasakan sekarang ini.
Zora kembali memeluknya dengan telinganya yang ditempelkan pada dada Candra, "lo gak pa-pa? Jantung lo kok cepet banget? Lo gak sakit jantung 'kan?"
Ehem!
Candra berdehem kemudian menoleh ke samping, "ngapain lo meluk gue?"
Zora perlahan melepaskan pelukannya kemudian duduk sambil menatap wajah Candra. "Lo gila?!"
Alis Candra menyatu dengan wajah heran, apa yang sedang dimaksud oleh Zora sekarang ini.
Zora mengerucutkan bibirnya dengan kedua tangan yang terlipat di dadanya. "Harusnya gue yang nanyain itu, ngapain lo meluk gue?"
Kini Candra lebih binggung, dia tidak mengerti apapun karena ketika dia bangun Zora sudah berada bersamanya.
Zora menghela napas kemudian menatap kebawah, "iya juga, ya, Candra kan tidur." Gumamnya yang masih di dengar oleh Candra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiley: Moon And Sun [On Going]
RandomJika dalam logika matahari dan bulan tidak bisa bersama, tapi ini berbeda. Mereka bersatu hingga hanya maut yang dapat memisahkan. Matahari dan bulan yang bertolak belakang tetapi memiliki penderitaan yang sama dalam cerita yang berbeda. Mereka ber...