18.🌕|Dream?|☀

10 2 0
                                    

Selamat membaca!

"Kita mau bolos ke mana, sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita mau bolos ke mana, sayang?"

Zora terdiam karena ucapannya, dia bahkan mengutuk mulutnya sendiri karena bicara seperti tadi. Apa yang akan Candra lakukan padanya sekarang? Candra dari tadi hanya diam dengan aura yang menghitam, apakah dia marah karena Zora memanggilnya sayang?

"Zora," panggilnya sambil menarik gadis itu menuju ke suatu tempat.

Zora menatap taman kecil yang sudah dipenuhi semak-semak belukar yang sudah sangat tinggi, entah kenapa tempat ini dibilang angker oleh semuanya. Sehingga tidak ada yang mau merawat taman ini. Tapi yang menjadi pertanyaan gadis itu adalah kenapa Candra membawanya ke sana, dia bahkan harus menenangkan pikirannya karena dia tidak berhenti memikirkan hal yang tidak baik.

Dia meneguk salivanya karena rasa ketakutan hingga dia ingin kencing saat itu juga. Candra menuntunnya untuk masuk ke dalam semak-semak belukar itu, apa ini? Pikiran Zora tidak tenang karena mengingat berita tentang seorang gadis yang ditemukan tidak bernyawa di dalam Semak belukar, seperti ini.

Plak!

Gadis itu dengan segera menampar pipinya sendiri karena mengangap dirinya sudah keterlaluan, dia juga yakin bahwa candra adalah lelaki yang baik hati.

Candra berbalik kemudian menatap pipi kirinya yang memerah, "ngapain lo nampar pipi lo?"

Zora dengan cepat menggeleng, "ada nyamuk."

Dia menatap ke segala arah dengan mata tajamnya, "mana nyamuk itu," gumamnya yang masih dapat gadis itu dengar. Dan Zora menganggap hal itu sangat manis.

Lelaki itu beralih menatap Zora lekat lalu kembali membawa gadis itu masuk, terlihat ada sebuah pintu di sana dan Zora baru menyadari kalau semak Semak tersebut berbentuk seperti gerbong, sangat indah dan unik.

Candra membuka pintu tersebut kemudian membawanya masuk ke dalam, dia terpaku dengan mata berbinar melihat apa yang ada di dalamnya. Bagaimana ada taman yang seindah ini di sekolah milik ayahnya dan dia yang anaknya tidak tau. Ada pohon apel dikedua sudut dan meja juga kursi di depannya. Zora sudah tidak sabar ingin segera masuk ke dalam.

"Candra, ayok masuk!" Zora begitu semangat hingga menarik tangan Candra yang dari tadi masih menggenggam tangannya.

Candra tersenyum melihat tingkah Zora lalu mengikutinya dan gadis itu memegang tangannya begitu erat karena takut jika di dalamnya ada perangkap ataupun ular, membayangkannya saja membuat bulu kuduknya berdiri.

"Candra, lo udah hafal 'kan sama labirin ini?"

Dia mengangkat bahunya acuh, "ini pertama kali gue masuk."

Zora menatapnya terkejut, ternyata perkiraannya salah besar, "nggak jadi deh, kita pergi keluar aja."

Saat ingin berbalik Candra tanpa aba-aba menarik Zora mendekatinya hingga akhirnya tidak ada jarak di antara mereka. Candra menatap Zora intens sambil tangan kirinya bergerak merangkul pinggang ramping milik gadis itu, kemudian tangan kanannya digunakan untuk mengusap lembut pipi Zora.

Smiley: Moon And Sun [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang