"Kagura-chan!"
Kagura menoleh ke sumber suara yang berasal dari seorang gadis berambut cokelat tua yang menghampirinya. Disebelahnya terlihat gadis berambut hitam berpenutup mata.
"Aneg-" belum sempat kagura menyelesaikan kalimatnya, perkataannya langsung dipotong begitu saja.
"Kagura-chan, benarkah kau menembak Okita Sougo yang itu ?! Pangeran (sadis) sekolah kita ?! Benarkah ?! Dan kau ditolaknya begitu saja ?! Apa kau tidak papa ?!" Tanpa menghela nafas -Otae- nama gadis itu, memberikan pertanyaan beruntun pada kagura. Seisi kelas pun ikut mengelilinginya dan memberi pertanyaan serupa.
Kagura menutup wajahnya dengan satu tangan. Inilah yang tidak diinginkannya. Ia hanya terdiam sampai suara lantang seorang lelaki mengalihkan perhatian semuanya.
"Kagura !" Seorang lelaki tampan berambut raven keunguan menghampirinya dengan 2 orang 'pengikut' di belakangnya. Saat berada tepat dihadapan Kagura ia menanyakan hal serupa.
"Kenapa ? Kenapa kau menyatakan cinta pada orang lain ?! Bagaimana dengan aku yang selalu ada disampingmu ?!" Takasugi Shinsuke (maaf ini OOC) merasa tidak terima. Seharusnya yang disukai kagura 'hanya' dia. Bukan lelaki brengsek macam Okita itu.
Merasa tidak enak hati, gadis yang ditanyai pun menjawab pasrah. "Ini hanya cinta sepihak Shin-chan. Dan lagi, sekarang aku sudah muak padanya !"
Mengingat hal itu atau lebih tepatnya 'orang itu' membuat hatinya terbakar amarah.
"Walau begitu, dia telah menyakitimu! Akan kuhajar dia !"
"Hei, hei, ok tenang. Sebaiknya kita berdiskusi tentang hal ini sepulang sekolah di rumah Kagura, bagaimana?"
Ujar gadis cool berambut hitam menengahi.
"Ide bagus, Kyuu-chan!" Seru Otae.
Mendengar ini, Shinsuke merasa sedikit senang. Karena ini akan jadi kali pertama ia berkunjung kerumah Kagura.
"Oi, oi, kalian seenaknya saja memutuskan!" Gerutu Kagura.
"Kami ingin mendengar curhatanmu, Kagura-chan~" dengan senyum mengerikannya Otae memberi penekanan pada kalimatnya. Kagura bukanlah tipe penakut, tapi untuk sahabatnya yang sudah seperti kakak sendiri, lain cerita.
"Baiklah..." Kagura menghela nafas pasrah dan semua siswa yang mengerubungi tempat duduknya kembali ke tempat duduk masing-masing.
~~~
Katsura dan Sakamoto mengikuti langkah 'leader' mereka dengan gembira. Kenapa gembira ? Karena mereka tau mood Shinsuke sekarang sedang baik. Itu artinya mereka tidak akan kena imbas apa-apa.
"Ini adalah rumah baru Kagura-chan, lho. Rumah hasil tabungan ayahnya selama bertahun-tahun dan dengan sedikit tunggakan. Beruntung kita akan menjadi tamu pertama mereka, fufu"
Dengan semangat Otae membocorkan rahasia memalukan rumah Kagura sambil berjalan di tepi jalan raya menuju kawasan rumah gadis itu.
"Psst anego! Tidak perlu katakan itu" bisik Kagura. Otae hanya tertawa kecil.
Sekitar sepuluh menit kemudian mereka sampai dirumah bertingkat dua dengan ukuran sedang berwarna putih. Rumah itu terlihat minimalis tapi tetap cantik dengan sedikit taman kecil didepannya. Terlihat seorang pria berambut silver sedang mengangkut lemari kecil dari dalam mobilnya. Mendengar suara keributan, pria itu menoleh ke arah sumber suara dan mendapati putrinya berlari kecil ke arahnya diiringi dua orang gadis dan tiga orang anak lelaki. Ia pun menaruh lemari yang tadi dibawanya untuk menyambut pelukan hangat putrinya.
"Papa ! Apa perlu kubantu ?" Mendengar suara manja putrinya membuat hatinya hangat. Ia pun tersenyum tulus.
"Tidak perlu kagura, sebentar lagi selesai kok. Hanya tersisa barang-barang kecil saja yang perlu dimasukkan ke rumah"
Kagura mengangguk dan melepaskan pelukannya kemudian ia memperkenalkan teman-temannya kepada ayahnya.
'Wow, beliau masih terlihat muda sekali, padahal putrinya sudah 17 tahun' pikir teman-temannya.
Mereka memperkenalkan diri secara bergantian sampai Shinsuke mendapat giliran terakhir.
"Konnichiwa, Takasugi Shinsuke desu. Saya akan membantu anda mengangkut barang yang tersisa dengan senang hati" ujarnya sopan. Hal ini membuat Sakata Gintoki sedikit tergerak.
'Hmm...selain tampan, dia juga baik. Kurasa dia...ah..sudahlah' batinnya.
"Baiklah, kalau begitu tolong bawa lampu hias dan perabotan sisa dari dalam mobil disana" tunjuknya pada mobil pick-up hitam miliknya.
"Hai! Wakata" ujar ketiga teman lelaki Kagura itu. Baru saja mereka akan melangkah, tiba-tiba langit menjadi gelap dan terdengar suara besar seperti guntur atau ledakan. Asap tebal mengelilingi sekitar mereka membuat pandangan menjadi minim. Beberapa saat setelah asap menghilang, pemandangan paling mengerikan bagi keluarga Sakata terlihat. Rumah baru mereka hancur lebur. Entah karena apa.
~~~
"Wahahahaha! Benar-benar cewek sial ! Sudah ditolak Okita-san, rumah barunya hancur terkena meteor pula"
Seisi sekolah menertawakan Kagura saat baru memasuki gerbang. Otae dan Kyuubei yang berada disisinya hanya bisa menenangkannya dan berkata tidak usah didengarkan. Berita itu menyebar dengan cepat karena masuk TV. Dan lagi, ayahnya yang bodoh itu disela kesedihan masih menyempatkan diri eksis diwawancara oleh para reporter.
'Brengsek ! Tunggu saja kalian semua!' Gerutunya kesal. Saat mencoba menahan amarah terdengar suara keras lelaki yang dikenalnya.
"Ayo, disini, silakan sumbangkan dana peduli pada rumah Sakata Kagura !" Teriak suara lelaki dan dua temannya sambil membawa kardus kosong bertuliskan 'care for Kagura'.
Melihat hal itu kagura langsung menghampirinya.
"Hentikan, Shin-chan!" Seru Kagura. Tapi Shinsuke tetap saja melakukan aksinya. Ini adalah hal yang sangat memalukan. Ia tidak ingin dikasihani. Ia tidak semenyedihkan itu.
"Are ? Sekolah elite ini punya siswa yang tidak mampu ? Memalukan sekali" suara datar dari belakang Kagura itu terdengar meremehkan. Kagura hanya terdiam. Ia tertunduk dan sangat amat kesal. Suara riuh siswa-siswi lain pun kembali terdengar.
Okita Sougo melangkahkan kakinya menuju kardus yang dipegang Shinsuke dan memasukan selembar uang 10ribu yen dengan entengnya ke dalam sana. Shinsuke masih sangat terkejut atas kedatangan lelaki yang dianggapnya musuh itu.
"Kurasa 'sedikit receh' dariku ini bisa bermanfaat bagi gadis bodoh" Ujarnya datar dengan wajah yang sama datarnya.
Mendengar itu Shinsuke bersiap untuk menghajarnya namun tangannya dengan sigap ditangkap oleh Kagura. Ia mencoba untuk tetap ingin meninju tapi Kagura menatapnya tajam dan ia mengurungkan niatnya. Gadis itu mengambil uang yang tadi dimasukkan dan menggenggamnya erat. Ia menatap tajam lelaki sadis didepannya.
"Kenapa ? Kau merasa itu kurang ? Aku akan memberimu-" kalimat lelaki ketus itu terpotong saat Kagura melempar uang itu kewajah tampannya dan menendang perutnya hingga ia terjatuh. Hal ini membuat seisi sekolah ternganga. Ini lagi-lagi pertama kalinya ada orang yang berani menendang si pangeran sadis. Dan lagi-lagi hanya gadis itu, Sakata Kagura.
"Aku tidak butuh sepeserpun uangmu, brengsek ! Apapun darimu yang menjijikan itu !!!" Ia pun bergegas setelah mengatakan itu. Diiringi oleh teman-temannya.
Shinsuke menatap Sougo tajam. "Rasakan" ujarnya sambil berlalu.
Semua siswa pun kembali mengabaikan tontonan mereka dengan takut-takut.
"Ini akibat ulahmu sendiri, lho, Sougo"
Shinpachi, sahabat karib Sougo hanya bisa menghela nafas. Dan mengulurkan tangannya kepada Sougo untuk membantunya berdiri.
Tetapi si sadis bukannya bangkit tapi malah tersenyum licik dengan posisinya yang masih terduduk dilantai. 'Tunggu saja gadis bodoh'
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadisto Na Kiss!
FanfictionSakata Kagura, gadis cantik namun berotak pas-pasan telah memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada Okita Sougo, pangeran terpintar di sekolahnya. Namun malangnya, ia malah ditolak dan dikatai bodoh oleh Sougo. Suatu hari, Kagura terkena musi...