"Bagaimana?"
"Semua berjalan lancar Yang Mulia. Nona Diana sangat senang"
"....begitu"
"Yang Mulia, apa masih ada yang perlu saya lakukan?"
"Tidak. Pergilah. Felix seperti mau mati ketika berpisah denganmu"
"B-Baik Yang Mulia, saya undur diri"
━━━━━━༺༻ ━━━━━━
(Name) povBruk!
Aku langsung menghamburkan diri keatas kasur dengan sedikit melompat. Tak peduli dengan Felix yang tertindih tubuhku. Ia sudah lebih dulu berada dikasur empuk ini sehabis mandi tadi.
"U-Uh.." kudengar ia sedikit meringis. Aku berat soalnya awokawok.
Tanpa aba-aba aku bergerak mencari posisi nyaman diatasnya dan menarik selimut tebal menutupi kami berdua dari hawa dingin malam.
"Nona.. tadi sangat melelahkan ya?" tanya Felix padaku. Tangan kekar miliknya mengusap kepalaku dengan lembut dan sesekali ia terkekeh entah karena apa.
Awalnya aku biasa saja ketika tangannya masuk kedalam baju ku dan mengelus punggungku, tapi tak lama dari situ tangannya bergerak melepas pengait bra ku.
Dapat ku rasakan jantung Felix berdetak tak karuan. Begitupun aku.
Aku menatapnya dan mendapati kekasihku itu yang sudah merona hebat.
"F-Felix..."
"Nona..."
Ia menggantung perkataannya dan membuat pikiranku semakin melayang. Apa yang ingin dia lakukan?
Sekiranya dua menit ia terdiam. Begitu juga aku yang tak berani bersuara. Sampai ia memelukku dengan erat.
"B-Bisakah... Kita melakukannya?"
DEG!!
APA?!
DEMI APA FELIX?!?!!?!!?!!
Walaupun suaranya super duper pelan tapi tapi damage nya... Jangan ditanya.
A
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAASKSKSKBJKDGYZCBKBKL;#(@/2℅¢∆×?*%%®+#
Plak
Aku menamparnya pelan. Sialan dia imut sekali dengan tatapannya itu.
"Coba ulangi"
"Bisakah k-kita melakukannya...?"
"Heee apa? tidak kedengaran"
"Bisakah---"
"Apa?"
"N-Nona ihhh!!" >//////////<
━━━━━━༺༻ ━━━━━━
Normal povPaginya, kedua insan bermarga Rovein itu bangun setelah kegiatan panas mereka semalam. Pinggang (Name) terasa pegal dan bagian bawahnya terasa sakit.
"N-Nona.. apa.. Sesakit itu?" Felix meremat selimut ditangannya dan kepalanya tertunduk, ahh ia merasa bersalah.
(Name) tersenyum, memberikan headpat pada Felix.
"Tidak kok. Hanya pegal saja" ucapnya.
"Maaf, t-tadi malam saya kelepasan"
"Iya sayang, gapapa"
Sembrurat merah langsung menghiasi pipi Felix ketika mendengar ucapan (Name) barusan. Ia baru pertama kali dipanggil seperti itu oleh (Name).
"Kalau begitu, mandi bersama ya?"
━━━━━━༺༻ ━━━━━━
Hari itu, Claude kembali mengundang Diana untuk ke istana. Kali ini ia memilih untuk minum teh bersama dengan wanita itu. Ditemani Felix dan (Name) tentunya.
"Wah-wah, Nona Diana sangat cantik hari ini. Saya sampai kesilauan" (Name) berbinar menatap Diana yang nampak sangat-- sangat cantik hari ini.
"Ahhaha kau bisa saja. Kau juga cantik kok" ucap Diana ramah.
Keduanya berbincang-bincang sebentar menunggu kedatangan Claude dengan Felix. (Name) dan Diana sudah lebih dulu disuruh untuk menunggu ditempat biasa meminun teh.
Dan beberapa saat kemudian, Claude tiba bersama Felix.
"Hidangkan" sesuai perintah Claude, (Name) mulai menuangkan teh kedalam cangkir pria itu dan Diana bergantian kemudian diikuti dengan beberapa kue diatas meja.
Melihat cangkirnya sudah terisi teh, Diana langsung menyesapnya tanpa basa-basi lagi.
"Enak.. sekali.."
"Anda nampak senang. Apa anda menyukai teh nya?"
"Uhm, seperti ada bunga yang bermekaran dimulutku"
![](https://img.wattpad.com/cover/317713505-288-k667414.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 [END] || F. Rovein
Fantasi"Apa katamu? Aku kekasih seorang Felix Rovein?" "YANG BENAR SAJA!!" [Dalam tahap revisi] Disclaimer➣ ©Plutus/Spoon Story➣ ©cruyffox Pict on cover➣ ©Pinterest Happy reading!