S2➳04

2.8K 460 12
                                    

"Maaf"

"Untuk apa?"

"Karena bilang suami mu tidak nyata"

"Tidak apa-apa. Lagipula suami mu juga kan?"

"Iya"

"Baik, tutup matamu dan dalam hitungan ketiga kau akan tertidur selamanya"

"Anj"

"Bercanda, ayo cepat tutup matamu!"

Sesuai perintah Uppoy, (Name) menutup matanya. Ia menghela nafas sejenak, kemudian samar-samar mendengar Uppoy mengucapkan mantra aneh.

Beberapa saat setelahnya, Uppoy mulai menghitung mundur. Ia mengisyaratkan (Name) untuk bersiap dan memberikan elusan lembut dipuncuk kepala perempuan itu.

Perlahan, tubuh (Name) terasa sangat pegal. Matanya tidak dapat terbuka dan ia merasakan sesuatu membasahi punggung tangannya.

'Apa yang terjadi..?'

Kini bukan hanya basah tapi (Name) juga merasakan tangannya digenggam erat oleh seseorang. Rasanya sangat hangat dan begitu familiar, genggaman tangan seseorang yang selama ini ia Rindukan.

Si Ksatria Berdarah Merah, Felix Rovein.

Ia sedikit tidak percaya bisa kembali lagi ke Obelia. Dan kini ia berterimakasih pada Uppoy yang sudah membawanya kembali.

"Sampai kapan..."

"Sampai kapan... Nona akan tertidur..?"

Suara baritone milik Felix terdengar begitu serak. Ia terisak pelan dengan atensi yang terus-menerus tertuju pada (Name) yang terbaring lemah diatas ranjang di kamar mereka.

Pria bersurai merah itu mengecup lembut punggung tangan (Name). Mengusapnya dan mengeratkan genggamannya pada tangan (Name).

"Saya merindukan Nona.. setiap hari saya menunggu Nona bangun disini. Memeluk Nona dengan harapan Nona akan terbangun dan menyebut nama saya seperti biasa"

"Saya sangat ingin melihat senyuman Nona, cara Nona tertawa saat bersama saya, suara indah Nona, dan cahaya indah bola mata Nona, rasanya saya mau gila jika seperti ini terus"

"Nona tahu, Tuan Putri sudah lahir. Sekarang ia berumur lima tahun, dan ia benar-benar sangat mirip dengan mendiang Nona Diana"

"Kemarin saya mengajaknya kesini, Tuan Putri bilang Nona sangat cantik dan ia juga sedih karena Nona yang terus tertidur seperti ini"

"Tuan Putri bahkan bilang kalau Nona itu adalah Putri Tidur seperti di cerita dongeng"

"Ahh.. Iya Namanya Athanasia de Alger Obelia"

"Nama yang sangat cantik"

"Jika Nona sudah bangun.. ayo kita bermain dengan Tuan Putri"

Felix tersenyum sendu menceritakan semua keluh kesahnya pada (Name). Dengan pelan ia berdiri dari duduknya, mengecup singkat bibir ranum kekasihnya itu.

"Saya sangat mencintai Nona"

"Aku juga mencintaimu Felix"

Setelahnya, Felix pergi membersihkan dirinya di kamar mandi.

Sedangkan (Name) ia masih berusaha untuk membuka mata dan benar-benar tidak sabar untuk menyapa belahan jiwanya itu.

'ARRGGHHH! KENAPA SUSAH SEKALI HANYA UNTUK MEMBUKA MATA?!'

Walau butuh usaha yang sangat keras, akhirnya ia bisa membuka matanya. Tubuhnya juga sudah bisa digerakan.

"Pegal sekali astaga.. rasanya tubuhku lumpuh!"

Brak!

"N-NONA?!"

"PILIX!!!!"

𝐑𝐞𝐝 𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 [END] || F. RoveinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang