Seven 🐰

419 21 5
                                    

Happy reading 💜💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🐰🐰

Bak di sambar petir Yoongi terkejut setengah mati. Air mata nya spontan jatuh dari mata sipitnya. Ia berusaha meyakinkan diri nya bahwa ini hanya candaan dari mereka agar tak meninggalkan mansion. Tapi, ia menolak jika ini hanya sebatas candaan.
Menjambak rambut nya dan berteriak kencang. Hyuna yang kebetulan ingin memberi dokumen pada Yoongi langsung berlari ke arah Yoongi yang jatuh terduduk di lantai sambil menjambak rambut nya.

Meletak dokumen nya di atas meja dan menghampiri Yoongi.
" Astaga,Yoongi ada apa ini.?" Hyuna panik terlebih Yoongi tidak menjawab dan malah memukul dada nya dengan kuat.
" Hei, hentikan astaga. Yoongi stop.YOONGI!!!!"

Yoongi masih menangis tapi tak melakukan pemberontakan lagi. Membantu Yoongi berdiri dan duduk di sofa. Berjalan ke arah kulkas dan memberi Yoongi minum.

Duduk dan mengelus punggung lebar Yoongi.
" Ada apa? Apa ada masalah? Jangan seperti ini"

Sedangkan Yoongi masih menangis sambil meremat kencang celana nya. Menghela nafas karena akan percuma bertanya pada nya. Baru saja Hyuna ingin beranjak suara menyedihkan Yoongi membuat Hyuna membeku.

" Hyung.... Jin Hyung... hiks dia meni... hiks meninggal."

Hyuna terkejut dan tanpa izin langsung memeluk Yoongi. Yoongi sendiri langsung menangis tersendat sendat
" Ssst... Aku turut berdukacita atas meninggalnya jin oppa. Tenangkan diri mu dulu ya. Sekarang kau pergi lah ke rumah sakit dan temui mereka. Di sana mereka pasti menunggu mu. Ingat, setelah jin oppa kau adalah kakak tertua mereka. Di saat seperti ini kau di butuhkan oleh mereka."

Hyuna adalah orang yang cukup dekat dengan keluarga Kim. Terlebih pada Jungkook. Tak heran jika Hyuna kaget seokjin, orang yang paling ia kagumi meninggal secepat ini. Ia ingin bertanya penyebab Seokjin meninggal. Tapi, ini bukan waktu yang tepat.

Yoongi melepas pelukannya dan menghapus air matanya. Menarik nafas sedalam-dalamnya. Berdiri dengan sisa kewarasan nya. Ia tak sanggup. Perdebatan tadi dan berita meninggalnya Seokjin pasti ada kaitannya dengan itu. Ia jadi bersalah setengah mati.

Berjalan mengambil jasnya yang tersampir di kursi kerja tak lupa juga hp dan dompet. Menghampiri Hyuna dan memberi kunci mobil pada nya.
" Bisakah kau membawa mobil Hyuna. Tangan ku gemetar. Aku tak yakin akan sanggup ke sana dengan keadaan seperti ini. Dan.... dan bagaimana dengan Jungkook" Suara Yoongi yang betul betul serak dan tangan yang gemetar hebat. Muka yang putih dan akan semakin putih karena pucat.

Menerima kunci mobil dan menggenggam tangan lebar Yoongi. Menuju parkiran bawah.
" Kau tenang saja. Jungkook akan ku jaga selagi kau sibuk pada pemakaman. Tapi, kau tak akan memberitahu nya?"

"Tidak. Untuk sekarang jangan dulu. Ia masih belum sembuh dengan total. Mungkin..... nanti kalau keadaan sudah membaik."

Hyuna mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Keluar dari parkiran dan melesat menuju mansion.

🐰🐰

Jungkook baru terbangun setelah tidur dengan nyenyak. Ia terbangun karena mimpi buruk. Nafasnya tak teratur dan keringat membasahi dahi sempitnya.
" Mimpi apa itu? Jin Hyung ..." Lirih Jungkook.

Mengambil handphone di nakas dan melihat jam. Ia terbangun tengah malam. Kemana Yoongi hyung' gumam Jungkook.
Yoongi berjanji akan pulang walau telat. Tapi,tak setelat ini kan. Ia makin khawatir karena Yoongi tak mengangkat panggilan nya. Tak juga membalas pesannya.

" Apa Yoongi Hyung tidur di studio? Tapi, kenapa gak ngabarin sih?" Gerutu Jungkook.

Melihat jendela rumah sakit. Di luar sepertinya akan turun hujan. Angin berhembus cukup kencang hingga membuka jendela. Menggerutu kesal dan turun dari brankar dengan hati hati.

it hurts but it's okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang