.
.
.
Siang menjelang sore, tepatnya di taman depan lapangan rektorat kampus, terlihat beberapa mahasiswa yang membentuk grup-grup kecil sedang bercengkrama. Ada pula yang sedang mengerjakan tugas bersama. Di ujung taman, tiga orang mahasiswa semester 5 sedang bersantai dan memakan camilan yang tadi mereka beli di kantin.
"Aku di taman rektorat, oh ayolah Bin.. sekali saja tidak menjemputku tidak masalah kan?" Yeonjun berusaha keras menahan emosi terhadap orang yang sedang berbicara padanya diseberang sana, ia menggenggam ponselnya dengan telapak berkeringat.
"Bin, aku ingin pergi bersama teman-temanku sekali ini saja"
"Kalau kau ikut kau akan bosan seperti biasa Binnie dan kau akan terus mengeluh padaku" Yeonjun mengusap dahi, menyibak rambutnya dengan gelisah.
"Baiklah terserah kau saja"
Dengan penuh kejengkelan Yeonjun menekan tombol ponselnya dan melemparkannya diatas meja kantin, dua temannya yang sedari tadi memperhatikan Yeonjun kini tertawa cekikikan, Yeonjun melempar pandangan sebal kepada dua orang temannya itu.
"Kenapa kalian malah tertawa sih?" Yeonjun mendengus kesal dan menyeruput Americano-nya yang sudah tidak lagi dingin.
"Soobin pasti ikut lagi kan?"
Minjeong menyikut pinggang Yeonjun dengan pandangan genit, Yeonjun hanya mengangguk cepat, ia tahu Minjeong pasti akan senang jika Soobin adiknya (lagi-lagi) ikut bergabung bersama mereka, sudah sejak semester pertama Minjeong menjadi pengemar Soobin dan Yeonjun memaklumi hal itu, dimanapun dia berada disana lah Soobin berada, dan sudah pasti penggemarnya beredar dimana-mana mengingat Yeonjun adalah siswa SMA dan (kini) mahasiswa yang cukup aktif di kampus.
"Ayolah Yeonjun-ah, kau itu beruntung punya adik sekeren Soobin. Dia bahkan mau menjemput dan mengantarmu kemana-mana" ujar Beomgyu terbahak. Yeonjun hanya mencibir mendengar perkataan kekasih Minjeong itu, entah sudah keberapa kalinya ia mendengar kata-kata yang sama.
"Well, kalian pasti berpikir seperti itu, tapi kalian akan mengerti jika kalian berada diposisiku" Yeonjun menangkup beberapa kentang goreng dan menjejalkannya ke dalam mulut. Ia gelisah dan itulah yang selalu ia rasakan setiap kali Soobin bersikap over protective terhadapnya. Padahal Yeonjun kan pria, yang tidak perlu dilindungi sebegitunya. Ia juga bisa melindungi dirinya sendiri kok.
"Aku ingin sekali berada di posisimu, tentu saja" Minjeong mengendikkan bahunya gemas, membayangkan ia memiliki adik setampan dan sepopuler Soobin lalu memamerkannya kepada seantero jagad raya. Yeonjun mendelik geli kearah sang sahabat yang sepertinya masih belum paham benar apa arti kata-katanya.
"Dan kau tidak akan pernah bisa pacaran dengan Beomgyu jika punya adik yang selalu berada disekelilingmu" Yeonjun mengembangkan senyumnya dengan puas saat melihat ekspresi 'oh iya' dari gadis itu.
"Huh, finally you got it" Yeonjun membuka ransel dan mengeluarkan kertas yang berisikan jadwal kuliahnya yang hampir tidak berbentuk lagi, Minjeong hanya terkikik memandang wajah tolol Beomgyu yang menggaruk kepalanya padahal Minjeong yakin pasti tidak gatal.
"Kau masih ada kelas hari ini?" Tanya Beomgyu melirik Yeonjun yang tenggelam pada catatannya.
"Tipografi" jawab Yeonjun singkat.
"Huh, aku tak pernah suka mata kuliah itu. Aku heran apa hebatnya bermain logo dengan huruf-huruf?" ujar si pria beruang itu sarkas. Sementara Minjeong menjentikkan bulu mata dengan ujung kukunya, memperhatikan dengan seksama apakah maskaranya masih rapih setelah seharian ini berada diluar kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares & Aphrodite [Soobjun]
RomansaAres dan Aphrodite dalam mitologi Yunani adalah dewa dan dewi yang lahir dari buih ombak yang sama, beberapa orang mengenal mereka dengan sebutan Demos dan Venus. Mereka kakak beradik yang terlahir rupawan, tinggal di taman firdaus dan menjadi kesay...