.
.
.
Yeonjun menatap lekat-lekat gadis cantik di hadapannya. Wajah Jongeui merona saat menjulurkan sebuah box beludru berisi cincin kepada Yeonjun. Lelaki itu cukup terkejut akan tindakan sang gadis yang cukup berani. Ia belum pernah menemukan jika wanita duluan yang melamar pihak pria. Sungguh, gadis ini unik.
"Tapi Jongeui, kita baru bertemu beberapa kali dan makan bersama"
Yeonjun mencoba bersikap tenang, namun tak dapat dipungkiri hatinya bergemuruh hebat. Seandainya ini adalah lamaran yang diajukan oleh Soobin mungkin ia akan pingsan seketika saking senangnya. Namun bersama Jongeui ia sungguh tidak yakin tentang apa yang ia rasakan.
"Aku tahu mungkin kau berpikir ini terlalu cepat. Aku hanya ingin mencoba berterus terang saja padamu"
Yeonjun mengalihkan pandangannya ke arah cincin itu. Hatinya gamang dan penuh keraguan. Jongeui meraih jemari Yeonjun dan mencoba untuk meyakinkan lelaki itu.
"Kalau kau memang membutuhkan waktu lebih lama tak apa. Bagiku tak masalah asalkan kau mengizinkanku untuk menunggu"
Jongeui melemparkan senyumannya, mungkin senyuman termanis yang bisa ia lakukan sepanjang hidupnya.
"Jongeui, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Apapun"
"Mengapa kau menerima perjodohan ini?"
"Aku mencintaimu"
"Se-simple itu kah?"
"Lalu apa yang kau harapkan?" Jongeui mengernyitkan alisnya, apakah ada yang salah dengan jawabannya?
"Hei, semua orang punya kriteria masing-masing kan? Dan kita bisa saja mendapatkan pasangan hidup dengan cara yang berbeda-beda dan inilah caraku. Aku hanya mengikuti naluriku saja saat menyetujui pertemuan kita yang diatur oleh orang tua dan menurutku tak ada yang salah dengan itu"
Yeonjun tersenyum tipis mendengar jawaban Jongeui.
"Yah kau benar, keluarga kita sudah saling mengenal. Aku rasa kau gadis yang baik"
"Dengar Yeonjun, tak ada pemaksaan kau ingat? Aku sama sekali tidak ingin mendesakmu"
Yeonjun menggeleng dengan cepat. Ia heran mengapa semua orang merasa kalau dirinya terpaksa melakukan ini semua. Yeonjun bukan terpaksa, ia memang merasa ini adalah cara terbaik untuk melupakan dan menghancurkan perasaannya terhadap Soobin.
"Aku juga tidak pernah merasa sedang dipaksa Jongeui" Jongeui mengangguk, ia melemaskan pundaknya. Aneh sekali, rasa-rasanya tadi ia tidak setegang ini. Apa karena ia gugup menerima jawaban dari Yeonjun?
"Kemarikan jari manismu. Aku akan memakaikan cincin ini"
"Huh?"
"Aku menerima lamaranmu Jongeui-ya"
Yeonjun tersenyum lebar saat menatap wajah Jongeui yang seperti orang bodoh. Begitukah ekspresi terkejutnya? Lucu sekali. Tanpa menunggu terlalu lama, Yeonjun segera menautkan cincin itu di jari manis Jongeui.
"Jadi?" Yeonjun melirik kearah Jongeui.
"Huh?" alis Jongeui berkerut tidak mengerti. Yeonjun membekap bibirnya dengan jemarinya menahan tawa.
"Bukankah disaat seperti ini seharusnya kita berciuman?"
Mata Jongeui membulat sempurna, membuatnya semakin imut saja.
"Bolehkah?" tanyanya polos. Yeonjun hanya mengangguk kecil, lagi-lagi wajah Jongeui terlihat tersipu malu.
Perlahan Yeonjun menarik pergelangan tangan Jongeui, memintanya agar lebih mendekat. Dengan sedikit kikuk Yeonjun mendekatkan wajahnya pada bibir sang gadis dan menciumnya. Indah sekali malam ini, Jongeui tidak ingin waktu berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares & Aphrodite [Soobjun]
RomantizmAres dan Aphrodite dalam mitologi Yunani adalah dewa dan dewi yang lahir dari buih ombak yang sama, beberapa orang mengenal mereka dengan sebutan Demos dan Venus. Mereka kakak beradik yang terlahir rupawan, tinggal di taman firdaus dan menjadi kesay...