#10

260 50 2
                                    

"Pak Juyeon?" Panggil Sangyeon. Juyeon pun menoleh kearahnya.

"Paman Donghae sudah tiba disini..."

Juyeon menghela nafas kasar.

"Iya... tolong bawa dia kesini ya" pinta Juyeon, dan Sangyeon mengangguk mengiyakan.


-000-

"Apa yang lu lakuin, hah? Lu kira mudah dapetin kepecayaan orang kaya Shindong?" Tanya Donghae kesal. Juyeon hanya diam saja, entah mau menjawab apa.

"Kita udah ber-partner lama banget sama dia, dari semenjak papa lu masih hidup. Sekarang lu mau rusak hubungan sama dia? Dia bisa berbuat apapun, bahkan bisa hancurin semua yang udah kita bangun dalam semalem aja!"

"Paman, aku janji aku pasti bisa cari sponsor lain untuk project kita"

"Waktu deadline project kita tuh udah nggak lama lagi, Juy. Gimana cara lu bisa dapetin sponsor baru dalam waktu yang singkat? Hah?" Pertanyaan Donghae benar-benar membuat Juyeon mati kutu. Biasanya dia tidak pernah merasa buntu begini, tapi kenapa kali ini otaknya tidak bisa diajak berpikir sama sekali?

"Kalo lu gaada solusi terbaik, gue panggil lagi aja Shindong..."

"Nggak, aku nggak setuju. Paman nggak tau dia tuh orangnya kaya gimana--"

"Ini urusan bisnis, Juyeon! Siapa yang peduli dia orang yang jahat kek, apa kek? Yang penting project yang udah kita rencanakan ini selesai tanpa kendala apapun!" Bentak Donghae, namun Juyeon sekarang malah diam saja.

Donghae pun mengacak rambutnya frustasi. Entah apa yang membuat Juyeon berubah begini. Maksudnya, dia mulai mementingkan hal yang seharusnya tidak berkaitan dengan bisnis.

"Gini aja, kalo lu nggak bisa nemuin sponsor baru dalem dua minggu, gue bakal panggil Shindong lagi buat jadi sponsor kita, gimana?" Tawar Donghae. Juyeon berpikir sejenak. Waktu dua minggu adalah waktu yang singkat, tapi dia juga tidak mau jika sampai Shindong kembali menjadi sponsor untuk project-nya ini.

Dia tidak ingin Hyunjae dalam bahaya.

"Gimana???" Tanyanya lagi.

"Oke. Aku setuju. Paman tenang aja, dalam dua minggu aku pasti bisa bawa sponsor baru" ucap Juyeon, mencoba meyakinkan Donghae bahwa dia bisa mengurus masalah ini.

Donghae hanya merespon dengan dehaman, namun dia menyetujui kesepakatan ini.

Juyeon hanya perlu fokus selama dua minggu dan berusaha yang terbaik. Untuk melindungi perusahaan, dan juga Hyunjae.


-000-



Ini sudah jam 9 malam, dan Juyeon belum pulang. Hyunjae baru saja diberitahu oleh Sangyeon bahwa kemungkinan Juyeon akan pulang malam.

"Kamu gapapa kan Jae lembur jagain Mili?"

"Iya, aku gapapa... kalian nggak perlu terburu-buru buat pulang... kerjaan kalian adalah yang utama" jawab Hyunjae sambil menengok kearah Mili yang sedang tertidur diatas sofa.

"Makasih ya... kalo kamu capek, kamu tidur aja"

"Iya, kak Sangyeon. Jangan khawatirin aku sama Mili" ucapan Hyunjae membuat Sangyeon tertawa kecil.

"Oke oke... yaudah kalo gitu, udahan dulu ya?"

"Iya kak~ semangat!" Seru Hyunjae, yang lagi-lagi membuat Sangyeon tertawa.

Sambungan telpon mereka pun terputus, dan Hyunjae ingin mencoba mengitari rumah Juyeon untuk menghilangkan rasa bosannya.

Dia melewati ruang tengah, dan tersenyum melihat foto Juyeon bersama dengan ayahnya. Dia penasaran, sedekat apa mereka berdua jika ayah Juyeon masih hidup. Pasti mereka terlihat sangat lucu, apalagi jika sedang bersama dengan Mili?

You, Me, and Mili [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang