Desahan berat keluar dari bibir Gaku dengan raut sedatar dinding putih di apartemen milik mereka. Kakinya melangkah mengikuti rekan berambut merah mudanya pergi, manik yang selaras dengan rambutnya terus mengamati berbagai toko yang berjajar di sisi jalan.
Sebelumnya di kedai soba Yamamura, Tenn mengucapkan sebuah kalimat yang terpaksa ia turuti jika tak ingin insiden pagi ini terulang. Bahkan penyamaran mereka hampir terbongkar karena penampilan Gaku yang mencolok, memaksa Tenn bermain peran sebagai adik berbakti menyuapi Gaku sepiring kue penuh krim. Tentu saja Gaku mengunyah habis kue itu meski hatinya menjerit. Baginya, kue pilihan Tenn terlalu manis untuk indera pengecapnya.
'Aku tidak tahu Tenn sudah keluar kamar. Aku sudah sering melakukannya, kenapa dia se kaget itu?' batinnya melangkah mengikuti Tenn, salah satu tangannya membawa sekotak kue milik Tenn dan tas menggantung di bahunya.
Langkah gadis di depannya terhenti di depan toko yang memajang berbagai aksesoris, termasuk rambut palsu beraneka ukuran dan warna. Gaku ikut menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" Gaku ikut melihat kemana arah tatapan Tenn.
"Kau ingin membeli sesuatu lagi?" Tangan Tenn tiba-tiba menggenggam tangan kekar Gaku dan menariknya masuk ke toko.
"O-oii Tenn!?" Gadis itu tidak mendengar panggilan Gaku dan terus menariknya masuk hingga tiba di depan sebuah rak dengan rambut palsu berbagai warna yang tertata rapi.
"Pilih satu."
"Apa?" Manik silvernya mengerjab beberapa kali berusaha mencerna maksud ucapan Tenn.
"Kau mengeluh rambut palsumu hilang entah kemana, sekarang pilih satu dan kita berangkat bekerja." jelan Tenn singkat.
Pemuda berambut putih mengalihkan perhatian pada deretan rambut palsu ditemani pelayan toko. Sembari menunggu Gaku memilih, Tenn menjelajahi toko aksesoris itu seraya mengamati berbagai barang yang dipajang. Perhatiannya tertuju ke salah satu rambut palsu wanita panjang menjuntai yang senada dengan rambut pendeknya di salah satu rak atas.
"Kau menginginkannya? Sepertinya terlihat cocok untukmu." Ia tersadar dari lamunannya lalu membalikkan tubuhnya, pemuda dengan tatapan tegas nan mengintimidasi itu berdiri di belakangnya membawa rambut palsu pilihannya berwarna hitam.
"Tidak, cepat bayar dan kita berangkat. Aku tidak mau terlambat." Bukan Yaotome Gaku menuruti keinginan gadis centernya dengan sifat tsundere terlihat kentara. Tangan albino meraih rambut palsu di rak atas dan memasangkannya di kepala Tenn.
"Cocok sekali, aku ambil ini!!"
"Tidak butuh." Tenn melepas rambut palsu di kepalanya dan mengembalikan ke tempatnya semula seraya melangkah pergi. Tanpa diketahui, Gaku mengambil rambut palsu panjang berwarna merah muda yang sebelumnya dikembalikan Tenn dan membawanya ke kasir.
Manik merah muda melebar saat Gaku menyerahkan kartu miliknya seraya meminta pelayan kasir mengemas barang belanjaannya. "Ga-gaku!!"
"Diam saja." Sebelum keluar, Gaku menyodorkan salah satu tas berisi rambut palsu pilihan sang center pada pemiliknya.
"Sudah kukatakan aku tidak membutuhkannya." tolaknya menatap tas belanja yang tergantung di tangan Gaku.
"Ambil atau ku buang." ucap Gaku dengan penuh penekanan membuat gadis itu tidak memiliki pilihan lain. Tenn merenggut tas belanjaan dari Gaku dan melangkah pergi.
"Tidak memakainya?"
"Tidak." Tenn menarik tudung jaketnya bermaksud menutupi rambut merah mudanya yang mencuat keluar.
"Jangan remehkan penggemar. Mereka akan tahu kau tidak memakai penyamaran dengan benar."
"Aku tidak sebodoh itu." Beberapa langkah meninggalkan toko, seorang dari arah belakang berteriak lantang mengacungkan jarinya ke arah Gaku dan Tenn yang berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Shoujo at TRIGGER (DISCONTINUE)
FanfictionSebuah botol misterius ditemukan di ruang ganti TRIGGER oleh Tenn setelah jadwal usai. Penasaran, Tenn mengambil lalu membawa pulang botol itu dan meminumnya. Keesokan harinya, Tenn terbangun dan mendapati ada yang berubah dengannya. "Apa yang ter...