One Shot AU - Ketinggalan

915 64 6
                                    

SUMMARY:
Sesuatu yang tertinggal biasanya meninggalkan kesan terdalam...

TAGS:
Fluff, Slice of Life, DomesticCouple!JimmySea

• • •


“Balik lagi… Ketinggalan?”

Pesan terakhir dari Jimmy membuat sebelah alis Sea naik tanpa sadar. Dia baru selesai mandi, dengan sebelah tangan masih memegang handuk di atas kepalanya.

Heran, jelas dibuat heran. Kumpulan kata itu singkat dan langsung pada tujuan kenapa harus disampaikan.

Ya… bukan berarti Jimmy tak pernah begitu sebelumnya, bercakap singkat-singkat seperti sandi pramuka. Hanya saja, sang dokter itu tergolong manusia penuh teliti atas barang yang dibawa. Dia selalu memastikan sambil melihat ke seluruh ruangan bahwa tidak ada barang yang tertinggal.

Namun nyatanya, pagi ini adalah pengecualian.

Apalagi ketika Sea bertanya balik tentang barang yang dimaksud, dia sampai mengerjapkan mata karena saking bingungnya melihat jawaban.

IPad.

Ya, benar. Kalian tidak salah baca. Benda dengan luas bidang tak kecil itu bisa dengan mudahnya tertinggal dan terlupakan oleh seorang Jimmy, si penuh teliti.

Masalahnya adalah, iPad milik lelaki itu sudah seperti nyawa keduanya. Ada cadangan-cadangan energi begitu penting seperti umpama kalau Jimmy kehilangan perangkat itu, dia bisa gila—meski terasa berlebihan.

Seluruh pekerjaan dan bahan bacaannya ada di sana. Sejak tinggal bersama Jimmy, Sea jadi tahu kalau sebelum tidur, dia suka membaca buku digital di sana. Kemudian setiap paginya, selalu terlihat kalau perangkat itulah yang pertama kali masuk ke dalam tas milik sang dokter.

Jadi, bisa dibayangkan bukan betapa tak masuk akalnya kejadian kali ini di pikiran Sea?

Boleh diakui kalau hari ini aktivitas mereka memang dimulai dengan hectic—terutama bagi si empunya iPad.

Pagi-pagi, yang bahkan matahari belum sempat mengintip dari balik jendela, sang dokter sudah ditelepon pihak rumah sakit. Panggilan darurat. Yang kadang, bisa memacu adrenalin luar biasa besar jika sangat mendadak.

Alhasil, gerak yang dilakukan lebih cenderung seperti orang kesetanan. Menghasilkan suara-suara setiap anggota badannya bergerak ke sana kemari.

Sea saja tak tahu-menahu apakah lelaki buru-buru itu sempat mandi atau tidak. Yang dia mengerti dan ingat—karena pada saat itu nyawanya masih setengah bangun—hanyalah vokal bisikan “Aku pamit.” beserta usapan halus di pucuk rambutnya.

Terasa sangat kontradiktif dengan keadaan sekitarnya.

Kemudian, ponsel Sea kembali bergetar, menyadarkannya dari asap pikiran sempat lewat. Ada satu kalimat susulan dari Jimmy yang mengabari kalau akan sampai kira-kira tak lebih dari tiga setengah menit lagi.

Bibir lelaki lautan sudah pasti dibuat mengerucut soal betapa sang dokter sangat presisi tentang waktu—hingga ke menit-menitnya. Batin juga bertentangan dan penuh tanya, mengapa harus pakai 'setengah' jika sang dokter bisa saja menggenapkan ke angka empat sekaligus.

KAK J & OCEAN BOY • jimmyseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang