Seven

604 47 0
                                    

Hae ✌🏻

Please

Jangan terlalu berharap Davina mesumin Terre ya ges ✌🏻


***


"Mesum!", Bentak Terre dan langsung membekap mulutnya dengan kedua tangan. Ia mundur beberapa langkah, mengambil jarak dari ancaman di hadapannya.

Davina tertawa geli melihat reaksi Terre. Memang menjahili gadis pendeknya merupakan suatu kesenangan.

"Candaaaa", gurau Davina kemudian kembali duduk dan meneguk sisa minumannya tadi.

"Candaan lu ga lucu, Vin! Dasar lu mesum!", Gerutu Terre masih tidak terima. Jantungnya masih belum bisa ia kendalikan. Rona wajahnya pun masih tampak merah.
Dalam hati Terre ketar ketir sendiri membayangkan seandainya tadi Davina benar-benar mencium bibirnya.

"Mesumin lu doang. Duduk sini, malu diliatin orang", bujuk Davina.

Terre ga peduli orang di sekitarnya. Ia diam tidak menanggapi Davina. Yang terpenting sekarang ia harus bisa mengendalikan degub jantungnya juga rona pipinya yang masih merah jambu. Kentara sekali ia sedang gugup dan malu.

"Kenapa diem?", Tanya Davina lagi

Terre masih tidak menanggapi. Ia tidak bergerak sama sekali.

"Duduk sini, Re. Gue mau ngomong", lanjut Davina sambil menepuk kursi di samping kanannya.

Mata Terre menyipit curiga. Ia berpikir sejenak, kemudian memutuskan duduk di kursi yang ada di hadapan Davina.

"Mau ngomong apa?", Tanya Terre setelah duduk.

"Pesen dulu. Mau apa?", Tanya Davina.

"Biasa", jawab Terre singkat.

Davina kemudian bangkit dan memesan eskrim cokelat dengan toping oreo, tak lupa ia juga memesan eskrim untuk dirinya. Selang 10 menit kemudian, pesanan Davina sudah jadi dan ia pun membawa nampan kayu berisi 2 mangkok eskrim pesanan mereka.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Davina meletakkan mangkok berisi ekrim cokelat di hadapan Terre, dan meletakkan semangkok eskrim dengan toping buah mangga di hadapannya.

Terre memandang bergantian antar mangkuk eskrimnya dan milik Davina.

"Kok eskrim lu lebih menarik?", Celoteh Terre.

"Mau tuker?", Tawar Davina

"Emang boleh?", Tanya Terre senang.

"Nggak", jawab Davina ringan kemudian menyendok eskrim di hadapannya. Satu sendokan eskrim masuk ke mulut Davina disertai tatapan sebal dari Terre.

"Tau gitu ga usah nawarin", sebal Terre langsung mengalihkan perhatiannya pada eskrim cokelat favoritnya. Eskrim cokelat memang favorit Terre, tapi sepertinya eskrim pilihan Davina lebih menarik minatnya hari ini.

Saat Terre sedang sibuk merutuki pilihannya, Davina menyodorkan sesendok eskrim ke arah Terre. Ia pun menolehkan kepalanya pada sendok berisi eskrim dengan toping buah mangga segar di atasnya.

"Aaakk....", Ucap Davina.

Terre menyipit sebal. Namun sepertinya godaan eskrim lebih besar daripada rasa sebalnya. Buktinya Terre mendekatkan wajahnya dan membuka mulutnya.
Davina tersenyum senang dan menyuapi gadis pendek di hadapannya.


***


"Tumben pagi-pagi ga kusut?", Tanya Gea yang sudah duduk manis di kursinya. Padahal suasana kelas masih sepi, hanya ada beberapa siswa saja yang sudah datang, termasuk Terre dan Davina.

"Lu bareng Davina kan. Davina kemana?", Tanya Gea lagi.

"Biasa, kegiatan basket. Bentar lg ada lomba katanya", jawab Terre acuh.

"Ooooh". Gea manggut-manggut. Ia melirik ke pintu kelas, ada pemandangan menarik yang ia dapati di luar sana.

"Wah... Bakalan ada apa nih?", Batin Gea.



***


Jam istirahat. Terre dan Gea menikmati makanan mereka di tempat biasa mereka nongkrong. Tanpa Davina. Karena gadis itu tengah sibuk latihan basket.

Ada satu hal yang membuat Terre geram sejak tadi mereka tiba di kantin. Beberapa pasang mata memperhatikan dirinya kemudian membicarakan dirinya seolah dirinya tidak ada di sana.

"Mereka pada kenapa sih Ge?", Tanya Terre sambil menyesap minumannya.

"Lu ga sadar emang?", Tanya Gea balik.

"Apaan?"

"Ntar juga lu tau sendiri", jawab Gea acuh.

Terre malas berdebat. Terserah. Dia ga peduli omongan orang.

"Balik kelas yok", pinta Terre yang diikuti oleh Gea. Mereka berjalan kembali menuju kelas melewati lapangan basket. Terre melihat di tengah lapangan basket, Davina sedang mendrible bola kemudian melakukan Jump 3 point dan masuk!

Sorak sorai penonton pun ramai. Padahal yang mereka lakukan hanya latihan, tapi penontonnya hampir seluruh penghuni di sekolah.

Siapa yang ga kenal Davina. Wajah cantik, tubuh tinggi, kulit putih, pintar, jago olahraga, dan kaya raya. Cowok mana yang ga tertarik, bahkan cewek pun sampai bisa lupa gender.

Terre menghentikan langkahnya, diikuti Gea yang berdiri di samping. Terre memperhatikan Davina yang berjalan kepinggir lapangan, disambut banyak cewek yang siap menyodorkan handuk mereka untuk dipakai Davina.

Yang menarik perhatian Terre adalah Keira. Perempuan itu nampak berjalan menghampiri Davina dan menyodorkan handuk miliknya dan langsung diterima oleh Davina. Nampak Keira mencoba mendekati Davina dan mengelap keringat Davina dengan handuknya. Davina tidak menolak. Pemandangan yang membuat orang-orang disekitarnya merasa iri.

Terre dapat melihat gerak gerik Keira. Jelas perempuan itu mencoba menarik perhatian Davina.

Terre mendengus, kemudian melanjutkan langkahnya kembali ke kelas.

Gea yang sejak tadi hanya diam akhirnya mengikuti langkah Terre.

"Serah lu berdua dah. Satu baru adem, yang satunya malah bikin panas", batin Gea.

***

Ges, aku bosaaann ✌🏻
Butuh healing biar ga sinting

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang