Ya, ini kau. Hingga saat ini aku masih tak percaya. Sudah bertahun-tahun lamanya. Kau tak pernah tahu mungkin bahwa aku sangat menyayangimu, merindukanmu.
Betapa hancurnya diriku tanpamu. Karena sesungguhnya kita pernah mengucapkan janji. Kita sudah bersama dari dalam kandungan Mama. Hanya kau, yang mengisi hari-hari indahku, tertawa bersamamu. Sungguh bahagianya saat bersamamu.
Aku benar-benar ingin kau berada disini sekarang. Atau aku harus menyusulmu? Agar kita bisa bahagia dan tenang bersama di surga?
***
Aku sungguh tak kuasa menahan air mata ketika aku sedang mengunjungi tempat peristirahatan Nara yang terakhir.
Lalu, aku menaburkan bunga di atas pusara Nara, saudara kembarku yang sangat ku sayangi.
Aku pun menuju ke mobilku untuk segera pulang ke rumah yang ku tinggali bersama tanteku.
Aku harus tinggal bersama tanteku karena kedua orangtuaku yang super sibuk mendapat pindahan kerja ke New York dan pulang ke Indonesia hanya dua kali dalam setahun.
Aku sekarang sudah kuliah semester 5 di salah satu kampus swasta di Jakarta. Aku tak tahu betapa cepatnya waktu berlalu. Seolah semua kenangan-kenangan yang harusnya bersifat abadi, tenggelam begitu saja dan terlupakan.
Namun, kenangan-kenangan indah masa kecilku bersama Nara tak akan ku lupakan begitu saja.
Dia ku anggap lebih dari sekedar seorang saudara kembar. Namun, ia harus pergi begitu saja dengan tragis.
Sungguh miris dan memilukan. Ia meninggal dengan cara bunuh diri. Saat itu, pihak yang ku benci adalah orangtuaku. Mereka lah penyebab Nara bunuh diri.
Ya, karena Nara adalah anak yang sangat dekat dan manja dengan Mama dan Ayah. Sedangkan aku? Gadis tomboy yang hampir terlupakan.
Menyedihkan memang. Aku bahkan hampir frustasi akan keadaan ini.
Tapi berkat dukungan dan kasih sayang dari Nara, aku anggap itu hal yang biasa.
Aku tak perlu memaksa orangtuaku untuk memperlakukanku sama seperti mereka memperlakukan Nara layaknya seorang putri.
Aku senang menjadi diriku sendiri dan sebagai pasangan kembarnya Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Wings
Короткий рассказSayapku patah sebelah. Dia, malaikat itu pergi meninggalkanku untuk selamanya. Tak ada lagi canda tawa, kebahagiaan ditengah badai topan, ataupun kedamaian sesaat. Sedangkan aku sendirian disini bersama sayap yang rusak. Namun karena dia telah pergi...