2. Pemecatan Semua Guru

157 12 0
                                    

Sekarang terlihat Zenia sedang memeriksa hasil dari bawahannya yang mendapatkan semua informasi tentang pembullyan yang terjadi di sekolah sang adik nya itu, ia tahu sekolah itu milik dia tetapi dia tidak menyangka tidak pernah ada laporan sama sekali mengenai hal tersebut, jadi ia memeriksa sekali lagi tanpa harus bertanya pada kepala sekolah yang menjaga sekolah miliknya.

“Apa ini sudah semuanya?” tanya Zenia kepada orang suruhannya.

“Iya nona, itu sudah semuanya!” jawabnya cepat.

Zenia sedang membaca semua informasi tersebut saat ia mendapatkan hal menarik, kertas yang ia pegang tadi sudah dirinya remas dan terlihat mimik wajah nya mengeras.

“Brengsek.”

Zenia memaki ia tidak menyangka semua guru yang mengajar di sana tidak ada satupun yang peduli akan pembullyian tersebut.

“Perintahkan orang-orang yang sudah gue pilih untuk besok datang ke sekolah dan panggil Reza kesini!” perintah Zenia tanpa menoleh.

“Baik nona,” jawabnya cepat.

Setelah bawahannya keluar dari ruang kerjanya Zenia menarik nafas berat, lalu mengambil handphonenya dan menekan nomor seseorang yang ingin ia telpon.

“Apa Zaura tidak pernah mau meminta pertolongan kalian?!”

“…..”

“Besok bawa semua rekaman cctv dan semua informasi yang kalian dapat di sekolah,”

“…..”

“Tentu saja,”

“….”

“Iya.”

Setelah sambungan telpon itu terputus Zenia pun keluar dari ruang kerjanya menuju kamar sebab hari sudah sangat malam dan besok ia harus ke sekolah untuk mengusir para bajingan yang berkedok guru tersebut.









Dari sini gue ubah nama Zenia menjadi Zaura sebab susah kalau tidak di ganti!
Semangat untuk membacanya yah!



Pagi hari pun datang terlihat pancaran matahari mengenai jendela kamar milik Zaura yang yang masih tidur dengan nyenyaknya, tidak lama kemudian suara jam beker membuat ia bangun dari tidurnya.

Zaura pun merenggangkan tubuhnya barulah ia beranjak turun dari kasur untuk memulai mandinya.

Setelah selesai Zaura keluar dengan pakaian lengkap sekolahnya, ia pun mengambil tas dan berias sedikit baru ia keluar dari kamar menuju ruang makan yang dimana sudah ada keluarganya.

Tap!

Tap!

“Kamu mau tetap tinggal disini atau...,” ucapan daddy Xavier langsung di potong oleh Zaura.

“Aku akan tinggal di kediamanku saja, sebab akan mempermudah rencananya!” ucap Zaura cepat.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan dan mereka sarapan bersama.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan dan mereka sarapan bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twin Brother RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang