5. Menghebohkan Semua Murid

60 3 0
                                    

Suasana kantin yang sangat ramai pada jam makan siang, membuat para siswa/ siswi berbondong untuk makan di sana, sampai beberapa orang memasuki kantin dan membuat para murid seketika terdiam.

Apa yang mereka lihat membuat para siswi syok sebab salah satu pangeran sekolah memasuki kawasan kantin bersama seseorang yang sering di targetkan menjadi bahan bullyan.

Siapa lagi kalau bukan Juan Fian Anggara dan Zivani Zaura Mecca yang baru saja menjadi bahan gosib seluruh murid tersebut, sebab seorang Juan berpacaran dengan orang yang pernah ia bully.

Mereka semua syok, apa yang terjadi pada seorang Juan yang biasanya akan membully Zaura, atau melakukan kekerasan lainnya. Tetapi sekarang yang mereka lihat 180 berbeda dari biasanya.





🌻🌻🌻
Beralih kepada kedua sosok yang dibicarakan Zaura, Juan dan teman-temannya Zaura lagi mengantri untuk membeli makan siang dan tidak mempedulikan para siswa/siswi yang lagi membicarakan mereka.

Sampai suara Juan terdengar membuat Zaura dan teman-temannya mengalihkan pandangan mereka ke cowok tersebut.

“Duduk di sana aja,” ungkap Juan sambil menggandeng tangan Zaura agar mengikutinya duduk di meja yang tepatnya berada di meja para pangeran sekolah.

Zaura yang tidak sempat membuka suara lagi-lagi pasrah saja, sebab ia juga melihat tidak ada meja kosong lagi selain di sana.

Akhirnya Zaura dan teman-temannya pun duduk di meja tersebut, tetapi yang membuat Zaura tidak nyaman adalah tatapan dari para pangeran sekolah tersebut.

“Kaka-kaka semua kenapa natap aku gitu? Apa kami tidak boleh duduk disini?” tanya Zaura dengan tatapan polosnya yang terlihat bingung.

“T-tidak kok, lo boleh duduk disini bersama sahabat lo itu!” jawab Leon cepat.

“Terima kasih kalau begitu, kaka!” ungkap Zaura sambil tersenyum.

Mereka makan dengan tenang, sampai beberapa menit kemudian perhatian para sahabat Juan kembali melihat tingkah Juan yang sangat berbeda tersebut.

Gimana tidak beda, bisa mereka lihat Juan yang membersihkan sedikit noda di dekat bibir tipis Zaura itu, hal itu sontak membuat tatapan tidak percaya bagi orang-orang yang sudah lama kenal dengan seorang Juan.

“Makannya pelan-pelan saja, tidak akan ada yang mengambilnya juga.” Ucap Juan sambil mengusap kepala Zaura.

“Ara lapar tau!” jawab Zaura dengan pipi yang mengembung itu.

“Mau aku cubit pipinya, hm!” jahil Juan sambil menekan-nekan pipi bulat Zaura.

“Iih! Jangan di tekan-tekan, kaka! Ara susah makannya, tau!” kesal Zaura sambil menjauhkan tangan Juan dari pipinya.

HAHAHA!

Tawa pecah dari Juan membuat para murid yang masih di kantin menatap mereka tepatnya Juan, sebab mereka tidak pernah melihat seorang Juan yang tertawa selepas itu.

Sebab walau dengan para sahabanya pun ia hanya tertawa biasa aja, tidak sampai selepas itu. Hal itu membuat mereka semua penasaran apa yang di perbuat Zaura sampai seorang Juan bisa terpikat kearahnya.

Tetapi dari tadi ada beberapa orang yang melihat kemesraan pasangan Juan dan Zaura itu dengan tatapan benci, bingung, sebab mereka tidak tau apa yang terjadi kepada cowok tersebut.

“Kak Juan,” panggil Zaura kepada cowok yang berada di sampingnya ini.

“Ada apa?” tanya Juan menatap lembut cewek yang sudah ia akui sebagai pacarnya ini.

Twin Brother RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang