Tuyul Tak Bertuan

40 4 0
                                    

Kring

Terdengar bunyi lonceng pintu, pertanda ada pengunjung yang masuk ke dalam minimarket.

"Selamat datang, selamat berbelanja!" Sapa salah satu pegawai minimarket pada calon pelanggan yang baru saja masuk. Ia mengambil beberapa barang di rak lalu pergi ke meja kasir.

Tit

Tit

Tit

Bunyi mesin barcode terdengar bersahutan seiring dengan barang-barang yang discan satu persatu.

"Ada tambahan lagi kak?" Tanya kasir berambut panjang sebahu itu. Benar, itu Dewi. Dia bekerja paruh waktu di minimarket ini.

"Itu aja," orang yang dipanggil kak itu menggeleng.

"Mau sekalian isi pulsanya? Atau promo tebus murahnya?"

Lagi-lagi ia menggeleng.

"Baik, totalnya jadi empat puluh tujuh ribu rupiah. Pembayarannnya tunai atau non-tunai?"

"Tunai aja."

"Baik, uangnya pas ya kak. Ini barangnya dan ini struknya."

"Terimakasih."

"Sama-sama."

Kring

Pembeli itu keluar minimarket bersamaan dengan dua pemuda lainnya yang masuk. Zayn dan Haikal.

Zayn meminta Haikal untuk mengantarnya membeli cemilan guna membuat buket snack sebagai hadiah perayaan 100 hari jadiannya dengan Bella. Dia bisa saja pergi sendiri, namun belakangan ini banyak rumor seram mengenai minimarket ini, jadi ia mengajak temannya agar tidak terlalu takut.

Sebenernya Haikal malas pergi keluar malam-malam begini karena di jam-jam seperti ini akan banyak hantu yang berkeliaran. Tapi seingatnya hari ini jadwal shift malam kak Dewi di minimarket, jadi ya tak apa lah, bisa sekalian modus, pikirnya.

"Mending cokelat yang ini apa yang ini ya?" Tanya Zayn pada Haikal sembari memperlihatkan 2 bungkus cokelat di tangannya.

"Terserah," jawab Haikal malas.

Kresek kresek

Kresek kresek

Pupil Haikal begerak ke sudut mata kiri bawahnya guna melirik ke belakang, tanpa perlu menoleh. Sedari tadi terdengar suara berisik yang cukup mengganggu dari belakangnya. Benar saja, ia melihat sepasang kaki jenjang di bawah sana...

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

... masih menapak di lantai. Sehingga ia memberanikan diri untuk menolehkan kepalanya ke belakang.

Nampak anak laki-laki tanggung dengan perawakan jangkung sedang asyik bermain-main dengan tumpukan snack di rak.

Merasa diperhatikan, anak laki-laki itu berbalik menoleh ke arah Haikal. Kedua mata mereka saling bertemu.

Haikal refleks berpaling ke arah sebaliknya.

Manusia bukan ya? - Batinnya.

Ia memberanikan diri untuk kembali menengok ke belakang. Namun nihil, anak laki-laki itu sudah tidak ada. Mungkin ia merasa tak nyaman sudah ditatap olehnya. Ia tak mau ambil pusing, jadi kembali mengalihkan pandangannya ke depan, namun...

 Ia tak mau ambil pusing, jadi kembali mengalihkan pandangannya ke depan, namun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MYSTIQUE (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang