"Aishh sial banget aku. kenapa ya aku terus terusan ketemu sama cowo pecundang bajingan brangshek kaya mereka, mati aja bisa ga sih lelaki kaya gitu hidup aja ga berguna banget, kenapa sih tuhan orang jahat dikasih umur panjang." Gerutu Aruna yang terus terusan memaki maki pria yang membuatnya marah hari ini, Aruna melemparkan tasnya dan langsung berbaring dikasur dengan menatap langit dingding kamarnya dengan nuansa asteroid dan hiasan bintang bintang kecil disana memberikan ketenangan setelah lelah bekerja seharian."Jatuh cinta itu seperti apa sih? Aruna berkata kepada diri sendiri sembari menatap bingkai Poto besar disudut kamarnya yang bergambar Poto park jisung boyband Korea yang amat dia cintai sejak lama.
Hei jisung, masa iya sih aku bakal terus terusan suka sama kamu terus, aku cape tau, aku juga butuh sosok yang bisa peluk aku pas lagi cape, aku butuh sosok yang bisa ngusap air mata aku pas aku lagi nangis, tapi aku takut jisung.. aku takut salah pilih aku takut hal itu keulang lagi, aku takut dimarahin didepan umum lagi, aku takut cuman dijadiin pelampiasan lagi, aku takut dijadiin mainan lagi, aku takut dijelek jelekin sama hal yang ga pernah aku lakuin, aku takut jiii, ujung ujungnya balik lagi bucinin kamu, makasih yaaa meskipun kamu ga bisa peluk aku, ga bisa ngusap air mata aku tapi kehadiran kamu mampu bikin aku tenang, aku janji ga bakal suka sama siapapun kecuali kamu, semoga aku bisa menjadi manusia yang baik yang bisa hidup tenang, tidak masalah jika tidak menikah sekalipun.Aruna langit rinjani seorang wanita yang sibuk meyakinkan dirinya sendiri setiap hari bahwa dia bisa menjalani hidup layaknya remaja pada umumnya, sekalipun dengan cara yang berbeda.
dia dipaksa kuat sejak usia 15 tahun yang memasuki usia remaja, Aruna punya banyak mimpi yang harus ia kubur sedalam-dalamnya, disaat anak anak remaja pada umumnya menghabiskan waktu bersama temannya, pasangannya, bahkan keluarganya sekalipun. hal itu tidak bisa Aruna rasakan semenjak orang tuanya berpisah, kehangatan keluarga sudah tidak bisa dirasakan lagi oleh aruna. Dia harus berjuang sendiri atas kehidupan yang ia jalani saat ini, terluka, dikhianati, disakiti, trauma dan depresi ia simpan sendiri tanpa harus cerita kepada siapapun.
Bahkan diusia mudanya ia harus terus menerus menyaksikan orang tuanya yang terus bertengkar, ibunya yang sering menangis, dan ayah yang hanya diam saja ketika melihat istrinya menangis. Hal seperti itu membuat aruna benci dengan pernikahan, bahkan aruna tidak menjadikan bahwa menikmati hidup tidak harus dengan menikah. aruna menganggap semua lelaki adalah mahluk yang amat sangat kejam, aruna mengatakan hal seperti itu karena pengalaman hidupnya."Akhirnya beres juga, ahhh disana ada bunga yang belum aku susun ternyata.. aaaaaaa tidak ini bunga baru kayanya bagusss bangettt." Saat aruna tengah menikmati keindahan dari bunga yang sedang ia susun tiba tiba datang seorang lelaki yang tak asing. Iya dia adalah suami dari bos pemilik toko bunga ini, aruna sangat membencinya karena suami bosnya itu sering menggoda aruna ketika istrinya tidak ada, aruna ingin melawan tapi tidak bisa, aruna takut jika dia melawan akan jadi masalah besar, aruna bukan siapa siapa dia hanya orang biasa, dia takut jika dia berbicara jujur pada orang orang dia yang akan disalahkan, mau tidak mau aruna hanya bisa menahanya, sesekali aruna menangis dan berterik tanpa suara saking kesal dan marahnya.
"Pagi aruna, bunga nya cantik ya? Kaya yang jualnya."
"Eh bapak, hehehe pagi juga pak".
"Aruna udah makan belum?."
"Udah pak, saya udah makan tadi."
"Aruna cantik bangett pake baju merah muda sembari mengelus elus rambut aruna, hal ini membuat aruna risih dan takut.
"Makasih pak." aruna langsung duduk dikursi yang memang sudah disediakan disana
"Aruna, kamu ga pernah keliatan pacaran, mau pacaran sama saya?? Kita bisa rahasiain sama istri saya. istri saya itu suka marah marah, saya Dateng dari luar kota dia bukannya gimana gimana dia malah cemberut aja, saya kesepian aruna jadi pacar saya aja ya". Dia berbicara sambil memaksa aruna agar mau menjadi pacarnya, dia juga sesekali memegang tangan aruna, mengusap paha aruna yang semakin membuat aruna ketakutan, heii bukankah itu sama saja pelecehan seksual??
Aruna menghindar tanpa berkata sepatah katapun, keringat bercucuran diseluruh badanya, kondisinya lemas, bahkan nafas aruna juga sangat berat dia rasakan, PRIA BRENGSEK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang [on Going]
Historia CortaSeorang wanita yang bersumpah untuk tidak akan mencintai lelaki manapun bahkan pernikahan bukanlah akhir tujuan hidupnya. sampai ia dipertemukan dengan sosok lelaki yang bisa membuatnya nyaman. Lantas bagaimana dengan sumpah nya itu? dia melanggar n...