Pertemuanku dengan Penny dan Bill membuat aku harus mencari dengan Hagrid. Menurut mereka, Hagrid mungkin tahu lebih banyak tentang Boggarts mengingat dia adalah sosok yang sangat peduli dengan makhluk-makhluk yang mengerikan. Sampai di sana, dia tengah menunggu di dekat pancuran air mancur dengan bajunya yang berwarna coklat dan kerah merah hati.
"Julie! Senang bertemu denganmu disini" sapanya membuka percakapan.
"Hei Hagrid, Bagaimana musim panasmu?" sambungku sambil duduk disebelahnya.
"Sungguh luar biasa. Terima kasih sudah bertanya tentang hal itu. Aku menjaga satu liter bayi Flobberworms di gubuk aku, tapi sekarang mereka sudah besar. Sekarang aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan pada mereka."
"Hmm, Jika mereka sudah cukup dewasa, mungkin bagusnya mereka dilepaskan kembali ke alam asalnya. "
"Ide yang bagus itu Julie. Mereka bisa menghasilkan keluarga Flobberworms yang bahagia di dalam tanah. Aku selalu tahu kamu mempunyai hati yang baik Julie. Ngomong-ngomong tentang Flobberworms, Apa yang bisa aku lakukan untukmu, Julie?"
"Hagrid, aku disini untuk menceritakan tentang apa yang terjadi di kelas Herbologi ruang rumah kaca tiga. Kami menemukan Baggort yang keluar dari salah satu pot dan hampir menyerang Penny. Kami cukup beruntung ada Prof.Sprout ketika terjadi kejadian itu. Saat ini Penny sudah baik-baik saja setelah dibawa ke Hospital Wings. Aku baru saja ketemu dengan Penny dan Bill dan mereka memintaku untuk bertemu denganmu untuk menanyakan apakah Hagrid tahu bagaimana bisa Baggort bisa masuk ke dalam situ."
Hagrid menatapku seakan-akan itu hal yang paling mengerikan yang pernah dia dengar.
"Boggart? Aku belum pernah bertemu dengannya bertahun-tahun. sejak itu sampai sekarang tidak"
"Sejak kapan Hagrid?"
"Sejak kakakmu sekolah di Hogwarts, datang menanyakan tentang Baggorts, dan semuanya."
"Mengapa kakakku menanyakan tentang Boggarts? Apa yang dia tanyakan? Apa yang kamu katakan kepadanya?"
"Tenang, Julie. Aku akan memberitahumu apa yang ingin kamu tahu."
Hagrid kemudian menceritakan tentang panjang lebar sedsngksn aku dengan seksama mendengar semuanya. Maaf, aku tidak akan menulisnya disini karena privasi dan untuk keselamatan aku. Entah berapa lama dia menceritakannya, aku seperti sedang melihat kejadian itu langsung dengan mataku sendiri.
"Begitulah kejadiannya Julie. Hanya itu yang bisa aku ingat."
"Jadi, kakakku mengira bahwa Boggarts itu ada hubungannya dengan ruangan yang terkutuk itu?"
"Dia mengira salah satu dari pintu ruangan yang terkutuk itu terlibat dalam memainkan ketakutan siapa saja yang membukanya. Jika Boggarts tiba-tiba muncul di Hogwarts, itu mungkin berarti ada seseorang yang sedang mengganggu ruangan yang terkutuk itu."
"Hmm, kakakku mungkin sudah banyak melakukan penelitian tentang ruangan yang terkutuk sebelum menghilangnya. Apakah Hagrid tahu dimana dia menyimpan buku catatannya?"
"Kakakmu tidak mempunyai banyak teman di Hogwarts. Namun, dia sering menghabiskan banyak waktu di The Three Broomsticks di Hogsmeade."
"The Three Broomsticks? Benarkah?"tanyaku seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar.
"Madam Rosmerta, wanita yang bekerja di penginapan itu, Aku berasumsi mungkin dia tahu tentang dimana kakakmu menyimpan buku catatannya. Jika Julie ingin pergi ke Hogsmeade, aku dengan senang hati bersedia membawamu .
"Itu luar biasa Hagrid. Kami seluruh siswa-siswi Hogwarts tahun ketiga akan pergi ke sana untuk karyawisata. Kamu akan menyukainya, Julie. Bicarakan dengan Kepala Gryffindor kalian untuk kepastian perginya. Aku akan menyambut kalian di The Three Broomsticks."
Selepas dari Hagrid, aku mengirimkan memo kepada Rowan melalui burung hantu untuk menanyakan dimana posisinya karena aku ingin bertemu dengannya. Tak lama, aku mendapatkan jawaban darinya untuk segera pergi ke markas Gryffindor karena Prof. McGonagall ada pengumuman penting untuk semua Gryffindor. Dia akan menyusul ke sana juga. Ketika aku sampai disana, Prof. McGonagall tengah menunggu di tengah ruangan dengan warna merah dekat api unggun. Dia mengenakan baju sihir formal yang berwarna hijau dan topi sihir berwarna hitam di atas kepalanya. Pada saat aku memasuki ruangan itu, dia menghampirku tanpa sedikitpun senyum di wajahnya.
"Dan kemana anda pikir mau pergi, Nona Carter?"
"Ke Hogsmeade untuk karyawisata seperti yang tahun ketiga lainnya. Aku mempunyai slip izin untuk pergi kesana."
"Malangnya, aku ada instuksi khusus untuk melarangmu meninggalkan perkarangan sekolah meskipun ada slip perizinan."
"Apa? Itu tidak adil. Kamu tidak boleh melakukan hal itu!"
Prof. Mc Gonagall menatapku dengan matanya setajam pisau.
"Aku akan mengadilimu dari apa yang aku bisa dan tidak bisa. Kamu telah berulang kali melanggar peraturan di Hogwarts, membahayakan kawan dekatmu, dan menunjukkan perilaku yang tidak bisa dikontrol."
"Aku telah menyelamatkan Hogwarts dari kutukan es itu!" seruku membela diri dari serangan yang menjatuhkan darinya.
"Kamu menganggap kami para Professor tidak dapat mengendalikan situasi Hogwarts yang ketika itu berada dalam bahaya dan menjamin keselamatan siswa-siswi kami. "
"Aku mohon, Prof McGonagall, Aku harus ikut pergi ke Hogsmeade untuk bertemu Madam Rosmerta di The Three Broomsticks. Hanya dia yang mungkin tahu apa yang terjadi dengan kakakku dan ruangan yang terkutuk itu."
"Kamu itu sedang mendemonstrasikan apa yang barusan aku katakan padamu Julie. Sama seperti kakakmu, kamu lebih fokus dengan petualangan di ruangan yang terkutuk dan bahaya itu dibandingkan fokus dengan pelajaran sihirmu. Jika kamu ingin pergi ke Hogsmeade, kamu harus menunjukkan kepadaku kalau kamu belajar dengan serius. Kemudian, aku akan mengizinkanmu pergi ke Hogsmeade."
"Baik, Prof.McGonagall. Aku mengerti."
Prof. McGonagall kemudian meninggalkanku sendiri dan meneruskan pengumumannya ke seluruh Gryffindor lainnya. Aku duduk disana sambil melihat mereka sedang mengikuti pembekalan field trip itu dengan rasa mendung yang kemudian menjadi hujan dengan sangat deras.
"Julie, aku sudah mendengar semuanya. Aku sangat prihatin dengan apa yang kamu rasakan saat ini" sapa Rowan menghiburku setelah duduk berhadapan denganku sehabis acara itu.
"Tidak apa-apa, Rowan. Terima kasih atas perhatiannya. Aku sepertinya harus mengambil perhatian penuh di setiap pelajaran, dan belajar hingga mataku meleleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Julie Carter and The Letter from No One
FanfictionJulie kini sudah memasuki tahun ketiga di Hogwarts. Banyak hal yang telah terjadi sudah mencair. Namun ada suatu hal yang masih mengantung. Siapa sebenarnya yang menulis surat misterius itu dan apa maunya?