Julie berjalan melewati lorong-lorong yang berliku-liku di Hogwarts, merasa kagum dengan keajaiban kastil sihir itu. Saat itulah matanya tertarik pada sosok yang mencolok di tengah kerumunan siswa - seorang gadis dengan rambut merah cerah yang berdiri tegak di depan papan pengumuman. Gadis itu adalah Tulip Karasu, seorang penyihir aneh dan eksentrik yang memiliki reputasi sebagai ahli kejahatan kecil.
Tulip, dengan mata yang memancarkan kecerdasan, melirik Julie dan tersenyum licik. "Hei, Julie! Aku mendengar kabar bahwa kamu adalah penyihir paling berani di Hogwarts. Ayo, ikuti aku!"
Julie, penasaran dengan penampilan dan aura misterius Tulip, mengikuti gadis itu dengan hati-hati. Tulip membawa Julie ke aula kosong yang tersembunyi di balik lemari rahasia. Dengan napas tertahan, Tulip menjelaskan bahwa buku catatannya, yang berisi rencana licik dan trik-trik yang dihasilkan dari tahun-tahun pengalamannya, dicuri oleh Ismelda Murk, seorang penyihir jahat yang kerap mencuri barang-barang berharga.
"Tentu saja, Ismelda ingin menggunakannya untuk tujuan jahat," kata Tulip dengan serius. "Kami harus mengambilnya kembali sebelum dia memanfaatkannya dengan buruk."
Julie merasa tertantang oleh tantangan yang diberikan Tulip dan dengan tekad yang bulat, dia bersedia membantu. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam merencanakan aksi penyusupan yang rumit dan penuh ketegangan. Tulip menggunakan keahliannya dalam sihir ilusi dan Julie menunjukkan keterampilan mereka dalam penyihir bertopeng.
Akhirnya, malam yang ditunggu-tunggu tiba. Dengan hati-hati, Julie dan Tulip menyusup ke ruang rahasia Ismelda dan berhasil mengambil kembali buku catatan Tulip tanpa terdeteksi. Adrenalin memacu di dalam diri mereka saat mereka melompat dari bayangan ke bayangan, menjauh dari jangkauan mata Ismelda yang tajam.
Setelah berhasil keluar dari ruangan Ismelda, Tulip menarik napas lega. Dia memandang Julie dengan penuh kekaguman dan kegembiraan. "Julie, kamu sungguh luar biasa!" katanya, melambaikan buku catatan di udara. "Kita berhasil, kita berhasil!"
Julie tersenyum, merasakan kebanggaan dan kepuasan dalam hatinya. Ia melihat Tulip dengan penuh rasa terima kasih. "Kamu juga hebat, Tulip! Tanpa bantuanmu, aku tidak akan bisa melakukannya. Kita adalah tim yang sempurna!"
Tulip dan Julie bergandengan tangan saat mereka kembali ke lorong-lorong Hogwarts yang tenang. Mereka tertawa dan bercanda, merasakan ikatan yang semakin kuat di antara mereka. Tulip menatap Julie dengan penuh harapan dan berkata, "Kamu tahu, Julie, aku merasa kita bisa menjadi tim yang hebat. Kita bisa menjalankan petualangan yang luar biasa bersama!"
Julie menganggukkan kepala dengan antusiasme. Ia merasa hubungan mereka dengan Tulip telah menjadi lebih dari sekadar rekan sepetualan. Mereka berjanji untuk bekerja sama di masa depan, menjelajahi rahasia-rahasia Hogwarts yang masih belum terpecahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julie Carter and The Letter from No One
FanfictionJulie kini sudah memasuki tahun ketiga di Hogwarts. Banyak hal yang telah terjadi sudah mencair. Namun ada suatu hal yang masih mengantung. Siapa sebenarnya yang menulis surat misterius itu dan apa maunya?