01. Her

1 0 0
                                    

Chapter 01 of Fluorescence:
She. Colour. Question.

· · · · ·

"Shit! Si bener tuh gue ngitungnya!"

Tidak ada angin tidak ada hujan, tidak ada hal yang patut dimaki pula, sumpah serapah muncul dari mahasiswa berambut gondrong yang sedang duduk di kursi dekat sekre itu.

Freya menoleh ke arah Elang, si abang-abangan kampus yang sedang berkutat dengan soal latihan quiz. "Kenapa sih lo?"

"Bener gak hasilnya ada sincos-nya?"

Freya terdiam. "Nggak."

Elang membanting kecil pulpen yang dipegangnya ke meja, mengusap wajah gusar, lalu memutuskan untuk menutup wajahnya dengan tangan. Laki-laki itu memaki-maki kecil dirinya sendiri dan mungkin, soal yang dia kerjakan tadi.

Zoe, gadis dengan rambut berwarna blonde dicepol--yang menandakan bahwa dia sedang dilanda stress berat--menghela napas.

"Tantrum kan dia?" tanya Zoe sambil menuliskan jawaban penuh angka di kertas yang sudah tidak berbentuk di hadapannya.

Atalla mengangguk. "Ya iya tantrum. Quiz besok, belajarnya hari ini. Tolol."

"Ya kita dong tolol?!" Zoe berucap galak.

"Iya emang tolol!" Atalla berdeham. "Kecuali Freya, sih."

Freya terkekeh meledek. "Makasih ya pujiannya."

Zoe dan Atalla berdecak, kemudian kembali mengerjakan soal yang sedari tadi menghantui mereka. Sama halnya dengan Freya yang kembali mengerjakan soal terakhir dari deretan soal matematika yang membuatnya ingin muntah.

Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, ke-empat pemuda itu belum ada yang ingin beranjak dari meja dan kursi di depan sekre himpunan kecintaan mereka. Alasannya simple. Menurut Elang:

"Belum ada yang bisa pergi dari meja sekre sebelum ngerjain sepuluh soal, deal?"

Dan disini lah mereka, mati-matian mengerjakan 10 soal essay beranak analitis matematika yang membuat kepala mereka serasa ingin meledak.

"Eh ini hasilnya bener nggak Frey?" Atalla bertanya pada Freya mengenai 1 soal yang sudah Freya kerjakan. Freya mengamati jawaban Atalla.

"Integral lu disini salah Ta."

Atalla memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas. "Kayaknya gua salah jurusan, dah."

Hidup sebagai mahasiswa teknik zaman sekarang dengan status gen z yang mentally unstable itu jelas membuat Atalla selalu mempertanyakan keputusan pilihan jurusannya disaat-saat seperti ini.

Begitulah dilemanya. Semoga kalian tidak seperti Atalla, ya.

Freya menaruh pensil mekaniknya di atas meja, menghela napas. Gadis itu sudah mengerjakan 10 soal yang ditargetkan. Kini dia bebas mengekspresikan pikirannya ke arah yang lebih imajinatif tanpa perlu memikirkan deretan rumus dan angka.

Angin malam menerpa tubuh Freya. Waktu menunjukkan pukul 8.50 malam. Tidak terasa, sudah 20 menit mereka fokus mengerjakan soal. Keheningan menyergap, membuat pikiran Freya lebih fokus dari sebelumnya dengan mata yang menatap ke sekitar.

FluorescenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang