Episode 1

52 4 1
                                    

"H-Hai . Perkenalkan nama saya Hanara Hujan. Orang-orang sering memanggil saya Hujan . Usia saya 16 tahun yang sekarang duduk dibangku SMA kelas X-Mipa 5 . Di SMA ini banyak guru-guru yang mengenali saya karena saya sering banget ikut lomba seperti debat ,olimpiade, basket,duta hukum. Sekarang saya tinggal bertiga di rumah, hanya mama,abang,dan saya sendiri. Papa? Ehmmm,papa mama cerai ketika saya di kelas 3 . Di SMA ini saya mempunyai 3 sahabat yang tercinta dan saya sayangi , sayang nya kami seperti nasi dan lauk ,sama-sama saling melengkapi . Mereka adalah Intanna Karina , Shulfika , dan Cerli Bulan Purnama. Saya dan karina setiap sore pulang sekolah bermain basket , kalau Shulfika Ketua osis kebersihan dan Cerli si wakil kebersihan. Ooh...iya ,saya dan karina juga punya sahabat cowok di kelas ini namanya Valentino Xavier . Kami bersahabat juga sejak pertama kali masuk SMA ini . Dan pelaj-".....TiNgnGNg....it's time to begin the second lesson.
    "Oke anak-anak cukup disini pengenalannya ,karena bel sudah habis . Bagi yang belum sempat pengenalan kita sambung di hari pelajaran ibuk ,yang terpenting kalian sudah tau bahwa nama ibuk adalah ibuk Jessi ,dan ibuk adalah pengganti guru seni lama kalian yang mengajari di kelas ini sebelumnya . Terima kasih dan saya akhiri , sampai jumpa di hari lain".
    Kelas X-Mipa 5 menjadi heboh setelah ibuk Jessi beranjak keluar dari kelas, membicarakan betapa tegas dan juteknya buk jessi ketika melihat anak-anak mipa 5 .
     "Isshh, kesel kali aku cuyy. Aku dah capek-capek ditambah takut ,jadinya buat di kertas kalimatnya saking takutnya lihat ibuk tu biar ngak gugup waktu ngomongnya, eh malah habis jam AaRgHGhgH...." . Ucap Shulfika dengan nada emosi". Karina dan hujan cengir mendengar kekesalan shulfika.

"Kata anak kelas lain ,aku dengar ibuk Jessi tuh galak banget waktu ngajar ,kalau ngak bisa jawab pertanyaan dari ibuk tu ,katanya disuruh lari keliling lapangan sepuluh kali sambil pegang karton di gantung di leher yang bertulisan otak aku ketinggalan di wc".

"Ehh, kamu siapa bilang cer?"

"Aku dapat info dari kelas mipa 2 shul".

"Ih ,apaansih kayak gitu kali, guru lain ngak ada kasih hukuman kayak gitu . Palingan yang kita pernah Alami sejauh ini cuman di suruh berdiri disamping papan tulis".

"Karina-karina ,namanya juga guru killer" Shulfika menjawab dengan memukul lengan karina .

"Shul ,kalau emosi sama ibuk jessi , jangan emosi sama kita jugak dong".

"Shulfika kan penakut , biasalah anak mami. Maklumi aja deh Hujan". Ucap Cerli sambil membuat muka manja.

Cerli ,karina, dan hujan ketawa sambil meledeki si Shulfika".
   
Matahari pagi di jam 9.30 membuat siswa-siswi di X-Mipa 5 bermuka cemberut dikarenakan jam 9.30 waktu pelajaran fisika setelah pelajaran ibuk Jessi selesai di hari selasa. Bukan nya guru fisika yang datang melainkan wakil ketua osis yang melangkahkan kaki nya didepan pintu , dan didepan pintu sedang ada Xavier yang sedang berdiri. Tampaknya wakil osis itu sedang berbicara sesuatu kepada Xavier ,dan xavier pun meng-angguk anggukkan kepala. Ketika wakil ketua osis beranjak pergi ,xavier berbalik badan dan berteriak ke kelas "WOII!! Tadi ada abang wakil ketua osis bilang kalau kita disuruh jumpai pelatih seni di ruang multimedianya".

Seisi kelas X-Mipa 5 itu tidak ada yang peduli ,kecuali hujan.

"Karin, yok jumpai pelatih seni tu"

"Ngak ah males ,capek naik-turun tangga" .Karin menjawab dengan muka males"

"Yok Shul, sebelum bapak fisika tu ke kelas".

THE ZRAVVINDERLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang