Hari ini merupakan hari pertama Jihane berkerja sebagai Staff bagian keuangan di PT. Haque Company.
Meskipun tempat ini mempunyai banyak karyawan tetapi suasananya sangatlah hening. Semua orang sibuk mengerjakan perkerjaannya masing-masing tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Bukankah ini aneh?
Seorang pria tampak berjalan mendatangi meja Jihane. Ia berdiri tepat di depan mejanya, lalu menyerahkan setumpuk berkas "Kau kerjakan seluruh laporan ini. Jika ada yang tidak kau mengerti, tanyakan saja padaku." perintah pria itu yang tak lain adalah salah satu manajer perusahaan.
Jihane mengangguk paham "Baik, tuan."
Jihane mengerjakan seluruh pekerjaan yang diberikan dengan sangat baik, bahkan, Jihane juga sangat cepat mempelajari hal-hal baru di perusahaan ini.
"Jihane." panggil sang manager yg sudah berdiri didepan meja Jihane.
Jihane mendongak "Ya, Tuan?"
Manajer itu menyerahkan satu map berisi satu lembar kertas "Mintakan tanda tangan berkas ini pada Nona Aghni." titahnya.
Jihane sempat mengeryitkan dahi sebelum menganggukan kepala, karena nama itu terdengar sangatlah asing ditelinganya.
"Nona Aghni adalah pimpinan perusahaan ini, ruangan beliau ada dilantai tiga. Jika kau tak mengerti, kau bisa menanyakannya pada staf yang bekerja dilantai itu." jelas sang manajer yang seolah mengerti arti ekspresi Jihane.
Jihane mengangguk paham "Baiklah, permisi Tuan."
Setelah bertanya kepada beberapa orang karyawan yang bekerja dilantai tiga. Akhirnya, Jihane menemukan ruangan Nona Aghni. Ruangan paling besar dan luas di lantai ini, tetapi terletak di paling ujung.
Tok tok
"Nona?" panggil Jihane, tetapi tak ada sautan dari dalam.
Tok tok tok
"Nona?" Panggilnya lagi, dan berakhir dengan hasil sama.
"Ahh, sebaiknya aku masuk. Siapa tau Nona Haque itu berada didalam." batinnya setelah berpikir cukup lama.
Tanggan Jihane terulur memutar knop pintu ruangan itu secara perlahan-lahan.
Ceklek
Kepala Jihane setengah menyelinap masuk di sela-sela pintu.
"Nona?" panggilnya, dan ternyata tidak ada siapapun disana. Hanya sebuah ruangan luas yang tampak kosong.
Jihane memutuskan masuk ke dalam dengan kening mengerut bingung.
Sedangkan Aghni yang sedang berada diruangan lain, tetapi masih tergabung dengan ruang kerjanya sontak terkejut. Seluruh badannya mendadak menegang. Ia sesegera mungkin keluar dari ruang pengap yang sangat minim penerangan.
Aghni keluar tergesa. Matanya menangkap sosok perempuan yang menabraknya kemarin hari. Ia menatap tajam perempuan itu dengan ekspresi sedatar-datarnya.
Jihane juga tak kalah terkejut saat mengetahui bahwa orang yang ia tabrak kemarin adalah pimpinan perusahaan ini. Tetapi itu hanya berlangsung beberapa detik. Jihane kembali pada tujuan awalnya datang keruangan ini.
"Nona?" panggilnya, karena sedari tadi Aghni hanya diam ditempat tanpa bersuara sedikitpun.
Tidak mendapat sautan. Pandangan mata Jihane beralih pada tangan Bos-nya yang masih saja enggan berhenti menatapnya "Nona, lihatlah tanganmu terluka!" serunya terkejut dengan telapak tangan menutup mulut, saat melihat begitu banyak darah ditangan kanan Aghni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopathic Girl
RomanceBagaimana ketika seorang psikopat kejam menelan ludahnya sendiri, karena jatuh hati pada korbannya? ......... "Jihane. Bolehkan aku menciummu untuk sekali saja?" ........ "Sesekali tersenyumlah. Aku tak pernah melihatmu tersenyum." "Baiklah, seperti...