Hari ini tepatnya menginjak seminggu sudah Jihane bekerja di Haque Company. Ia mulai terbiasa dengan suasana juga orang-orang yang bekerja didalamnya. Tak jauh berbeda seperti pimpinan mereka Nona Aghniny Haque. Seluruh pekerja disini sangat dingin dan acuh kecuali dirinya, Leo, dan Laura.
"Jihane!" panggil seorang wanita sedikit berteriak dari ambang pintu lalu berlari kecil menghampiri mejanya.
Jihane menoleh "Jangan berteriak, Laura!" peringatnya, melirikan mata kesekitar.
"Baiklah, maafkan aku." ujar wanita bernama Laura itu menyengir lebar "Ingin makan siang bersama?" ajaknya.
Jihane mengangguk "Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan membereskan mejaku terlebih dulu."
Setelah Jihane selesai membereskan tumpukan kertas dimeja, dan hendak beranjak pergi bersama Laura. Tiba-tiba ..
"Jihane!" panggil seorang pria tegap berpakaian formal itu, yang kini telah berdiri di sebelah Jihane "Kau ingin makan siang bersama ku?"
"Maaf, sepertinya tidak. Aku akan makan siang bersama Laura, Tuan Leo."
"Tidak!" sahut Laura sedikit berseru, yang mengundang tatapan dari keduanya
"Aku tidak jadi mengajaknya. Kau bisa membawanya, Tuan Leo." imbunya
"Tap---" protes Jihane terpotong.
"Kau pun bisa pergi makan siang bersama dengan kami." tawar Leo pada Laura.
Laura menggeleng cepat "Tidak. Aku tidak ingin menganggu kalian. Aku akan makan siang bersama Viona." ujarnya dengan mengedipkan sebelah mata ke arah Jihane.
"Bersenang-senanglah." bisiknya, pada Jihane sebelum beranjak keluar.
Leo dan Jihane berjalan beriringan menyusuri koridor kantor hendak menuju kantin. Tak sedikit banyak yang menatap heran keduanya. Bagaimana tidak, Leo yang notabene asisten Ceo berjalan beriringan bersama anak baru itu. Bahkan mereka juga terlihat dekat, saling melempar gurauan lalu tertawa bersama, sehingga mengundang berberapa gosip dari para karyawan.
Leo menarik kursi "Duduklah." perintahnya pada Jihane, saat mereka telah sampai dikantin kantor.
"Terimakasih."
Leo mengulum senyum manis.
Jujur saja. Leo sangat menyukai Jihane sejak pertemuan pertama mereka. Menyukai senyuman, kecantikan juga pribadi Jihane yang ramah, nyaris tanpa cela.
Tetapi ia belum berani mengukapkan sekarang, biarlah semua berjalan perlahan. Jika memang memungkinkan, ia ingin menjadikan Jihane kekasihnya. Suatu keberuntungan bagi Leo jika hal itu dapat menjadi nyata.
"Bagaimana pekerjaanmu? Apakah kau merasa nyaman bekerja di perusahaan ini, Jihane?" tanya Leo bertepatan dengan kedatangan makanan yang telah mereka pesan.
Jihane menggeser piringnya "Semuanya berjalan lancar, Leo. Aku sangat nyaman bekerja di perusahaan ini, y-yaa meskipun orang-orang terlihat begitu serius."
"Yaa, aku mengerti maksudmu. Tak perlu terlalu dipikirkan memang para pekerja telah diajarkan untuk serius dengan pekerjaan mereka." jelas Leo yang mendapat anggukan kepala dari Jihane.
Mereka menyantap makan siang masing-masing. Leo tidak sedikitpun melepas pandangannya dari bidadari manis didepan matanya ini. Bahkan jika dilihat lagi, Leo lebih memperhatikan Jihane yang sedang makan dari pada sepiring makanannya sendiri.
"Jihane, Lusa perusahaan akan mengadakan pesta. Apakah kau ingin mendatanginya bersamaku?" tanya Leo ragu-ragu "Ah, ya Jika kau tak mau, aku tak akan memaksa." imbuhnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopathic Girl
RomanceBagaimana ketika seorang psikopat kejam menelan ludahnya sendiri, karena jatuh hati pada korbannya? ......... "Jihane. Bolehkan aku menciummu untuk sekali saja?" ........ "Sesekali tersenyumlah. Aku tak pernah melihatmu tersenyum." "Baiklah, seperti...