Hai-hai penikmat cerita ini...
Kalo lagi senggang, jangan lupa baca cerita ini, ya?Jangan lupa spam komen, vote dan black heart-nya yaa...🖤🖤🖤
•••
"Bunga! Ayo sarapan!" Suara ranum wanita setengah baya menggema ke seluruh penjuru rumah.
"Iya, Bunda! Sebentar!" Itu Bunga. Gadis ayu yang baru saja dipanggil oleh sang Bunda.
Setelah menyematkan tipis bedak padat pada wajah manisnya dan sedikit lip balm natural pada bibir ranumnya, gadis itu bergegas keluar dari tempat persembunyiannya sembari menenteng tas ransel putihnya.
Begitu berada di ruang makan, aroma masakan Bunda lah yang menjadi atensi pertama rongga hidungnya. Bunga meletakkan tasnya diatas kursi lantas membantu Bunda hendak membawakan piring serta mangkuk berisi beberapa menu untuk sarapan.
"Selamat pagi, Adek, Bunda!" Suara bariton Ayah menggema.
"Pagi, Ayah!" Jawab dua orang perempuan itu bersamaan.
Babeh mengambil tempat duduk paling tengah. Kini ruang makan merebut atensi pria tua itu. Bunga yang menatap aktivitas sang Ayah yang celingak-celinguk mencari sesuatu lantas mengkerutkan keningnya.
"Ayah cari apa? Siapa tau Adek Bisa bantu," gadis bersurai hitam kecoklatan itu berucap.
"Oh, Ayah cari Abang, Dek. Tumben jam segini belum nongol."
Yang terdengar justru helaan napas panjang dari Bunda. "Biasa, Yah, anak muda. Mentang-mentang udah kuliah jadi seenaknya." Bunda berucap apa adanya.
"Loh? Jadi Abang kuliah siang? Kalo gitu, Adek berangkat sama siapa?" Bunga melontarkan kalimat tanya bertubi-tubi.
"Sama Sagara aja, ya? Bunda juga udah bilang ke dia,"
"Oke, lah."
Jujur saja, sebenarnya ia ingin naik Bus saja. Lumayan, kan? Bisa makan angin. Lagipula, jikalau berangkat sekolah dengan pemuda banyak omong seperti Sagara, percayalah, mungkin niat awal berangkat pukul enam lebih sepuluh jadi pukul setengah tujuh. Itupun kepepet. Apalagi ia juga seringkali mampir ke warung untuk sarapan daripada sarapan di kantin sekolah.
•••
Bunga meraih ponselnya didalam saku rok sekolah setelah mengirimi pesan singkat pada Mentari. Saat ini, dengan balutan jaket rajut lilac, gadis manis itu masih menunggu kedatangan Sagara dengan motor bututnya yang akan mengantarkannya ke tempat tujuan-- SMA Garuda.
Tin!
"Eh Astaghfirullah, ayam!" Hampir saja Bunga melempar benda pipih kesayangan kalau belum sadar akan kelakuan siapa ini.
Sagara tertawa terbahak-bahak. Menatap ekspresi marah yang menurutnya lucu dari Bunga. Semburat merah berapi tersemat pada air muka gadis itu. Apalagi tawa renyah Sagara yang menurutnya sangat amat tidak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I. Aksa Bentala | Park Sunghoon
Фанфик[𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍 𝐋𝐎𝐊𝐀𝐋 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒 𝟏] ❝ Maka apabila pergi menjadi takdirmu, aku harap kamu sembuh dari luka itu.❞ Ini perihal sesosok pemuda dengan selubung duka juga luka yang membungkus relung kehidupannya. Membuatnya nyaris mati ras...