15 :: Dia... Kembali?

100 19 2
                                    

Haloooo Jiders... Welcome back again...

Jangan lupa spam komen, vote, dan black heart-nya yaa...🖤🖤🖤

🖤🖤🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Bunga menggenggam hasta Langit erat, seakan begitu takut kehilangan pemuda itu. Jantung Langit masih berdetak tak karuan. Perhatian Bunga, kebaikan gadis itu terlihat berbeda dari gadis-gadis yang pernah ia lihat. Namun, semakin Langit dekat dengan Bunga, semakin ia merindukan sosok Aruna.

Mereka sampai pada kios kecil penjual es krim di taman. Mungkin memang terlihat sederhana, akan tetapi, menatap wajah Bunga yang berbinar kala melihat berbagai macam varian es krim, membuatnya juga ikut senang dengan senyuman gadis itu.

Selepas membeli es krim, dua insan itu memutuskan untuk menyantap es krim mereka di bangku taman.

"Gue kira lo mau ajak gue kemana,"

"Kenapa? Nggak suka, ya?"

Langit menggeleng sirah, "enggak. Gue malah seneng."

"Karna selama ini. Gue selalu merasa, kalo senyum gue nggak akan kembali. Siapapun itu orangnya, gue nggak pernah dapat perasaan bahagia selain sama lo. Mungkin gue sedikit belum terbuka. Tapi setidaknya, gue bahagia lo bisa sedikit mengembalikan senyum gue yang sempet hilang."

Karna saat gue natap mata lo. Gue selalu mengingat Aruna dari sana.

Bunga mendengar penjelasan Langit dengan wajah yang tersipu malu. Hanya dengan kalimat manisnya saja, Bunga seperti dibawa melayang menuju langit ke tujuh.

"Makasih buat semuanya. Gue bahagia hari ini."

"Nah, biar bahagianya makin lengkap. Kita makan es krim di sini. Tiap Minggu, aku sering ke sini kalau lagi hangout bareng Mentari,"

"Mentari?"

Bunga mengangguk lucu, "iya."

Langit teringat sesuatu. Kalau tidak salah dengar telinganya. Gadis bernama Mentari itu seringkali terlibat masalah dengan sahabatnya, Elang. Entah karena apa. Namun, tiap kali melihat wajah murung Elang. Langit bertanya ada apa, jawaban pemuda itu selalu perihal gadis berasma Mentari.

"Ayo duduk dulu. Masa iya kita berdiri di sini," Bunga terkekeh, melangkahkan kakinya menuju satu meja kosong di samping kanan stand es krim. Diikuti dengan Langit yang mendudukkan daksanya di hadapan Bunga.

"Mentari itu, yang katanya suka bikin masalah sama Elang, ya?"

Bunga membulatkan mulutnya sempurna, "Oh jadi namanya Elang, ya. Itu temen kamu bukan?"

Langit mengangguk mengiyakan, "iya."

"Bisa dibilang, mereka sering bertengkar. Yaa emang Mentari-nya yang suka bikin masalah," kekeh Bunga.

"Masalah apa? Elang ga pernah cerita ke gue,"

"Terlalu labil, kamu nggak perlu tau. Nanti kamu lihat sendiri gimana mereka bertengkar."

I. Aksa Bentala | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang