Di mimpinya, seseorang menggenggam tangannya dan mengajaknya kesuatu tempat.
Tempat putih yang hanya ada dirinya sendiri. Tangan yang menggenggam lenyap seketika.
Kepala ia tolehkan kesana kemari berharap ada seseorang di sana, tetapi ruangan itu benar-benar kosong.
Ia menatap tubuh kecilnya yang masih berusia 5 tahun dan menghela napas, "apa aku berada di dalam mimpiku sendiri? Tetapi kenapa kosong?"
Sesuatu tiba-tiba muncul seakan menjawab pertanyaan (Name) yang kebingungan.
Mata (e/c)-nya menatap kaget ketika beberapa potongan-potongan memori muncul di hadapannya.
Memori-memori yang berurutan menjadi dua baris. Bagian atas adalah ketika ia pertama kali lahir di dunia lama, sedangkan yang bawah adalah ketika ia lahir di sini.
Tidak ada perbedaan, kedua orangtuanya yang menampilkan raut bahagianya, dan suasana bahagia yang menyelimutinya.
(Name) menatap tidak percaya saat ia melihat seseorang di memori dunia dulu.
"Ini Mama? Mama yang bahkan rupanya tidak kuingat itu?" lirihnya takjub. Tangannya hendak meraih wajah ibunya, namun nihil.
"... cantik."
Memori berlanjut satu persatu, (Name) memperhatikan dengan cukup serius. Tidak ada yang salah dengan beberapa potongan yang berlanjut.
Hingga potongan itu menampilkan memorinya yang berumur sekitar 4 tahun.
Bagian bawah berisi dirinya yang sedang berada di taman bermain bersama sang kakak yang berusia 6 tahun.
Namun bagian atas menampilkan ia yang sedang menangis, menatap sedih orangtuanya yang salah satunya berada di atas ranjang rumah sakit.
Potongan berlanjut, bagian bawah tampak ia yang sedang tertidur di gendongan ibunya, tepat beberapa saat sebelum ia bermimpi.
Tatapannya beralih keatas, bagian yang berisi memori batu nisan seseorang. Suasana yang terasa mencekam dengan dirinya yang berada di gendongan seseorang.
"Nenek ...?"
Memori itu berputar, banyak orang yang bergilir memberi bunga pada batu nisan tersebut. Itu adalah ibunya.
Ia tak pernah tahu apa penyakit yang diderita oleh sang ibu karena tidak ada yang memberitahunya.
Memori bagian bawah terhenti. Namun memori bagian atas berlanjut, menampilkan dirinya yang tinggal bersama ayahnya yang dulu.
Ayahnya yang penggila kerja hingga tidak mempunyai waktu sama sekali untuk anak semata wayangnya.
(Name) tersenyum masam.
Semuanya muncul satu persatu. Memori ia yang sedang belajar mati-matian, perundungan, prestasi hampa, hingga memori atap.
Semuanya bersatu, membentuk potongan-potongan puzzle yang saling melengkapi satu sama lain.
Potongan puzzle itu dan bergerak di hadapan (Name).
Ia menatap ganjil puzzle tersebut, "... kenapa ada beberapa yang kosong?"
Senyuman pahit lagi-lagi ia tampilkan saat menyadari sesuatu.
"Apakah ini karena aku memutuskan mengakhiri semuanya sebelum aku menyelesaikannya secara utuh?"
Seakan-akan paham apa yang (Name) katakan, puzzle itu membesar. Memori-memori yang harusnya kosong, terisi oleh memori barunya yang berada di sini.
Walau beberapa sudah terisi, masih ada banyak potongan yang kosong. (Name) pikir itu sebabnya ia terlahir kembali.
"Apakah aku harus hidup di dunia ini untuk menyelesaikan potongan yang kosong karena aku mengakhirinya terlalu cepat?"
Tidak ada jawaban yang keluar. Semuanya tiba-tiba menjadi gelap gulita, dan (Name) kehilangan kesadarannya seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝕣𝕦𝕟𝕚𝕜𝕒 | 𝐈𝐳𝐮𝐦𝐢 𝐒𝐞𝐧𝐚 𝐟𝐭.𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫!𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Fanfiction╰┈➣ ❝𝓘 𝓬𝓪𝓷 𝓻𝓾𝓷, 𝓫𝓾𝓽 𝓘 𝓬𝓪𝓷'𝓽 𝓱𝓲𝓭𝓮 𝓯𝓻𝓸𝓶 𝓶𝔂 𝓯𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 𝓵𝓲𝓷𝓮. ❞ -𝓒𝓸𝓷𝓪𝓷 𝓖𝓻𝓪𝔂 𝘑𝘶𝘮𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 yang memenuhi pandangan milik sang gadis. Hati yang mengharapkan 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘢. Pada akhirnya, keputusan mengakhiri hid...