EMPAT BELAS

380 117 129
                                    

Halo apa kabar semuanya?

Absen dong kalian dari mana aja?

Jam berapa baca ceritaku?

Tau cerita ini dari mana?


Happy reading!!!

"Lo inget gua?" Tanya gadis itu seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Lo kan yang tadi siang hampir ketabrak motor gua."

Gadis itu mengangguk. "Iya, tapi sebelumnya kita pernah ketemu."

Vino mengerutkan keningnya. Padahal ia baru bertemu gadis itu tadi siang. Tapi kenapa gadis itu bilang mereka pernah ketemu sebelumnya.

Gadis itu tersenyum. Wajar saja jika Vino sudah lupa, pasalnya pertemuan mereka sudah lama.

"Gua Zefana, gadis yang pernah Lo tolong waktu tasnya diambil preman 2 tahun yang lalu" ucap gadis itu seraya mengulurkan tangannya.

Vino terlihat berpikir sejenak. Sedetik kemudian ia ingat. "Vino. wah penampilan Lo beda banget gua sampe nggak ngenalin Lo" cowok itu pun menerima uluran tangannya.

"Gua dulu cupu banget ya penampilannya."

Zefana memang dulu waktu kelas 9 SMP berpenampilan cupu. Rambut yang selalu di kuncir, badan yang agak gemuk, serta kecamata besar yang selalu ia gunakan jika kemana-mana. Sangat berbanding terbalik dengan penampilannya sekarang.

"Gila sih Lo keren banget perubahannya" puji Vino.

"Makasih. Lo juga makin keren aja, gua denger-denger Lo ketua geng motor ya? Emang si Lo dari dulu tuh udah pantes banget jadi ketua geng motor."

Laki-laki itu mengangguk sebagai jawaban.

"Lo keren banget Vin tadi. Kapan-kapan ajarin gua dong biar jago balapan" lanjut gadis itu lagi.

"Makasih, Lo juga keren kok."

Perubahan Zefana memang patut di acungi jempol. Dari yang dulunya tidak bisa membawa motor, sekarang bisa balapan. Pasti butuh proses lama untuk bisa seperti ini.

****

Vino mengentikan motornya di garasi rumahnya. Lalu ia melepaskan helmnya dan segera masuk ke dalam rumah.

Rumah sudah terlihat sepi. Mungkin papa dan mamanya sudah tidur karena Jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ia terlalu asik mengobrol dengan Zefana sampai tidak ingat waktu.

"Habis dari mana aja kamu? Kok jam segini baru pulang? " Tanya Renza. Bagaimanapun juga ia khawatir jika anak semata wayangnya pulang tengah malam seperti ini. Ya, walaupun vino seorang cowok tapi ia tetap saja khawatir dengan anaknya.

"Abis nongkrong sama temen pah. Vino ke kamar dulu" ia terpaksa bohong dengan papanya. Jika papanya tau ia habis ikut balapan, pasti ia akan dimarahi.

Vino menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Tiba-tiba saja ia teringat seseorang. Ya, ia teringat Syafa. Kira-kira lagi apa ya gadis itu sekarang? Apakah sudah tidur? Apakah Syafa juga sedang memikirkannya?.

Ia mengambil ponselnya yang ada di atas Nakas. Niatnya ia ingin mengechat Syafa, namun tidak jadi.

"Inget Vin, Syafa udah nikah. Masa iya Lo ngechat bini orang tengah malem gini" ucapnya pada dirinya sendiri.

****

Syafa duduk di pinggir ranjangnya. Ia masih kepikiran dengan ucapan Abi dan uminya kemarin.

"Tidur di luar" usir Syafa ke hafiz sambil menyodorkan bantal dan selimut.

HAFISYA ; My Husband Mas Santri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang