[5] Perasaan Samar

29 4 0
                                    

⚠️Disclaimer⚠️
Cerita ini murni buatan author, cerita ini murni fiksi. Jangan salah lapak! Sekian.

◦•●◉✿ A story by : Nayesha ✿◉●•◦

Waktu berlalu dengan cepat, makin hari Lily dan Daniel makin akrab melalui pesan pribadi yang sering mereka kirimkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu dengan cepat, makin hari Lily dan Daniel makin akrab melalui pesan pribadi yang sering mereka kirimkan. Bahkan mereka juga sesekali pergi jalan-jalan bersama.

Lily tak menolak sedikitpun, karena ia tahu Daniel bertemu pasti ingin menceritakan secara langsung padanya mengenai hubungan percintaan Daniel dengan kekasihnya. Anggap saja, Lily melakukan hal itu karena ia baik dan ingin membalas kebaikan Daniel tempo lalu.

Tapi, Olivia sebagai sahabat Lily tampak tak suka dengan hal itu. Lily seakan di manfaatkan oleh Daniel, karena Lily hanyalah gadis polos dan tak memiliki pasangan. Olivia takut, kalau Lily akan berakhir jatuh cinta dan di tinggalkan oleh Daniel.

Padahal Olivia sendiri yang mengenalkan mereka berdua. Kalau saja Daniel bersikap sewajarnya teman, mungkin Olivia takkan sekhawatir itu, tapi Daniel bahkan bersikap seolah ia berusaha mendekati Lily dengan niat tertarik. Padahal, Daniel hanya memanfaatkan Lily. Olivia tahu itu, tapi ia tak bisa memberitahu Lily.

Ia hanya takut Lily marah padanya karena berprasangka buruk pada Daniel tanpa bukti. Atau memang itu hanya prasangka Olivia saja?

"Kamu mau ketemuan lagi sama kak Daniel besok?" Tanya Olivia, ia kini menginap di rumah Lily, ia duduk bersila di atas ranjang Lily sambil mengutak-atik laptopnya.

Lily hanya bergumam sebagai jawaban, ia fokus merawat wajahnya dengan produk skincare yang baru di belinya.

Olivia menatap Lily yang duduk di depan meja riasnya. "Jangan jatuh cinta sama dia, ingat dia udah punya pacar."

"Gak akan," Jawab Lily tanpa menoleh sedikitpun ke arah Olivia yang menatapnya dengan khawatir saat ini. "Aku juga tahu batasanku."

Olivia menghela nafas, ia menutup laptopnya dan menghampiri Lily. Ia menatap wajah Lily dari pantulan cermin meja rias itu. Lily tampak santai mengaplikasikan satu per satu produk skincare pada wajahnya yang makin hari makin berseri itu. Olivia bahkan bisa melihat perbedaannya.

Terakhir kali ia melihat wajah berseri itu, ia harus melihat sahabatnya berakhir patah hati. Ia tak mau melihat hal itu lagi. Cukup satu kali saja sahabatnya pahat hati, karena ia tahu Lily sangat sulit jatuh cinta, sekali jatuh cinta ia akan benar-benar mempertahankan cintanya apapun yang terjadi. Tapi, ia juga akan hancur sehancur-hancurnya saat cintanya malah tak berujung baik.

"Kalau bisa, jangan terlalu sering ketemuan." Olivia menyentuh bahu Lily pelan.

"Tenang aja, kamu gak perlu khawatir. Dia udah aku anggap kayak kakakku." Lily tersenyum melihat raut wajah sahabatnya yang nampak khawatir, ia tak mau sahabatnya itu mengkhawatirkannya.

Another Love [SKZ X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang