Biyoo muncul di tengah ruang kosong dan menjentikkan jarinya. Semua orang yang tersebar muncul di sofa mereka masing-masing. Makanan dan minuman ringan bermunculan di atas meja tiap kelompok.
"Baiklah tanpa basa-basi mari kita lanjutkan sub skenario nya!"
Cahaya dalam ruangan meredup, layar hologram bercahaya lembut memproyeksikan kata-kata dan gambar yang tengah terjadi.
"Aku Dokja." (Dokja = bisa berarti anak tunggal atau pembaca).
Aku biasanya memperkenalkan diri kepada orang-orang seperti ini, maka kesalahpahaman berikut akan terjadi.
"Oh, apakah kamu anak tunggal?"
"Ya, tapi bukan itu yang kumaksud."
“Hah? Kemudian?"
“Nama aku Dokja. Kim Dokja."
Kim Dokja (Anak Tunggal Yang Sangat Dihormati) — ayahku memberi aku nama itu untuk menjadi orang kuat sendiri. Namun, berkat nama yang diberikan ayahku, aku ternyata hanya lelaki normal dan kesepian.
Singkatnya, sudah seperti ini. aku adalah Kim Dokja, 28 tahun, dan lajang. Hobi aku membaca novel web di kereta bawah tanah.
"Dan berkat itu, dia berhasil mengetahui akhir skenario ini."
"Wah, seandainya tahu kalau novel itu akan menjadi kenyataan, aku tidak akan berhenti di tengah jalan."
"Itu sebabnya kamu harus menyelesaikan apa yang telah kamu mulai dan jangan berhenti di tengah jalan, meskipun jalan yang kau sulit dan penuh duri, percayalah kamu akan mendapatkan hasil yang kamu inginkan bila tak menyerah."
"Bung, apaan sih?"
"Abaikan saja, mungkin dia lagi nonstalgia gitu."
"Sudahlah kalian. Perhatikan layarnya bodoh!"
"Kau akan masuk ke dalam smartphone mu kalau seperti itu."
Di kereta bawah tanah yang bising, aku mengangkat kepalaku secara refleks. Sepasang mata penasaran menatap lurus ke arahku. Mereka milik seorang karyawan dari tim sumber daya manusia, Yoo Sangah.
"Ahjussi, apa ini tepat sebelum skenario pertama?"
"Benar Yoosung-ah, kalau diingat lagi, itu belum lama terjadi."
“Ah, halo."
"Apakah kamu akan pulang kerja?"
"Iya. Bagaimana dengan Yoo Sangah-ssi?"
"Aku beruntung. Manajer pergi melakukan perjalanan bisnis hari ini." Yoo Sangah duduk segera setelah kursi di sebelah aku menjadi kosong. Aroma lembut datang dari bahunya, membuatku gugup.
"Hoho~ kau bisa gugup juga Dokja-ssi?" Jung Heewon bertanya dengan menaik-turunkan alisnya.
Wajah Kim Dokja sedikit memerah malu, membuat Yoo Joonghyuk mengernyitkan alisnya. "Perhatikan layarnya, bodoh."
{Di sini tembok keempat masih ada cuma gak terlalu aktif. Dia aktif kebanyakan saat ikut menggoda Dokja tapi itu masih jauh untuk terjadi. Oh iya, filternya udah dihilangkan jadi wajah dan ekspresi Squid kita terlihat jelas.}
"Apakah kamu biasanya naik kereta bawah tanah?"
"Itu …" Yoo Sangah membuat ekspresi gelap.
Kalau dipikir-pikir, ini adalah pertama kalinya aku bertemu Yoo Sangah di kereta bawah tanah.
Dimulai dengan Manajer Personel Kang hingga Manajer Keuangan Han … Ada desas-desus bahwa Yoo Sangah memiliki orang-orang dari perusahaan yang mengantarnya pulang setiap hari kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reaction Orv
FanfictionSub skenario baru telah tiba! Alih-alih berpindah menuju skenario ke-6, Kim Dokja dkk malah terperangkap untuk menyelesaikan sub skenario dari putri masa depan pemimpin mereka! Woah! Ternyata bukan hanya Kdjc saja lhoo~ Para rasi bintang, raja ibl...