Matahari sudah berganti dengan bulan, namun gadis itu masih nyaman menyelami alam mimpi.
"[Name] ayo bangun, kita harus makan malam." Ujar pemuda bernetra emas, jemarinya mengusap lembut pipi si bungsu.
[Name] yang merasa tidurnya terganggu mengubah posisi tidurnya, tidak lupa gadis itu mengeratkan pelukan pada guling.
"Tidak ingin makan malam?" Bisik Gempa
[Name] menggeleng, "ngantuk." Ujarnya
"Kakak tadi menemukan foto kita saat kecil, [Name] tidak ingin melihatnya?"
Siapa sangka kata-kata itu mampu membuat [Name] bangkit dari tempat tidur nya. Gadis itu menatap penuh binar pada Gempa, "benar kah? Kak Gem tidak bohong kan?"
Gempa menggeleng pelan, "mana mungkin kak Gem bohong, sekarang kamu cuci muka dulu ya." Gempa sedikit meringis dalam hati
Si bungsu tersenyum lebar, dengan riang ia memasuki kamar mandi. Gempa menatap sendu ke arah pintu kamar mandi yang tertutup. Ia terpaksa berbohong agar tidak kehilangan lagi.
Ayah, bunda, maafin Gem
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan [Name] yang tersenyum padanya. Gadis itu langsung menarik Gempa menuju ruang makan. Keduanya disambut oleh 6 pemuda lainnya yang duduk di meja makan dan seorang gadis yang terlihat seumuran dengan [Name]
"Siapa?" Tanyanya sedikit tidak suka.
"Ini teman kakak, namanya Rembulan." Tutur Ice
[Name] merenggut tidak suka. Padahal ini hari pertama mereka makan malam bersama di rumah, namun malah ada orang asing. [Name] duduk di kursi di samping Rembulan. Gadis kuncir kuda itu menatap lekat pada [Name].
"Hah... Aneh sekali," lirih Rembulan.
Bibi Ayu datang membawa buah-buahan untuk ke-8 orang yang ada di meja makan.
"Bibi sudah siapkan buah strawberry untuk Bulan," ujar Bibi Ayu
Rembulan tersenyum manis, "terimakasih bi."
Bibi Ayu berbalas tersenyum lalu pamit ke belakang.
"Kenapa untuk [Name] tidak ada," kesal si bungsu
Taufan yang akan memakan makanan nya berhenti, pemuda itu menoleh pada [Name] yang terlihat murung. "Mungkin bibi Ayu belum tau kesukaan [Name]."
"Lalu kenapa kesukaan dia bibi tahu?! Kan majikannya aku bukan dia!" Bentak [Name] , gadis itu menunjuk tepat di wajah Rembulan.
"Kekanak-kanakan sekali," ujar Rembulan
"Kau yang tidak tau diri! Datang ke rumah orang seenaknya!"
"Cukup!" Suara Halilintar menghentikan keributan tersebut. "Bisakah kalian makan dengan tenang? Dan [Name] sebelumnya kamu tidak pernah berucap seperti itu."
[Name] menatap Halilintar tidak percaya, kakaknya baru saja menyudutkan dirinya. "Kakak membela dia?! Kak Hali jahat! Sebenarnya adik kak Hali itu aku atau dia?!" [Name] berlari ke kamarnya.
"Kenapa [Name] sangat berbeda?" Ujar Duri
"Mungkin ini karma untuk kalian," jawab Rembulan santai sambil memasukkan buah strawberry ke mulutnya.
"Aku akan bicara dengan [Name]" Gempa yang hendak berdiri dicegah oleh Halilintar.
"Biarkan dia dulu,"
"Tapi dia belum makan apapun," khawatir Gempa
"Biarkan dia menenangkan diri, dan habiskan makanan mu Gempa!" Tegas Halilintar yang tidak dapat lagi di bantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel [Boboiboy Elemental]
Fanfic[sequel little sister] HIATUS Pepatah mengatakan, kau akan tau seberapa berharga sesuatu saat ia tak lagi ada. Apa yang kalian rasakan saat seseorang yang dulu begitu peduli tiba-tiba berubah? sakit, khawatir atau malah bahagia? ini kelanjutan kis...