Part VI

167 11 6
                                    

Enjoy the story~♥️

Oke, guys. Jadi, tiga part sebelumnya itu adalah rangkaian dari pernikahan adat jawa. Sengaja aku tulis per part supaya bisa lebih fokus ke satu prosesi aja.

Maaf kalo misalnya ada bagian yang salah atau kurang dari rangkaian prosesi di atas ya 🙏

"Ayu tenan cucuku," - Eyang Uti.

"Udah ganti baju resepsi to?" - Mama Tiwi.

"Udah, ma."

"Iya udah, yuk! Kita keluar, udah ditungguin di bawah" - Mama Tiwi.

Gue ke tempat acara resepsi dianter mama sama eyang. Acara pertama itu temu panggih, yang berarti temu pengantin dalam bahasa Jawa. Di mana kedua pengantin yang telah resmi menikah akhirnya bertemu sebagai sepasang suami dan istri.

Nah, di dalam acara temu panggih ini ada proses yang namanya balang gantal. Gantal atau sirih yang diikat oleh benang putih akan saling dilempar oleh kedua pasangan. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada pengantin wanita sebagai tanda bahwa ia telah mengambil hati sang kekasih, dan pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami.

Berikutnya ada ngidag endhok. Ritual menginjak sebutir telur ayam mentah oleh mempelai pria dilaksanakan sebagai harapan bahwa ia akan mendapatkan keturunan karena keduanya telah bersatu. Kemudian, sang istri akan membasuh kaki suaminya sebagai tanda kasih sayangnya.

Berikutnya adalah sinduran. Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka dengan semangat dan penuh gairah. Pada ritual ini, keduanya akan dibalut oleh kain sindur sembari diantar menuju pelaminan oleh ayah sang mempelai wanita.

Setelah kedua pengantin duduk di kursi pelaminan, akan dilangsungkan ritual menimbang anak sendiri dan anak menantu oleh ayah pengantin wanita dengan cara memangku kedua mempelai. Kemudian, ibu pengantin akan naik ke atas panggung untuk menanyakan kepada sang ayah, siapa yang lebih berat di antara mereka. Kemudian, ayah akan menjawabnya jika keduanya sama beratnya. Dengan percakapan ini, diharapkan bahwa kedua anak mengetahui bahwa tidak ada perbedaan kasih sayang bagi mereka.

Berikutnya, gue sama Johnny harus minum rujak degan. Secara harafiah, rujak degan adalah minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda. Tradisi minum air kelapa ini dilakukan secara bergilir dalam satu gelas untuk satu keluarga. Dimulai dari sang bapak untuk diteruskan kepada sang ibu sehingga diberikan kepada kedua pasang pengantin. Air kelapa ini dilambangkan sebagai air suci yang dapat membersihkan rohani seluruh anggota keluarga.

Berikutnya ada prosesi kacar kucur. Ritual ini dilakukan oleh pengantin pria yang mengucurkan uang logam beserta kebutuhan pokok seperti beras dan biji-bijian kepada sang istri sebagai simbol bahwa Ia akan bertanggung jawab dalam memberikan nafkah kepada keluarga.

Ada dulangan. Adapun ritual saling menyuapi sebanyak tiga kali sebagai simbol bahwa kedua pasangan akan selalu menolong satu sama lain dan juga saling memadu kasih hingga tua.

Seluruh prosesi upacara dalam adat Jawa akan diakhiri dengan acara sungkeman, yaitu berlutut di depan kedua orang tua masing-masing mempelai sebagai bentuk penghormatan karena telah membesarkan mereka hingga akhirnya dapat menjalani kehidupan baru bersama pasangan.

"Selamat menikmati hidangan yang sudah disediakan. Dan untuk yang ingin berswafoto dengan kedua mempelai, dimohon untuk tetap mengantri dengan tertib" - Mark.

"Kalau ada yang ingin menyumbang lagu juga boleh," - Jisung.

"Ngomong-ngomong nih, kita gak tanya pengantinnya?" - Jaemin.

"Oh iya. Dewi kan jago nyanyi," - Haechan.

"Jangan asal, Dewi lagi salaman sama tamu. Masa disuruh nyanyi. Nanti yang salaman sama tamu siapa?" - Renjun.

"Iya udah kalo gitu, kita dengerin aja persembahan lagu dari singer kita aja gimana?" - Chenle.

"Boleh. Ini dia persembahan lagu dari kami untuk menemani Anda yang sedang menikmati hidangan," - Jeno.

"Kamu mau makan?" - Johnny.

"Hm? Eum, boleh deh. Tapi, siapa yang mau ambil? Kan kita sama-sama gak boleh turun dari sini."

"Oh iya," - Johnny.

"Nanti aja gak papa, lagian acaranya juga udah mau selesai" gue selesai.

"Oke," - Johnny.

"Eum, saya boleh minta satu permintaan gak?"

"Apa?" - Johnny.

"Saya boleh panggil kamu mas?"

💰💰💰

Five days later

You know what? Rangkaian prosesi acara adat kemaren itu ternyata belom selesai, guys. Hari ini gue sama Johnny bangun pagi-pagi banget buat persiapan acara ngunduh mantu.

Ngunduh mantu adalah sebuah prosesi adat tambahan yang biasanya dilakukan oleh pasangan pengantin berdarah Jawa. Ngunduh artinya panen atau memanen, sedangkan mantu yang berarti menantu. Dengan kata lain, ngunduh mantu dapat diartikan sebagai sebuah keluarga yang telah mendapatkan seorang menantu. Bila dalam pesta pernikahan pihak pengantin wanita lah yang akan mengadakan hajat, maka dalam ngunduh mantu, keluarga dari pengantin pria didaulat sebagai tuan rumahnya. Tradisi ini dilakukan guna menyambut kehadiran sang mempelai wanita sebagai anggota keluarga baru dari keluarga besar pihak mempelai laki-laki. Biasanya, acara ngunduh mantu digelar sekitar 5 hari setelah hari pernikahan usai.

Pihak keluarganya Johnny ngirim perwakilan ke rumah oma sambil bawa sajian berupa pisang ayu dan suru ayu. Ini merupakan lambang sedyo rahayu yang diartikan sebagai wujud kesejahteraan. Sang utusan kemudian meminta izin untuk membawa kedua mempelai menuju rumah besan atau tempat diadakannya prosesi ngunduh mantu.

Nah, prosesi ngunduh mantu diawali oleh iring-iringan yang bernama pangombyong, yaitu ketika pasangan pengantin, orang tua mempelai wanita, serta kerabat dekat lainnya tengah bersiap untuk berangkat menuju rumah besan. Rombongan tersebut kemudian bergerak beriringan hingga tiba di kediaman orang tua pengantin pria ataupun lokasi acara ngunduh mantu. Bila mereka melintasi sebuah jembatan, maka sajian yang diberikan sebelumnya harus dilempar ke bawah.

Rombongan gue sampe di rumahnya Johnny. Sampai di sana, prosesi sakral ini dilanjutkan dengan wijik pupuk, yaitu sesi mencuci kaki kedua mempelai dengan air bunga setaman yang dibantu oleh ibu mempelai pria. Ini dimaksudkan agar kedua mempelai yang baru saja melakukan perjalanan jauh dapat dihilangkan seluruh energi buruknya yang mungkin saja sempat hinggap selama perjalanan.

Berikutnya ada proses tahap imbal wicara, yaitu dialog singkat sebagai bentuk penyerahan pengantin yang dilakukan oleh keluarga mempelai wanita kepada keluarga besar mempelai pria. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan penerimaan oleh pihak orang tua mempelai pria. Usai berdialog, pasangan pengantin diharuskan untuk meneguk dua gelas air bening dengan cara diminumkan oleh orang tua pengantin pria. Tahap ini dinamakan unjukan tirto wening, yang berarti sebuah pengharapan agar rumah tangga mereka senantiasa diberikan ketenangan dalam bertukar pikiran serta memutuskan sesuatu.

Orang tua Johnny kemudian menyambut kedatangan rombongan keluarga gue, serta gue sama Johnny dengan membawa seperangkat benda. Tahap ini dijuluki sebagai sindur binayang. Ibu dari pengantin pria akan mengalungkan kain sindur pada bahu kedua mempelai, seraya diiringi oleh gending manten boyong basuki. Sementara itu, sang ayah akan mengambil keris milik putranya untuk kemudian diganti dengan pusaka yang telah disiapkan. Kemudian, ibu mempelai pria akan menuntun pasangan pengantin menuju pelaminan dengan cara dirangkul pundaknya dari arah belakang.

Sebelum gue sama Johnny duduk di singgasana pelaminan, tibalah saatnya untuk prosesi sungkeman. Ini merupakan wujud rasa syukur atas segala bimbingan yang telah diberikan semasa hidup, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap orang tua. Prosesi ngunduh mantu kemudian ditutup dengan acara ramah tamah dan doa bersama.




To be continue

Kosakata bahasa Jawa :

1. Ayu tenan : cantik sekali

2. To : ya. Contoh, "udah ganti baju resepsi to?" Artinya, "udah ganti baju resepsi ya?"

My Husband - NCT JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang