[ 3 ] Rencana rahasia

110 30 19
                                    

“Kalian yakin rencananya akan berhasil?” tanya Yuri kepada para manusia jahanam yang bersekongkol untuk menjebak satu nyawa tak berdosa.

“Semoga saja Taeyeon cukup bodoh untuk tidak menyadari hal itu” kata Sunny tanpa mengalihkan pandangan dari game yang dimainkan.

“Tapi Taeyeon selalu mendapat juara pertama di masa sekolah” sahut Hyoyeon yang telah mengenal sepupunya sejak masih menggunakan popok di celana.

“Taeyeon memang pandai dalam bidang akademis tetapi tidak soal percintaan. Entah terlalu sayang atau bagaimana sampai-sampai dia tidak sadar jika lelaki brengsek itu ada main belakang dengan teman kantornya sendiri” Sooyoung merasa kesal mengingat kejadian kala itu di mana Sunny menangkap basah mantan kekasih Taeyeon yang tengah bermesraan dengan orang lain. Kalau saja Sooyoung yang memergoki mereka secara langsung maka tamat sudah riwayat pria tersebut.

“Menurutmu mereka akan baik-baik saja tinggal bersama?” Yuri memainkan ujung rambut Jessica dengan jari telunjuk sementara gadis itu sibuk melilitkan kain perban cokelat di kaki kanan kekasihnya.

“Tiffany adalah gadis yang ceria. Aku harap dia dapat membawa perubahan warna di kehidupan Taeyeon yang sedikit membosankan” meskipun Jessica belum mengenal Taeyeon sebaik teman-teman lainnya yang lebih dulu menjalin ikatan persahabatan mereka, tetapi itu tampak jelas dari gaya berpakaiannya yang lebih banyak didominasi dengan warna gelap seperti hitam, cokelat tua, dan abu-abu; itu sangat membosankan.

“Oke, sudah beres!” seru Jessica bertepuk tangan setelah menyelesaikan bagian terpenting dari rencana mereka. Dia membersihkan barang-barang yang berserakan di atas meja sambil berkata, “selanjutnya adalah tugasmu untuk berpura-pura terlihat seperti orang sakit”

Mereka semua menatap prihatin kepada Yuri yang dijadikan kelinci percobaan oleh pasangannya. Kaki kanan gadis itu sama sekali tidak terlihat seperti bagian tubuh yang mengalami kecelakaan fatal. Itu lebih mirip dengan mayat mumi yang ditemukan setelah ribuan tahun. Siapa yang percaya pada pola perban asal-asalan dan ikatan longgar. Itu akan lebih baik jika dikerjakan oleh Sunny yang mempunyai pengalaman kerja di bidang keselamatan dan kesehatan, tetapi tentu saja Jessica tidak membiarkan orang lain menyentuh kekasihnya.

Ingat kata Taeyeon tentang gadis itu?

Ya, posesif.

“Tiffany mengirim pesan” Jessica menatap ponselnya dengan kening berkerut.

“Apa katanya?” tanya Sooyoung.

Jessica mengembuskan nafas panjang lalu berkata, “mereka sudah sampai di sini”

Ting.. Tong..

Tiba-tiba suara bel yang berbunyi dari luar pintu membuat semua orang panik. Hyoyeon melompat dari kursi dan menyambar botol minuman di atas meja. Dia menuangkan sedikit air mineral ke telapak tangan lalu mengibaskannya ke wajah Yuri.

“Yah, hentikan! Apa-apaan kamu ini” protes Yuri dengan kesal.

“Ini agar terlihat lebih meyakinkan. Orang sakit biasanya banyak berkeringat” sahut Hyoyeon tanpa pikir panjang.

“Aku tidak mau” Yuri merampas botol tersebut sebelum wajahnya basah kuyup dengan butiran air.

“Cukup!” teriakan Jessica menghentikan kegaduhan mereka berempat. Dia terdiam sejenak lalu melanjutkan, “aku akan membuka pintu jadi sebaiknya kalian bersikap tenang”

Bel kembali berbunyi ketika Jessica berjalan tanpa suara ke pintu depan. Dia melihat wajah dua wanita dewasa yang tertangkap kamera pada layar interkom.

“Jessi!” sapa Tiffany begitu pintu terbuka.

“Hi, cantik. Bagaimana perjalananmu?” Jessica sedikit terhuyung ke belakang memeluk wanita yang menabrak tubuhnya.

“Sangat menjengkelkan karena terlambat satu jam. Untung saja Taeyeon mau menunggu”

“Terima kasih” ucapan Jessica dibalas dengan anggukan kepala dari Taeyeon yang masih berdiri di ambang pintu. Dia baru melangkahkan kaki setelah gadis itu membawa Tiffany masuk ke dalam rumah.

“Yuri, ini sepupuku, Tiffany”

“Hi, Yuri. Senang bertemu denganmu” itu bukan pertama kalinya mereka bertatap muka. Dua gadis bersaudara itu sering melakukan panggilan video sehingga terkadang Yuri ikut bergabung untuk sekedar menyapa.

“Selamat datang di Korea. Apabila ada kesulitan jangan ragu untuk bertanya, Taeyeon akan membantumu dua puluh empat jam” perkataan Yuri mendapat lirikan tajam dari gadis berambut pirang yang bersandar pada dinding. Taeyeon tidak senang mendengar namanya diseret tanpa persetujuan.

“Itu Lee Sunny dan Choi Sooyoung. Lalu ini Kim Hyoyeon, sepupu Taeyeon” lanjut Jessica memperkenalkan temannya satu per satu.

“Hi Sunny, Sooyoung dan Hyoyeon. Senang berkenalan dengan kalian. Aku tidak menyangka akan bertemu banyak orang pada hari pertama” mereka saling berjabat tangan secara bergantian.

“Apa kamu lapar? Kami telah menyiapkan hidangan makan siang” sahut Sooyoung dengan mata bersinar. Sejak tadi dia menahan perutnya yang keroncongan.

***

“Ini sangat lezat. Sudah lama sekali aku tidak makan masakan Korea dengan cita rasa murni. Maksudku, meskipun di San Francisco ada restoran yang menjual makanan Korea tetapi rasanya tetap saja berbeda” komentar Tiffany terhadap menu hidangan yang disajikan.

“Terima kasih kepada ibu Sooyoung yang telah berbaik hati menyiapkan ini semua”

“Kenapa Nyonya Choi mau repot-repot memasak untuk kita? Biasanya dia akan membantu ketika memang ada acara khusus” Taeyeon memiringkan kepalanya menanggapi pernyataan Yuri. Itu aneh. Bukankah mereka berkumpul karena sahabatnya sedang sakit? Dia tidak mengerti mengapa ada begitu banyak makanan di atas meja.

“Uhuk.. Uhuk..” daging yang dikunyah tiba-tiba tersangkut di tenggorokan. Jessica menawarkan segelas minuman dan mengusap punggung kekasihnya yang tersedak.

“Kebetulan di rumah sedang ada acara perkumpulan keluarga besar. Karena banyak makanan berlebih jadi aku membawanya kemari” Sooyoung memutar otak mencari alasan untuk menutupi kesalahan dari mulut Yuri yang ceroboh. Lalu dia bergegas mengalihkan pembicaraan, “setelah lama tinggal di luar negeri apa yang membuat kamu memutuskan untuk kembali?”

“Pekerjaan” jawab Tiffany singkat. Itu bukan alasan utama tapi dia tidak sepenuhnya berbohong. Suasana baru akan membantunya melupakan kenangan buruk ditinggal menikah oleh mantan kekasih yang dikencani selama lima tahun.

Jessica menambahkan, “Tiffany adalah seorang penulis. Hasil karyanya selalu menjadi best seller

Yuri melihat alis Taeyeon terangkat ketika gadis itu mendengarkan obrolan dari perempuan yang duduk di seberang sana. Sepertinya obrolan seputar teman baru mereka cukup menarik perhatian yang tertua. Ekspresi Taeyeon yang datar mungkin terkesan acuh atau pun tidak peduli. Namun terlepas dari topeng wajahnya, diam-diam dia mencatat semua hal yang didengar.

“Benarkah? Itu luar biasa. Apa judul novelmu? Aku akan mencarinya di toko buku”

“Tidak perlu beli. Pinjam saja dariku. Tapi aku yakin kamu tidak akan membacanya sampai selesai”

“Kenapa?” tanya Hyoyeon penasaran.

Jessica menelan potongan sayur dalam mulutnya lalu berkata, “karena itu dalam bahasa asing”

“Ugh, aku benci pelajaran Bahasa Inggris saat masih sekolah”

“Sama” ucap Yuri menganggukkan kepala.

“Heran juga mengapa Jessica mau diajak pacaran sama Yuri yang hanya mengerti kata yes dan no

“Kemungkinan besar pakai ilmu hitam” sahut Sunny menanggapi pernyataan Sooyoung.

Hyoyeon yang tidak ingin ketinggalan ikut berbicara, “pantas saja gelap begitu ternyata sihirnya meresap sampai ke dalam pori-pori kulit”

“Keluar kalian bertiga!” teriakan pemilik rumah disertai asap imajiner yang keluar melalui lubang hidung dan telinga.

I'm not that desperate (Taeny) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang