Wajah teman-temanku sontak memucat begitu menyadari apa yang terjadi.
Aku sendiri menelan ludah dengan ketegangan mencengkeram perutku. Apa—apa yang akan terjadi sekarang? Apakah ini berarti Brad akan menghilang? Aku melirik Miyuki, tapi--anehnya--alih-alih ikut cemas, dia malah tersenyum.
"Sekaranglah saatnya," bisiknya.
Alisku berkerut dalam-dalam. Raut wajahnya menunjukkan kalau dia sudah menunggu hal ini terjadi. Apa sebenarnya yang dia maksudkan? Apa ini ada hubungannya dengan rahasia yang dia bicarakan?
Langit yang semula cerah mendadak menjadi gelap seperti malam hari dan permukaan danau tiba-tiba memancarkan cahaya yang sangat terang hingga kami kesilauan. Aku menudungi mataku sembari berdiri mematung di tempatku. Apa yang tengah kami saksikan ini benar-benar aneh, tapi aku tidak dapat beranjak sedikit pun. Kakiku rasanya seperti menempel di rerumputan.
"Ratusan tahun yang lalu, dua malaikat maut datang ke sini untuk menjemput seseorang," kata Miyuki. Rambut hitamnya berkibar diterpa angin kencang. "Namun, orang yang seharusnya mereka jemput rupanya bukan orang biasa. Orang itu dulunya juga merupakan salah satu malaikat maut yang kemudian memutuskan untuk tinggal di dunia manusia. Terjadi pertempuran dan dua malaikat maut tersebut kalah. Untuk menutupi jejak, mereka dikurung di dasar danau ini.
"Orang itu kemudian menyegel danau dan menjalani hidupnya dengan tenang. Dia menikah dan hidup bahagia, sementara dua malaikat maut itu terperangkap di bawah danau ini, menunggu rekan-rekan mereka menemukan mereka. Masalahnya, segel danau hanya dapat dibuka oleh keturunan orang yang membuat segelnya."
Sampai di sini, Miyuki menoleh ke arah kami bergantian. Matanya berkilat-kilat penuh semangat. Aku tidak tahu kenapa, tapi dia memancarkan aura yang berbeda dari Miyuki yang kutahu. Tiba-tiba saja, aku merasa tidak mengenal sosok yang berdiri di depanku itu.
"Hentikan, Miyuki," tukas Jason, kegelisahan tampak jelas di wajahnya. "Ini tidak lucu. Kalau kau hanya marah gara-gara aku--"
Miyuki mendenguskan tawa sinis. "Oh, ayolah Jason. Kau sungguh-sungguh berpikir aku masih marah padamu akibat kejadian di pesta prom waktu itu? Itu hanya kejadian tak penting yang terjadi sewaktu kita muda."
Jason terperangah. "Lalu kenapa kau tak pernah mengundangku menghadiri perayaan ulang tahunmu selama ini?"
"Alasannya sederhana. Karena aku tahu siapa kau sebenarnya, jadi kau bisa berhenti berpura-pura sekarang."
Aku menelan ludah. Semua yang terjadi ini membuatku bingung. Ketika aku mengamati teman-temanku, wajah mereka semua juga menampakkan kebingungan. Sementara itu, Brad sudah keluar dari danau dan berdiri di sebelah Franz dengan raut wajah dipenuhi ketegangan.
Jason merapatkan bibir, kemudian mengembuskan napas. "Sejak kapan kau tahu?"
"Sejak aku melihat tato berbentuk tengkorak hitam di lehermu. Kau dikirim untuk mencegahku membebaskan mereka, kan?"
"Miyuki," panggilku. "Apa sebenarnya yang kalian bicarakan?"
Gadis itu menoleh ke arahku. "Maafkan aku karena sudah membohongimu. Aku terpaksa melakukannya supaya kau tidak mencurigaiku alasanku mengundang kalian semua ke sini. Di antara kita semua, kau yang paling kritis, jadi aku khawatir kau akan merusak rencanaku. Masalahnya, aku memerlukan Brad untuk membebaskan dua rekanku. Dialah keturunan orang yang menyegel mereka."
Miyuki mengibaskan tangan, dan sebuah sabit besar bergagang panjang muncul di tangannya. Pada saat bersamaan, Jason juga mengibas tangannya, memunculkan sabit yang sama dalam genggamannya.
"Mereka berdua sudah gagal menjalankan tugas mereka," tukas Jason. "Jadi mereka harus menjalani hukuman mereka."
Miyuki lagi-lagi mendenguskan tawa sinis. "Sudah terlambat. Pada saat Brad melanggar larangan yang dibuat oleh leluhurnya, saat itu jugalah segelnya terbuka."
Begitu Miyuki selesai berbicara, permukaan danau yang masih bercahaya mendadak membelah terbuka, diiringi bunyi gemuruh yang memekakkan telinga. Dari dalamnya, dua sosok berjubah hitam melayang keluar, kemudian meluncur perlahan ke sebelah Miyuki. Mereka juga berwujud manusia seperti halnya Jason dan Miyuki.
"Akhirnya aku bisa mengeluarkan kalian," bisik Miyuki, menatap dua sosok berwujud laki-laki di dekatnya dengan mata berkaca-kaca.
"Lama tak bertemu," balas salah satunya, yang berambut pirang keemasan.
"Orang itu menggunakan banyak cara untuk mencegahmu atau yang lainnya menemukan kami," kata sosok lain, yang berambut gelap. "Bahkan sampai mengarang cerita bohong tentang danau ini."
"Aku tak ingin menggunakan ini, tapi sepertinya aku tak punya pilihan," kata Jason, mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. Itu benda yang seharusnya menjadi hadiah ulang tahun Miyuki.
Aku tak pernah tahu apa isinya, sebab sebelum dia membukanya, Miyuki sudah melesat maju dan menyerang Jason dengan sabitnya. Pemuda itu menahan serangan Miyuki, dan dalam upayanya bertahan, menjatuhkan kotak tersebut ke dekat sosok berambut gelap. Pemuda itu langsung menyambar kotak itu dan melemparnya ke tengah permukaan danau yang masih terbuka lebar. Bersamaan dengan itu, Jason berteriak ketakutan dan dengan ngeri aku menyaksikan tubuhnya terhisap ke tengah danau, seakan ada magnet yang menariknya.
Setelah itu, permukaan danau yang tadinya terbelah dua kembali menutup, dan cahaya yang menerangi permukaannya pun lenyap. Awan gelap di atas kepala kami juga menghilang, memunculkan kembali langit biru yang cerah di baliknya.
"Apa--apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku, masih tak dapat memercayai apa yang kulihat.
Miyuki menghampiriku, dan tubuhku sontak gemetaran. "Jangan takut. Aku tak akan melukaimu. Sekarang semuanya sudah berakhir dan kalian bisa pulang," katanya lembut. "Pergilah tanpa menoleh ke belakang. Kalian tak akan mengingat apa pun yang terjadi pada hari ini, termasuk tentangku."
"Maksudmu, kami akan melupakan segalanya tentangmu?" tanya Jennifer. Suaranya bergetar, dan aku tak tahu apa itu karena takut atau karena sedih.
"Benar. Percayalah, itu lebih baik bagi kalian."
Aku tak yakin itu benar, sebab Miyuki selalu memiliki tempat istimewa di hatiku sejak awal aku mengenalnya. Jadi, berlawanan dengan apa yang dia suruh, aku menoleh ke belakang setelah kami meninggalkan danau. Miyuki sudah tak ada lagi di sana. Demikian juga dengan kedua sosok yang kami lihat keluar dari danau. Namun, kenangan tentangnya tetap tertinggal di benakku, membuatku menjadi satu-satunya orang yang mengingat sosok bernama Miyuki di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lake
Fantasy"Kamu dan teman-temanmu akan menghabiskan Halloween di sebuah pulau pribadi dengan sedikit populasi manusia. Akan tetapi, salah satu dari kalian melanggar sebuah peraturan, dan hal mengejutkan mulai terjadi...."