3. Debar Yang Salah

11.1K 1.3K 32
                                    

Memang tidak ada kapok-kapoknya, padahal minggu lalu sudah dimarahi Bagas. Rapunza bahkan di larang keluar kamar selama 5 hari sebagai hukuman.

"Mba, ketemu sama mermaid lagi ya hari ini,"

Ayunin mengulum senyum. "Bu Zoela udah urus semuanya, nona ga akan kena masalah lagi kalau mau ketemu mermaid boynya langsung." jelasnya.

"Seriusan, mba?! Ihhh mamah baik banget, makin sayang!" hebohnya sambil membenarkan topi besar yang hampir menelan wajahnya itu.

Penampilan Rapunza terlihat selalu heboh, mencolok dan mahal padahal tujuannya menyamar agar tidak ketahuan oleh Bagas.

"Pak, agak cepetan dikit ya." jemari Rapunza yang terbalut sapu tangan senada dengan gaun pendek berlengan princess itu pun menepuk jok belakang sang sopir.

***

Rapunza melepas maskernya, merapihkan topinya dan tersenyum manis pada semua staff maupun Boy.

Rapunza menatap staff perempuan yang saling berbisik namun Rapunza acuhkan saking polos. Padahal perempuan itu sedang menggosipkan penampilannya yang norak dan terlalu berlebihan memamerkan kekayaan.

Rapunza bagai ratu Inggris, padahal kekayaannya tidak sekaya kerajaan Inggris. Begitu pikiran mereka, para wanita iri itu.

Rapunza mendekat lalu berjongkok di hadapan Boy. "Kamu ga berenang?" tanyanya lalu mengerjap.

Boy menatap tatapan murni itu dengan berdebar, mengesampingkan betapa kayanya Rapunza. Jujur saja, Boy tertarik sejak awal mereka bertemu.

Boy merasa kalau Rapunza itu hanya berisi ketulusan, hatinya begitu bersih, kemurniannya terlihat terpancar seperti belum tercemar oleh apapun.

"Bahu kiri Boy luka gara-gara kemarin ada yang agresif ke dia." sindir salah satu wanita julid di antara para lelaki yang ada di samping Boy.

Asisten boss mereka sontak menegur wanita itu. Bisa-bisa uang yang mengalir bagai sungai itu tiba-tiba berhenti hanya karena ulah si wanita iri.

"Aku sakitin kamu?"

Boy berdehem sambil memutuskan tatapannya, binar mata Rapunza terlalu bahaya. Jelas Boy akan menghindari masalah,

"Yang? Katanya ga kerja, ayo! Kita main liat-liat ikan,"

Rapunza menatap perempuan yang kini menarik lengan Boy.

"Yang? Bukannya nama kamu Boy?" Rapunza mengerjap manis.

Beberapa Staff yang mendengar sontak memalingkan wajah menahan senyum dan gelak tawa.

Kok ada manusia yang sepolos Rapunza.

"Dia siapa yang?"

Boy berdiri sambil menggenggam jemari Catrin. "Di-dia suka mermaid, ja-jadi main di sini." jelasnya lalu tersenyum pada Rapunza dan pamit pada yang lainnya.

"Wah, mermaid boy kita ternyata udah ada yang punya," celetuk salah satu yang ada di sana dan kebetulan tertangkap oleh telinga Rapunza.

"Mba, maksudnya apa?"

Ayunin mengusap lengan Rapunza, jangan sampai nonanya sakit hati. Tapi, berbohong jelas dia tidak bisa.

Mermaid Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang