• Midnight Rain •

279 14 0
                                    

“He was sunshine, I was midnight rain.”

[]

Chanbaek as ex lovers, Baekhyun pov, angst, sad ending (Chanyeol with someone else).
 

Tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tengah malam. Aku membuka lagi jendela balkon rumahku. Berdiri di bagian tengahnya, aku mendongak, memandangi guyuran air dari langit yang kelam.

Kebisingan kota sudah tak lagi terdengar, sebab ini adalah momen-momen sakral.

Hujan di tengah malam.

Tetap saja, aku masih tinggal di tempat yang sama. Jadi, apa yang kuharapkan? Sebanyak apa pun hujan mengguyurnya, takkan bisa mengubah padang tandus ini menjadi sesuatu yang lebih baik.

Nyatanya tempat yang dianggap surga oleh sebagian orang itu hanyalah sangkar yang dipenuhi para ratu kontes dan penipu ulung. Tak ada kehidupan. Tak pernah ada. Ini hanya padang tandus yang gersang.

Bagaimana aku bisa berakhir di sini dan menjadi salah satunya?

Aku…

Aku adalah hujan di tengah malam, yang lebih menginginkan rasa sakit dibanding kenyamanan.

Yang lebih memilih mengukir nama pada papan billboard dibanding kartu undangan.

Yang mengejar ketenaran alih-alih bertahan menjadi orang yang sama. Dengan orang yang sama. Di tempat yang sama.

Mengapa?

Sebab aku adalah hujan di tengah malam. Selalu berubah.

Aku sering membayangkan tentang potret keluarga yang sempurna, yang tampak bersinar, yang menghabiskan liburan bersama, yang memakan permen mint satu untuk berdua. Memang terdengar seperti kepingan gambar pada postcard, sesuatu yang mustahil kuwujudkan namun dia justru bisa mendapatkan itu setiap hari.

Dengan yang lain.

Jadi itulah sebabnya aku selalu mengintip lewat jendela seolah tengah mencari-cari portal besar, sebuah mesin waktu, yang akan membawaku pada kisah cinta kami yang belum usai, atau pada hidup yang dulu pernah kubuang.

Sebab dia adalah mentari yang bersinar terang. Sementara aku adalah hujan di tengah malam, gelap dan selalu berubah.

Dia yang hanya ingin hidup dengan nyaman. Sementara aku memilih sengsara.

Entah sudah berapa kali lamarannya kutolak demi bisa merangkak menuju atas, mengukir namaku besar-besar agar semua orang bisa melihatnya. Semua demi sebuah popularitas yang semu, yang membuatku terjebak selama-lamanya pada sangkar yang gersang ini.

Terkadang kita memang bisa mendapatkan apa yang kita mau. Dan terkadang kita juga bisa dihantui oleh sesuatu. Layaknya dia yang tak pernah mengingatku kecuali saat aku muncul di TV. Maka aku pun tak pernah mengingatnya kecuali pada saat-saat yang sakral seperti ini.

Hujan di tengah malam.

Kututup kembali balkonku. Kubiarkan mesin waktunya pergi menjauh.

Ah, tak pernah sekalipun aku lupa bahwa akulah yang telah mematahkan hatinya, hanya karena dia adalah orang yang baik. Dan tiap kali aku mengingatnya, air mataku selalu jatuh.

Seperti hujan di tengah malam.

Seperti hujan di tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•ㅅ•

T h e   E n d

[]

A/N:

Okee... ini jelek banget SORRYYYY ><

Lcourage, 251022.

Candy Station (oneshoot collection)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang