Sore ini Abimaya tengah menemani anak-anak asuhnya belajar di ruang keluarga, sambil mengajari Arjuna menggambar dan mewarnai.
"Mama, ini gimana sih caranya? Nggak ngerti Sena."
"Oh, soal ini? Sini deketan biar Ka-Eh tadi Sena panggil Kakak apa?" tanya Abimaya terkejut. Sedangkan bocah itu hanya tersenyum. "Eza bilang Sena juga boleh panggil Kak May dengan sebutan Mama, jadi mulai sekarang Sena sama Ajun panggilnya Mama, ya?" Abimaya membeku.
Yang benar saja!!
Beberapa waktu berlalu pintu rumah tersebut terbuka menampilakan Rama yang baru saja pulang. "Daddy pulang!"
"Daddy!!!!" Rama tersenyum melihat anak-anaknya berlari dan memeluk kakinya. "Hallo Baby, bagaimana harinya?"
"Menyenangkan, Mama banyak mengajari kami!!" Rama terkejut, tentu saja, sebab ini Sena yang bicara. Mama? Siapa yang Sena panggil Mama? Masa iya Abimaya? Rama mengalihkan pandangannya pada Abimaya yang baru saja keluar dari ruang keluarga, pemuda itu tersenyum tipis. Ah, benar ya? Pikir pria itu.
"Mama bantu Ajun gambar kupu-kupu juga, lihat Dad." Bocah itu dengan semangat menggebu memperlihatkan hasil gambarnya bersama Abimaya kepada sang ayah. Rama ikut tersenyum, kemudian merendahkan tubuhnya untuk mengecup pipi Ajun. "Pintar sekali anak Daddy!" bocah itu menyengir menampilkan deret geligi mungilnya. Diam-diam Rama merasa senang melihat perkembangan kedekatan anak-anaknya dengan Abimaya, berkembang dengan sangat baik, sesuai harapannya. Eh?
"Ya sudah, Daddy ingin mandi dulu. Kalian main sama Mama ya?"
"Oke, capt!!" tiga bocah itu berucap semangat kemudian berlari menyusul Abimaya ke dapur.
"Mama sedang apa? Sena bantu ya?"
"Eza juga mau!"
"Ajun juga!"
Abimaya menoleh untuk menatap tiga bocah imut itu sambil tersenyum. "Mama masak untuk makan malam, tapi Mama bisa kok siapkan sendiri. Kalian main di dalam tanpa Mama, bisa kan?"
"Bisa sih, tapi maunya temenin Mama di sini." Abimaya terkekeh. "Ya sudah, duduk di kursi makan selagi Mama masak. Okay?"
"Okay!!"
Tiga puluh menit berlalu Abimaya telah menyelesaikan acara masaknya, semua makanan sudah tertata rapi di atas meja makan, majikan kecilnya pun sejak tadi sudah pindah bermain ke ruang keluarga.
"Eza, bisa panggilkan Daddynya untuk turun?"
"Bisa, Ma, seben-eh itu Dad sudah turun, Ma!!"
Abimaya menoleh, benar, Rama sudah berjalan menuruni anak tangga dengan ipad di tangannya.
"Pak, makan malamnya udah siap." Rama mengalihkan pandangannya ke arah Abimaya. Pria itu mengangguk menghampiri meja makan, lalu duduk di kursinya. "Panggil anak-anak, May." Abimaya mengangguk kemudian pergi untuk memanggil anak-anak bosnya tersebut.
"Boys! Waktunya makan malam, Daddy sudah menunggu." Segera ketiga buntalan itu meletakkan asal mainan mereka dan berlari ke ruang makan, sedangkan Abimaya memilih untuk membereskan mainan yang berserakan itu.
"Mamanya kemana?" tanya Rama usai membantu Ajun duduk di kursinya.
"Hah? Kami kira ikut tadi, tapi mungkin sedang bereskan mainan." Sena menjawab polos.
Rama mengangguk saja kemudian mentitah anak-anaknya untuk segera makan. Selang dua menit Abimaya menghampiri keluarga yang tengah makan malam dengan khidmat itu untuk berpamitan pulang ke kosannya. "Pak, semua pekerjaan sudah selesai. Saya pamit pulang, ya."
"Kamu udah makan?"
"Mama nggak nginap kah?"
Abimaya mengerjap. "Eh itu, udah kok Pak," lelaki mungil itu tersenyum kemudian beralih pada Eza yang menatapnya sedih. Bocah itu tidak rela membiarkan Mamanya pulang ke rumah miliknya. "Nggak bisa, sayang. Masih ada pekerjaan lain di rumah Mama. Nggak apa-apa ya Mama tinggal dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dolce | HeeJay
FanficAwalnya Abimaya hanya ingin bekerja, namun seolah dikendalikan oleh takdir membuat hidup yang awalnya tenang-tenang saja kini harus terlibat dalam ruang kehidupan milik seseorang yang kini menjadi bosnya. ---- Warning! ⚠ • Boyslove. • Bromance. • He...