ILY 2

2 1 0
                                    

Manado, October 2019

  Kini gue berada di sebuah hamparan padang rumput hijau membentang luas, ada pula kebun bunga yang sangat indah. 

Gue bingung siapa yang membawa gue ke sini? Siapa pun orangnya gue berterima kasih. karena gue betah di tempat ini.

"Indah sekali, rasanya seperti di negeri dongeng," ujar gue.

  Tiba-tiba seorang cewek muncul dihadapan gue, dia mengenakan kemeja putih berlengan pendek, gue amati terus wajahnya. 

Aha, tak salah lagi cewek yang ada dihadapan ku yaitu Preysi. Meskipun gue udah lama putus sama dia tetapi gue masih ingat wajah dia.

"Nic, aku merindukan kamu, maukah kamu ikut denganku? Di sana ada tempat duduk dan sunset yang sangat indah, dan di sana kita bisa bersama selamanya," ujar Preysi.

"Tentu saja, aku tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya." Ucap gue. Preysi tersenyum manis. Lalu berjalan, aku pun mengikuti langkahnya.

  Terdengar sebuah lagu Membasuhi–Hindia mengalun indah di telinga gue, dahiku berkerut siapa yang menyetel lagu di sini? Gue kan tidak bawa leptop. 

Ah, entah lah! Yang penting gue sekarang bisa bersama lagi dengan Preysi. Namun tiba-tiba langkah Preysi berhenti

"Prey, mengapa berhenti?"

"Nic, sepertinya kita berdua belum ditakdirkan untuk bersama. Masih ada orang lain yang lebih memerlukan kamu," ujar Preysi.

  Preysi melepas gengaman gue. Perlahan-lahan dia menjauh dari gue. Dan dalam waktu lima menit Preysi hilang bagai ditelan bumi.

"Prey, di mana kamu? Jangan tinggalin aku! Aku tidak mau kehilangan kamu kedua kalinya!" teriak gue sekencang-kecangnya.

  Seketika gue terbangun dari tidur. Eh, tadi Cuma mimpi ya? Gue nampar muka gue sendiri. Aku baru ingat lagu yang di mimpi tadi adalah lagu di leptop gue yang belum di matiin. 

Gara-gara leptop, aku terpisah dengan Preysi. Padahal sedikit lagi gue bersama dengan dia untuk selamanya.

From: Unknown Number
Hay! Siapa kamu, aku yakin kamu jodoh aku.

  Hufh, Whatsaap dari orang iseng, isinya tidak penting. Tiba-tiba air mata mengalir menetes di pipi gue. Kapan lagi gue bisa bertemu Preysi?

"Ya ampun, Nic jam segini belum mandi? Jadi cowok itu jangan pemalas nanti lambat jodoh!" ujar ibu gue yang tiba-tiba muncul di kamar.

"memang ini jam berapa bu?" tanya gue.

"Jam sepuluh lewat duasatu!"

"Ha jam sepuluh? Mampus gue telat ke kampus!" ujar gue panik. 

Gue langsung beranjak dari tempat tidur, lalu bergegas ke kamar mandi. Hari ini adalah hari dosen-dosen kiler, gue ngak bole telat. Jadwal jam 12.30. Stengah jam telah berlalu kini gue sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. 

Setelah semua sudah beres, gue berpamitan ke ibu gue. tetapi di mana ibu gue? Sekarang hanya ibu orang tua gue satu-satunya. Ayah sudah meninggal dunia pada saat gue berusiah sepuluh tahun. Jadi aku selalu pergi hanya berpamitan ke ibu gue.

Drrttt...! Drrttt...!

Hp gue berbunyi, di layar hp tertulis 1 pesan whatsapp. Cepat-cepat gue membalas pesan itu.

From: Ibu Nic
Ibu lagi pergi ke pasar bersama tetangga. Kalua kamu pergi, jangan lupa kunci pintunnya dan taruh kucinya di tempat biasannya, oiya jangan lupa pakaian di angkat seperti biasa.

Gue langsung mengunci semua pintu rumah dan menyimpan kunci itu di tempat biasanya yaitu di bawa keset kaki, gue pun pergi ke kampus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You, There You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang