01

1.8K 280 96
                                    

Kedua mata itu mengunci, menatap sang lawan yang juga menatapnya. Seringai tipis tersungging di sudut bibir, lalu ketika bunyi peluit terdengar dan bola dilempar ke atas– tubuh tingginya melompat, mengambil alih bola basket tersebut lebih dulu.

Sorak sorai penonton dan tim cadangan di pinggir lapangan memberinya dukungan. Ia mendrible bola, membawa seraya berlari dan melempar pada rekannya.

Ditangkap baik oleh teman satu timnya, mereka berkerja sama untuk mencetak angka. Lalu ketika ia kembali menerima umpan, ia mencetak gol.

Skor pertama untuk timnya. Dan skor skor selanjutnya juga untuk timnya meski sesekali ia kehilangan bola karena tim lawan mencetak angka.

Pertandingan kembali berlanjut, si nomor punggung 11 itu berlari kembali ke tengah lapangan. Tubuhnya di dorong oleh pihak lawan dan nyaris terjatuh.

Ia menatapnya tajam dan hendak marah meski akhirnya ia berhasil menahan emosi.

Ia harus tenang, ia akan membalas si muka mandarin itu dengan kemenangan untuk timnya dan kekalahan untuk tim si muka mandarin itu.

Kembali pada fokusnya membawa bola, sebentar lagi pertandingan akan segera usai. Ia bersiap, melompat dan melempar bola itu ke pihak lawan.

Bola itu masuk, dan suara peluit panjang terdengar setelahnya.

Pertandingan di menangkan oleh timnya.

"YEAHHH CHANYEOL PARK!"

Cheerleader sekolah mereka juga bersorak, meneriaki nama Chanyeol dengan tatapan memuja.

Teriak mereka semua, berlari ke arahnya dan langsung menerjangnya. Berpelukan bersama-sama dengan rekan satu timnya.

Chanyeol menatap sebentar lawannya, mengacungkan jari tengahnya meledek. Ia kemudian berlari ke arah pelatihnya dan memeluk pelatihnya dengan gembira.

Pertandingan itu usai, timnya kembali memenangkan pertandingan tahun ini. Kembali mengharumkan nama sekolah mereka dengan begitu bangga.

"BERSULANG UNTUK KITA SEMUA!" Meski itu bukan soju, meski itu hanya cocacola, tapi anak-anak remaja itu bersenang-senang bersama rekan satu tim, anggota cheerleader dan juga pelatih mereka.

"Aku bangga dengan kalian semua, kalian harus tetap jaga kesehatan kalian dan tetap berlatih. Ingat juga, aku tidak akan pernah lelah mengingatkan kalian agar untuk tidak merokok karena itu akan membuat kalian cepat lelah ketika berlari dilapangan." Pelatih bernama Lee Ki Woo itu menepuk bahu Chanyeol, "Dan kau Chanyeol, jangan lupakan vitamin mu juga!"

Pria yang masih terlihat muda itu sebenarnya masih kerabat Chanyeol. Tapi tak banyak orang tahu karena marga mereka juga berbeda.

Jongin menepuk bahu Chanyeol, "Irene terus memandangimu sedari tadi." Bisik Jongin yang hanya mendapat decakan dari Chanyeol.

Sudah menjadi rahasia umum jika seorang Irene menyukai Chanyeol Park. Si kapten basket sekolah mereka itu memang menjadi idaman.

Ya tentu saja siapa yang tak suka Chanyeol. Tidak perlu di perjelas apa saja kelebihan pemuda itu karena semua orang jelas sudah tahu.

Lagipula, pemeran utama dalam novel kisah remaja sekolah seperti ini pastilah goodlooking betul? Terlebih itu Chanyeol Park 👍🫶🏻

"Paman," Chanyeol berbisik, "Aku mau pulang duluan ya!"

"Oh, kau sudah mau pulang? Baiklah hati-hati di jalan, salam dariku untuk Ibumu!"

Chanyeol mengangguk, ia pulang lebih dulu. Tasnya ia gendong, lalu berjalan keluar mengabaikan Irene yang sedari tadi menatapnya.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang