Baekhyun tersenyum tipis pada suster yang berjaga di depan ketika ia baru saja diberitahu tentang dimana ruangan Kyungsoo di rawat.
Dengan satu buah bucket bunga yang sudah ia bawa, Baekhyun menaiki lift yang menuju lantai tempat Kyungsoo di rawat.
Ketika ia sudah sampai didepan ruang rawat inap, ia meraih knop dan hendak menyapa Kyungsoo. Namun suaranya tertahan kala ia mendengar suara Ibu Kyungsoo tengah memarahi Kyungsoo.
"Sudah Ibu katakan untuk menjauhi Baekhyun, kenapa kau masih saja berdekatan dengan preman seperti dia?" Nyonya D.O tampak berkacak pinggang sembari memarahi anak gadis nya itu.
Sementara Kyungsoo tertunduk dengan kedua tangan yang saling bertaut.
"Lihat kan sekarang? Kau bahkan nyaris di perkosa preman-preman di gang sempit. Mereka pasti bekerja sama dengan Baekhyun untuk mencelakaimu!"
Kyungsoo menggeleng, "Tidak Ibu, mereka justru mau mencelakai Baekhyun juga!"
"Itu sebabnya, karena kau berteman dengan Baekhyun makanya kau juga di incar!" Nyonya D.O duduk di kursi samping tempat tidur anaknya di rawat, "Jauhi dia, atau Ibu akan benar-benar memindahkanmu ke luar negeri!" Finalnya tanpa menerima bantahan dari anaknya.
"Gadis itu membawa dampak buruk bagi siapapun yang dekat dengannya!" Tambah Ibu Kyungsoo seraya mengupas buah-buahan untuk anak gadisnya.
Baekhyun mendengar semuanya, ia menunduk dan perlahan menutup kembali pintu tersebut dan berbalik pergi meninggalkan ruangan Kyungsoo di rawat.
Baekhyun menitipkan bunga yang ia bawa pada suster yang jaga di depan.
Langkahnya ia bawa keluar gedung rumah sakit tersebut. Pandangannya melirik ke atas gedung sembari menghela nafas.
Dalam bunga itu ia tulis catatan untuk Kyungsoo;
Kyungsoo-ah, terimakasih sudah mau menjadi temanku. Cepat sembuh, jangan buat orangtuamu khawatir.
Baekhyun pergi jalan-jalan ke sungai Han. Gadis itu hanya berjalan-jalan, lalu menatap hamparan sungai Han yang begitu luas. Dinginnya udara sore ini tak membuatnya kedinginan.
Suara lalu lalang kendaraan, air yang mengalir dibawah sana, menjadi penenang Baekhyun untuk saat ini.
Helaan nafasnya berkali-kali terdengar. Helaan nafas lelah.
Langkah kaki mungil itu kembali ia bawa untuk menuju satu tempat yang sudah sering ia datangi.
"Hai Ibu, Ayah, Baekhyun disini!" Ujarnya sembari menatap dua nisan di depannya.
Rumah peristirahatan terakhir orangtuanya.
Baekhyun duduk diantara kedua makam itu, memeluk lututnya. Tidak menangis, tidak juga tersenyum. Ia hanya diam disana sembari memeluk lututnya.
Lamunannya kembali ia bawa pada perkataan Ibu Kyungsoo dan juga Ibu Luhan.
Iya, keduanya sama-sama melarang anaknya untuk bergaul dengan Baekhyun.
Apalagi Luhan yang sekarang sudah merintis menjadi model. Ibunya sangat menjaga ketat pertemanan anaknya, hanya di sekolah saja Luhan bisa bersama dengan Baekhyun. Dulu sih iya Ibu Luhan sangat baik padanya, namun semenjak ia seperti ini, Ibu Luhan melarang Luhan berteman dengannya.
Luhan juga pernah nyaris di celakai preman karena merupakan teman Baekhyun. Belum lagi Kris yang kerap mengganggunya juga pernah menggunakan Luhan untuk mengancam Baekhyun.
"Mungkin memang sebaiknya aku tak punya teman." Ujarnya sembari menghela nafas. "Baekhyun pulang dulu ya Ibu, Ayah." Pamitnya seraya tersenyum tipis menatap kedua makam orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Short StoryGadis aneh itu nyatanya bisa mengetuk hati Chanyeol yang tertutup rapat.