40. Fan meeting (1)

1.4K 175 27
                                    

Hari pertama fanmeeting datang juga. Para member terlihat sudah bangun lebih awal untuk bersiap siap. Karena sebelum fanmeeting dimulai, mereka harus melakukan sound check dan berbagai hal lainnya.

"Sayang?" Sana memanggil sembari mendekati Dahyun yang terdiam kecil di tempat duduknya di lantai panggung saat mereka diberi waktu istirahat.

"oh? Wae eonnie?" Yang di tegur terperanjat kaget.

"Justru kau yang kenapa?" Sana mengambil duduk di sebelahnya.

"Aku baik baik saja. Kenapa bertanya begitu?" Yang muda memberi ekspresi bingung.

"Kau menghayal disini, sayang" peluh keringat Dahyun dikening Sana bersihkan. "Aku khawatir jika melihatmu diam begini"

"Apa aku tidak boleh menghayal?"

"Ani. Tidak boleh" Larang Sana cepat. "Dengan membiarkanmu termenung begini sama saja aku membiarkan alam sadarmu mengambil alih pikiranmu dan membuat pikiranmu ramai dengan berbagai hal termasuk hal hal negatif"

Dahyun tersenyum kecil mendengarnya. Apa yang Sana ucapkan memang benar. Jika dia sudah terlanjur diam, berbagai hal mulai memasuki pikirannya dan itu terputar tanpa henti. Ada memori yang menyenangkan, tapi ada pula memori menyebalkan dan menyakitkan. Dan entah kenapa memori menyebalkanlah yang sering kali terputar dan mengganggu perasaan.

"Aku baik baik saja" Ucap Dahyun mencoba menekan rasa khawatir Sana. "aku hanya sedang lelah"

"Hah~" Sana menghela kecil lalu menatap para membernya yang lain yang nampak bercanda di area panggung yang lain. "Mereka tak akan mendengar apa yang menganggumu jika kau mau membaginya padaku saat ini. Jadi, mau membahas sesuatu dengan tunangan cantikmu ini?" Sana menatap kembali Dahyun. Dia jelas tau ada kebohongan dari jawaban gadisnya tadi.

Yang muda ikut menghela juga lalu bergerak menyandarkan kepalanya di pundak Sana. "Apa ekspresiku menunjukkan jika aku tengah berbohong?" Tanyanya.

"Setelah masalah yang menimpamu, kau sangat payah menyembunyikan ekspresimu. Jadi kujawab Iya untuk pertanyaanmu itu" Balas Sana.

"Kalau begitu aku minta maaf karena berbohong" Dahyun memeluk lengan Sana erat. Dia jujur.

"Gwencana. Lalu apa yang mengganggu gadis manisku ini, hm?" Sana mengelus kecil tangan yang berada di lengannya.

"Um..Sebenarnya ini bukan masalah besar" Dahyun mulai menjawab. "Tak ada sangkut pautnya dengan kondisiku yang berada di luar kendali beberapa saat yang lalu juga"

"Lalu?"

"Ini hanya perasaan takut yang selalu kurasakan setiap kali kita akan tampil didepan banyak orang. Kupikir eonnie tau perasaanku yang itu. Perasaan itu menyiksaku"

"Aniya. Aku tidak tau tentang itu" Balas Sana membuat Dahyun bergerak untuk membuat kontak mata. "Lupa kalau kau sangat tertutup akan perasaanmu sendiri bahkan padaku? Semua tau kau baik baik saja saat bertemu penggemar atau bahkan saat kau melakukan  syuting individumu, tapi ternyata kau menyembunyikannya dengan topeng tebalmu itu" Hela Sana. "Tapi syukur aku bisa membaca dengan jelas kebohonganmu itu sekarang. Jadi aku bisa lebih was was padamu"

"Jadi aku setertutup itu?" Dahyun nampak kaget sendiri setelah mendengar penjelasan Sana. "Mian. Harusnya aku lebih terbuka dari dulu"

"Gwencana, sayang. Tidak usah menyesali yang sudah berlalu" Sana menangkup kedua pipi Dahyun lalu mengelusnya kecil. "Yang penting sekarang kau mau terbuka seperti ini padaku dan tak menyembunyikan perasaanmu yang sebenarnya. Jadi terima kasih untuk itu. Aku sangat bersyukur dengan perubahanmu ini"

"Aniya" Gelengan kecil Dahyun berikan. "Aku bisa merubah sisiku yang ini karena campur tangan eonnie juga. Jadi terima kasih karena eonnie selalu bersamaku dan sangat sabar menghadapi moodku yang selalu naik turun" Balas Dahyun membuat Sana tersenyum.

About Us? S6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang