61

1.2K 162 39
                                    

Wajah cemberut terbentuk. Dahyun sedih Sana tak mengijinkannya pulang semobil. Pintu di kunci dari dalam dan mobil berjalan lebih dulu meninggalkan.

"Mwoya? Dia masih marah padamu?" Momo datang. Dia melihat semua kejadian itu.

"Eonnie bahkan mengabaikanku di apartemen" Pout yang muda.

"Karena masalah kemarin?"

"Iya. Tapi kan aku sudah dihukum. Telingaku memerah sampai datang syuting tadi. Eonnie lihat juga kan?"

"I-Iya. Aku lihat" Angguk Momo. Karena itu tadi terlihat jelas. Apalagi dengan kulit putih Dahyun membuat warna merah itu nampak bersinar sendiri. "Ya sudah.. Nanti bicara lagi dengannya saat pulang. Jadi ayo.. Kau semobil denganku saja" Ajaknya.

"Baiklah" Dahyun menurut. Tak mungkin juga dia menolak karena mobil yang tersisa disini tinggal yang dinaiki Momo.

Berkendara, keduanya membagi cerita. Sudah lama mereka tidak serperti ini karena pawang Dahyun kadang masih cemburu pada Momo.

Tawa terdengar hingga salah satu dari mereka menyarankan untuk menyapa penggemar.

Dahyun setuju, meminta izin ke manager dan benar menyalakan blive. Yang tanpa disadarinya, Momo melakukan hal yang sama juga tapi di aplikasi berbeda.

"Mwoya eonnie?"

"Haha ini mengasyikan" Yang tua malah tertawa. Hingga mereka berakhir begitu. Melakukan live secara bersamaan dengan menggunakan dua aplikasi berbeda.

Berselang beberapa saat, mereka menyelesaikannya. Karena sudah memasuki area apartemen. Dahyun sudah harus turun.

Berpisah, dia pun lanjut masuk. Pergi ke unitnya dan menekan password. Pintu dibuka dan dia kaget saat Sana berdiri didepan pintu. Menyilangkan tangan menatap tajam.

"Oh? Eonnie menyambut ku" Tapi yang muda tak menangkap aura lain. Dia terlalu berpikir positif. "Eonnie memaafkanku" Senyum semakin lebar, dia berlari untuk memeluk tapi Sana menahannya.

"Berhenti disitu dan jangan menyentuhku!!"

"Huh?" Dahyun jelas kaget. "Jadi, aku belum dimaafkan?" Dia cemberut.

"Bagaimana mau dimaafkan kalau kau malah asik asik live barusan?! Lupa kalau masih berhutang maaf padaku?"

"Mwoya? Kenapa malah semakin marah? Eonnie juga salah" Dahyun membalas

"Mwo?"

"Kan eonnie yang mengabaikanku, mengabaikan permintaan maafku dan keberadaanku. Aku cuma bersenang senang sedikit tadi agar tak terlalu memikirkannya"

"Lalu harus live seperti tadi? Bersama Momo? Tanpa izin dariku?"

"Percuma juga minta izin. Eonnie tak akan menggubrisku"

"Bantah aku terus, Kim!"

"Ck! Makanya berhenti marah marah. Alkitab bilang 'jangan simpan amarahmu sampai matahari terbenam' tapi eonnie melakukannya. Eonnie berbuat dosa"

"Ck! Aku tidak marah. Aku cuma kesal"

"Itu tidak ada bedanya"

"Aish berhenti mengkhotbahiku!" Sana berbalik meninggalkan.

"Kalau eonnie belum mau maafkan aku, aku akan pergi dari sini" Yang muda malah mengancam menghentikan langkah.

"Ya. Coba saja. Dan aku akan membunuhmu" Sana masuk kamar. Membanting pintu.

"Ugh! Sebenarnya dia mau apa? Perempuan sungguh sulit ditebak!" Gumam Dahyun kesal tapi tetap berjalan ke kamar tak jadi meninggalkan. Dia harus meredakan kemarahan Sana dulu.
.

"Masih mau marah? Yakin tidak mau tidur sambil ku peluk? Ini sudah malam kedua" Dahyun bertanya pada gadis yang memunggunginya itu. Yang membuat jarak sangat lebar darinya saat mereka akan tidur.

"....."

"Okey fine. Bukan aku juga yang akan kesulitan tidur. Good night" Dia ikut memunggungi. Tak mau memaksa.

Tapi setelah itu dia merasakan gerakan kecil. Lalu tangan terasa terselip di pinggang. Sana mematahkan jarak. Memeluknya dari belakang.

Mengulum senyum, Dahyun tau Sana tak akan bisa lama lama begini. Dia juga yang tersiksa jika mengabaikan.

"Kau menyebalkan" Ucapan bak berbisik itu terdengar.

Dahyun tersenyum lagi. Dia pun berbalik pada Sana. Membuat wajah yang lebih tua itu menatap padanya. Mereka berbagi kontak mata.

"Aku memang menyebalkan. Dan Eonnie harusnya sadar lebih dirugikan jika marah padaku"

"Kau benar menyebalk-"

"Maaf" Dahyun memotong. Menghentikan tangan yang akan memukulnya.
Chu~
Dia mencium kening. "Aku salah. Jadi aku minta maaf. Dan jangan abaikan permintaan maafku kali ini. Aku benar menyesal"

Tak membalas, Sana malah memeluk lagi. Menenggelamkan wajah didada. "Maafkan aku juga" Ucapnya

"Iya" Dahyun membalas dekapan. Mengelus kepala untuk membuat Sana kian nyaman. "Tidurlah yang nyenyak"

_Tbc_

_Tbc_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About Us? S6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang