dua puluh sembilan

187 25 1
                                    

Lama Sunwoo duduk termangu menatap pemandangan luas di depannya. Sekarang ia berada di bagian atap gedung. Saat membuka mata yang pertamakali ia lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih. Yeji yang berseru histeris saat Sunwoo siuman dari pingsannya. Bagaimana Yeji tidak cemas, rekannya itu pingsan nyaris 24 jam, dari malam sampai ke malam berikutnya. Melihat luka sambetan pedang yang melintang di dada Sunwoo saja sudah membuat bergidik ngeri, hanya keajaiban yang membuat pemuda itu bertahan meski kehilangan banyak darah. Semua anggota kelompok selamat, kecuali Jihoon yang harus menjalani pengobatan serius karena luka akibat bom di hutan.

Dari tempatnya duduk, terlihat gedung-gedung pencakar langit lainnya yang tampak masih sibuk. Orang-orang berjalan kesana-kemari, ada yang sambil menelpon, ada yang terburu-buru pulang, ada yang sengaja menatap langit sama sepertinya. Kehidupan normal yang menyenangkan. Rutinitas hanya seputar bekerja, pulang, dan kembali bekerja lagi besoknya. Andaikan takdirnya semudah itu. Sunwoo membayangkan dirinya berpakaian seragam sekolah, menjalani rutinitas layaknya anak-anak remaja pada umumnya. Sibuk belajar dan bekerja keras untuk masuk perguruan tinggi. Ahh membayangkannya saja sudah menyenangkan apalagi menjalaninya.

Tapi lihatlah dirinya sekarang. Menjalani hidup yang rumit. Kehilangan dan terus menerus kehilangan. Sunwoo menyaksikan kematian orang tuanya, kematian penduduk desa, kematian Hyunjin, dan kematian Younghoon. Semua terjadi persis di depan matanya. Layaknya sebuah kaset rusak yang selalu terputar ulang, kejadian berdarah itu selalu terjadi. Bagaimana cara menghentikannya? Sunwoo tidak tahu. Andai ada seseorang yang bisa memberikannya jawaban. Ia berharap takdir merah ini segera selesai tanpa pertumpahan darah lagi.

"Eoh kau disini? Apa tidak dingin?" Seseorang datang dari pintu masuk rooftop. Gadis pirang bermata biru itu.

Sunwoo mendengus, melengos tidak ingin menatap gadis yang sampai sekarang tidak ia ketahui namanya itu. Cihh berpihak apanya, gadis itu membuatnya pingsan semalam.

"Wow kau marah? Yak aku tidak bermaksud untuk melukaimu. Kau hanya kubuat pingsan, bukan mati."

Meski sudah dijelaskan, tetap saja Sunwoo menatap kearah lain. Membuat gadis pirang itu berdecak sebal. "Baiklah, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud jahat..."

Gadis pirang itu tersentak saat kepala sang pemuda tertoleh padanya. Mata besar yang biasanya menatap tajam penuh selidik itu sekarang kehilangan binar. Ada genangan air mata yang tertahan di pelupuk. Sunwoo mencoba tersenyum, tapi matanya tidak bisa berbohong. Ada banyak luka di dalam manik hitam itu. Ada banyak kenangan berdarah di dalamnya.

Seraya menghela napas, gadis itu mendekat. Berdiri di depan Sunwoo yang menunduk dalam. Tangan lentiknya meraih dagu pemuda itu. Mengangkatnya hingga menatap manik biru jernih miliknya. Dua warna yang berlawanan saling beradu tatap. Entah dorongan dari mana, gadis pirang itu maju. Mengecup bibir ranum Sunwoo tanpa ragu. Hanya satu kecupan, tapi Sunwoo merasakan wajahnya panas bukan main. Dengan cepat keduanya menjauh. Suasana mendadak canggung setelahnya.

"Ehmm itu aku melihatnya. Drama itu mengatakan agar lupa dengan hal-hal buruk maka harus 'reset'. Ya 'reset'. Itu namanya reset ulang." Ucap gadis itu gagap sambil mengacak-acak rambut panjangnya yang tergerai tanpa ikatan.

Lain halnya Sunwoo yang malah terpaku. Selain itu adalah hal pertama baginya, dengan ajaib pikirannya yang penuh mendadak blank. Jadi itu benar-benar dinamakan reset?

Rona merah tercetak jelas di pipi masing-masing. Gadis pirang itu berusaha keras untuk tidak menatap Sunwoo. Namun, sebuah tarikan mendadak membawanya kedalam sebuah dekapan hangat. Untuk saat ini, ia sibuk merapal makian tertahan untuk pemuda Kim itu.

"Siapa namamu?" Suara lembut itu mengalun indah membuatnya tak mampu berkutik. Kim Sunwoo ini bukan seperti Kim Sunwoo pemarah yang ia temui beberapa saat lalu. Suara berat dengan intonasi lembut itu membuatnya terpaku.

Red Destiny || Kim Sunwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang