ENAM

49 4 1
                                    

Hari Minggu yang cerah untuk jiwa yang sepi bagi Aqilla. Minggunya Aqilla hanya berdiam diri di rumah. Melihat sekeliling dengan tatapan kosong dan berharap ada kehangatan keluarga di dalamnya.

Semenjak perceraian kedua orang tuanya, Aqilla memilih ikut dengan Ayahnya. Dia lebih baik ikut dengan orang yang sibuk dengan bisnis daripada ikut dengan Ibu nya yang sibuk dengan laki-laki lain. Sangat menakutkan.

Tingg tingg

Bel rumah Aqilla berbunyi dan Aqilla segera turun ke bawah. Aqilla yakin itu pasti paketnya yang datang, sangat lama sekali sudah 3 minggu yang lalu di pesan saat event 10.10. Mengapa setiap ada event, kedatangan paket selalu lama?.

Aqilla membuka pintu dan terkejut melihat seseorang yang ada di depannya.

Laki-laki tampan dengan senyuman manis berdiri depan pintu sambil membawa plastik makanan.
Tebak itu martabak manis.

Dia adalah Sergio

"Hah, mohon maaf gak ada uang kecil." Kata Aqilla langsung menutup pintu, namun gagal karena Sergio menahan pintu dengan sigap.
Karena menahan pintu, Aqilla terjatuh dan tepat Sergio merangkulnya dengan tangan kiri.

"Mohon maaf, tidak bisa kedua tangan, karena tangan kanan lagi pegang martabak." Kata Sergio.

"Lepasin gue, najis." Kata Aqilla langsung berdiri dan menendang kaki Sergio agar bisa keluar dari rumahnya.

"Lo kenapa sih, sakit tau. Gue cuma mau nemenin lo." Kata Sergio.

"Buat paan, gue gabutuh." Jawab Aqilla.

Sergio memasang wajah memelas dan membulatkan matanya berharap Aqilla mau menerima tamu seperti dia.

"Gausah sok imut, gue ga gampang ke bujuk." Kata Aqilla dan masih berusaha mendorong-dorong Sergio untuk keluar.

"Aqilla sayangggg." Kata Sergio lembut.

Aqilla langsung berhenti dan terdiam mendengar ucapan itu. Sudah lama ia tidak dipanggil seperti itu. Aqilla menarik tangan Sergio masuk ke dalam rumah.

"Tutup mulut lo, sini." Kata Aqilla.

Sergio tersenyum lebar dan langsung duduk di atas sofa tanpa basa-basi. Martabak yang dibawanya dibuka sendiri dan langsung dimakan. Aqilla yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

"Lo yang bawa, lo yang makan."

"Ya, kalau lo mau ambil aja."

"Lo ngapain disini sih?." Tanya Aqilla.

Sergio tidak menjawab pertanyaan Aqilla. Dia fokus memakan martabak dan menyuruh Aqilla untuk mengambil minum.

"Ini gue tamu, tapi gak lo kasih minum atau apa kek gitu."

"Ambil sendiri." Kata Aqilla lalu pergi ke lantai 2, membiarkan Sergio sendiri di ruang tamu.

"Gue ikut." Kata Sergio, tanpa persetujuan Aqilla, ia masuk ke kamar Aqilla dan langsung merebahkan diri ke atas kasur.

"Anjing ya lo, dibaikin ngelunjak." Teriak Aqilla.

Sergio menarik tarik Aqilla agar jatuh tepat di atas badannya. Namun seolah-olah Aqilla tau isi otak Sergio, menahan dirinya agak tidak jatuh.

"Mesum lo, keluar!!" Bentak Aqilla dan meminta Mbak Rini untuk mengusir Sergio.

Sergio menutup mulut Aqilla, dan berbisik di telinganya.

"Gue suka sama lo."

🦋

"Halo guys, gimana Minggu nya kemaren? Gue kemaren diajak ayang Axel ke pantai, soalnya lagi ngidam pantai huhuuu." Kata Shopia.

We Cant Be Friend!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang