Chapter 3

159 18 0
                                    

The Gruendell, 1172

Berita tentang kerusuhan yang terjadi di pusat pasar dengan cepat merambat sampai ke telinga keluarga inti kerajaan. King The Gruendell yang pada saat itu tengah berada di peternakan bawah tanah kerajaan untuk melihat domba-dombanya pun segera kembali ke ruangan utama di istana. Sementara Queen The Gruendell yang mendengar berita tersebut syok, dan hampir limbung kalau saja para pengawal tidak segera menangkap ratu mereka.

"Bagaimana dengan putra dan putriku?! Mereka ... mereka sedang berada di lokasi saat ledakan itu terjadi!" histerisnya.

"Sabarlah istriku, Hillary memiliki kekuatan sihir yang bisa melindunginya jika dirinya berada dalam bahaya atau situasi terancam. Karl juga ahli menggunakan pedang, mereka pasti baik-baik saja," ucap King The Gruendell yang mencoba menenangkan istrinya.

Situasi di istana menjadi sangat tidak kondusif. Ratusan prajurit dan puluhan ksatria pilihan dengan segera King Arvand utuskan ke lokasi peperangan untuk segera menemukan anak-anak mereka. Para pelayan istana pun ikut gelisah karena Putri dan Pangerangan mereka menggilang.

Pada saat itu, dua orang ksatria dengan baju zirah lempeng yang melekat di tubuh tinggi keduanya muncul. Menghadap langsung pada King dan Queen The Gruendell di kursi kebesaran mereka.

Mereka adalah ksatria Steliano dan ksatria Theodore. Keduanya membungkuk sesaat untuk memberi penghormatan kepada King dan Queen mereka. Kemudian berlutut dengan sebuah pedang panjang yang masing-masing dari mereka pegang di sisi tangan kiri.

"Ampun Yang Mulia, para pemberontak yang menyerang adalah bangsa Gutta yang berasal dari seberang Selatan perbatasan laut Jurf. Mereka menginginkan rempah-rempah dan hasil batu bara dari negeri kita." Ksatria Steliano menyampaikan informasinya.

"Laut Jurf?! Suamiku, Karl juga memeriksa bagian laut Jurf untuk memastikan pertambangan di sana!" Queen Filia segera menyelanya. Intonasi suaranya memburu khawatir.

"Maaf Yang Mulia, kemungkinan besar Pangeran Karl baik-baik saja. Para perompak telah merencanakan untuk menyusup ke wilayah kita 2 sampai 3 hari sebelumnya sebagai persiapan akhir. Sehingga, mereka tidak akan ada di sana karena peperangan terjadi di pasar di wilayah kita. Kalaupun ada penduduk, mereka warga setempat yang tinggal di dekat perbatasan laut Jurf," sahut Steliano.

"Syukurlah lalu bagaimana dengan Hillary, Ksatria Steliano?! Putriku- dia harus selamat dan harus baik-baik saja!" cecar Queen Filia sekali lagi. Masih dengan ketakutannya.

"Tenanglah istriku," King Arvan menengahi.

"Ksatria Theodore apakah sihir Hillary akan bekerja dalam situasi seperti ini?" tanya King Arvand yang kali ini ia tujukan untuk ksatria lain di sebelah Steliano.

"Hamba tidak bisa memastikan Yang Mulia tetapi, sepertinya Princess Hillary akan sedikit kesulitan menangani kekuatan sihirnya yang sering kali tidak stabil," jawab Theodore.

Mendengar penjelasan tersebut, Queen Filia semakin resah. Hatinya benar-benar tidak bisa tenang sebelum ia melihat langsung bagaimana keadaan anak-anaknya sekarang.

"Kami dan para ksatria lain juga prajurit tambahan akan segera menyusul ke pasar. Ksatria Daniel dan Ksatria Bedros sudah berada di sana terlebih dahulu, mereka cakap mengatasi hal ini. Peperangan kali ini bukan apa-apa Yang Mulia, hamba mohon tenanglah," kata Theodore.

Berada dalam rengkuhan sang suami, Queen Filia hanya bisa mengangguk lemah. Air matanya terus mengalir seolah tidak bisa berhenti.

"Steliano, Theodore, kupercayakan semuanya pada kalian. Temukan putra dan putriku dalam keadaan sehat!" King Arvand memberi titah yang dengan segera kedua ksatria itu angguki dengan patuh.

The Return of the Lost Princess and the KnightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang