"Jisung. Siapa yang dateng, sayang?" Teriak Renjun dari dalam, yang sukses membuat lamunan anaknya membuyar.
Ia langsung bergegas masuk ke dalam kamar miliknya, dengan membawa bingkisan yang di berikan sang ayah. Tapi sebelum dia masuk ke dalam kamar, dia sempat membalas pertanyaan sang ibu terlebih dahulu, dengan teriakan juga. "Cuma seseorang yang menanyakan kamar orang lain, Eomma." Teriak Jisung, sebelum masuk ke dalam kamarnya, yang tentu saja berbohong.
Ia tidak rela kalau sang ibu bertemu dengan ayahnya. Ia tidak mau ibunya merasakan kesakitan yang sama, apabila ibunya bertemu dengan sang ayah. Atau sebaliknya! Iya tidak mau sang ayah menyakiti ibunya kembali, kalau sang ayah bertemu dengan ibunya.
Jisung emang gak tau maksud dan tujuan sang ayah, yang muncul di hadapannya, setelah selama beberapa tahun ia tidak melihatnya. Lebih tepatnya memang sedari awal ia tidak melihat sang ayah.
Tapi entah kenapa firasatnya tidak enak, ketika melihat sang ayah kembali. Ia merasa bahwa ayahnya hanya akan membawakan masalah dan rasa sakit yang sama.
Sementara Jisung, ia tidak bisa membiarkan sang ibu merasakan sakit lagi. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Maka dari itu dia memutuskan untuk tidak membiarkan sang ibu dan sang ayah bertemu.
Dan ya! Itu juga alasan kenapa ia bersikap seperti itu tadi. Seperti tidak mengenal sang ayah. Padahal mah dia sangat mengenal sosok yang ada di hadapannya saat itu.
Mungkin kalau misalkan ia gak tau kejadian yang sebenarnya, respon dan reaksi dia bakalan berbeda. Mungkin ia akan langsung memeluk sang ayah, begitu pertama kali ia membuka pintu dan melihat sang ayah.
Tapi itu hanyalah sebuah ekspetasi belaka. Ya walaupun ia sangat senang ketika melihat sang ayah yang selama ini ia rindukan datang, serta ingin sekali rasanya ia memeluk sang ayah. Tapi dengan sekuat tenaga ia menahan rasa itu.
Rasa ingin memeluk, menumpahkan segala kerinduan, dan bercerita banyak hal kepada sang ayah. Serta rasa yang ingin membawa ayahnya masuk ke dalam, untuk bertemu dengan ibunya, agar mereka bertiga bisa makan malam bersama.
Tapi ya gitu! Rasa amarah dan kecewa yang sudah terlanjut dalam, dan menumpuk di hatinya. Sehingga ia bersikap seperti itu.
*tok tok tok* ketukan di kamarnya, sukses membuat lamunan dia buyar. Dengan langkah yang tergesa, ia langsung memasukkan bingkisan dari sang ayah, ke dalam lemari bajunya.
"Masuk Mom!" Titah Jisung, yang sudah berpose orang yang tengah sibuk bermain ponsel.
*cklek* pintu kamar yang di buka dari luar oleh sang ibu. Ibunya langsung masuk ke dalam kamar dia. "Sayang, ayo kita makan malam." Perintah Renjun kepada sang anak, yang langsung di turuti sang anak.
***
"Bisa minggir gak?" Tanya Jisung, kepada sesosok wanita yang menghadang dirinya yang tengah berjalan menuju kelasnya.
Wanita itu tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya, dan memberikan sebuah coklat untuk dirinya. "Untuk-mu." Ujar wanita itu.
Jisung menghela nafas panjangnya lelah. Ia sudah sangat lelah menghadapi ini semua. Di mana teman wanita yang ada di sekolahnya, tidak pernah lelah dalam memberikan berbagai macam bingkisan untuk dirinya.
Kalian tau gak kalau Jisung itu salah satu pria terkenal di sekolahnya? Awalnya, ia itu di kenal sebagai siswa yang suka di bully dan di jauhi temannya.
Bukan! Bukan bully yang bermain fisik! Tapi lebih tepatnya ke bully ucapan. Yup! Karena Jisung yang tidak mempunyai ayah, jadi banyaknya rumor yang beredar kalau dia itu anak haram, yang di buang ayahnya sendiri.
Jisung gak pernah mempermasalahkan itu semua. Toh ia sendiri juga sudah tau cerita asli tentang dirinya dan juga keluarganya. Walaupun efek dari membaca keseluruhan ceritanya, hanya akan membawakan kesakitan tersendiri untuk dirinya.
Dan kalian tau gak? Alasan kenapa Jisung yang awalnya di bully secara ucapan, jadi berubah menjadi Jisung yang di sanjung dan di dekati banyak orang? Harta, kekayaan, dan kekuasaan? Yup! Kalian benar!
Jisung sendiri gak tau siapa yang membocorkan jati dirinya yang asli. Yang jelas semua itu tersebar secara tiba-tiba. Yang mana dirinya jadi trending topik di twitter sekolah, karena kekayaan yang ia punya.
Siapa sih yang gak kenal keluarga Na yang berasal dari Jakarta? Keluarga yang mempunyai perusahaan yang sangat besar dan sangat terkenal di beberapa dunia. Udah gitu, Chenle itu merupakan cucu satu-satunya dari 2 keluarga besar, Na dan Huang. Baik dari keluarga Huang milik Ibunya, maupun keluarga Na dari pihak ayahnya. Ah! Lebih tepatnya cucu kandung keluarga Na, yang di akui di mata hukum dan dunia. Ia sendiri tau kalau dia bukan cucu satu-satunya di keluarga itu.
"Tuli." Sarkas Jisung, yang langsung mendorong wanita yang ada di hadapannya, supaya wanita itu menyingkir dari hadapannya, dan memudahkan jalan dia menuju ke kelas.
Jisung itu tipikal orang yang bodo amatan. Selain itu, dia juga gak suka orang yang fake. Kalian tau sendiri kan, se-fake apa semua temannya yang ada di sekolahnya ini? Ya walaupun gak semuanya fake. Lagipula ia itu orang yang gak perduli sekitarnya dia. Maka dari itu temannya Jisung itu dikit. Hanya orang yang benar-benar sanggup dan kuat, yang bisa menjadi temannya.
Dan siapa orang kuat itu? Jawabannya adalah Sungchan! Jung Sungchan, atau yang sering di panggil Sungchan. Pria hebat yang sampai saat ini menjadi temannya Jisung.
Itu juga awalnya Sungchan yang mendekati Jisung, dan selalu mencari masalah dengan Jisung. Bahkan sampai sekarang, Sungchan itu suka sekali mencari masalah dengan Jisung.
"Kenapa lo? Dateng-dateng, muka lo udah di tekuk kayak gitu?" Tanya Sungchan, sewaktu melihat wajah temannya yang sangat tertekuk, begitu pertama kali masuk ke dalam kelas.
"Harus banget gue jawab pertanyaan lo yang gak bermutu itu?" Tanya balik Jisung, di iringi helaan nafas kasar, atas pertanyaan temannya yang tidak masuk akal.
Pasalnya temannya itu selalu menanyakan pertanyaan yang sama. Padahal temannya sendiri udah dapat jawaban akan pertanyaan yang ia sampaikan.
Sedangkan Sungchan yang mendengar ucapan temannya, serta melihat langkah penuh malas sewaktu temannya duduk di samping kursinya, sukses membuat ia tertawa begitu keras.
"Udah gue bilangin, Ji! Makanya cari pacar, supaya wanita gak jelas yang suka ngasih barang ke lo, pada stop ngelakuin hal itu ke lo!" Ujar Sungchan, yang gak pernah lelah mengasih saran seperti ini ke temannya.
Sementara Jisung sendiri udah sangat jengah, dan bosan mendengar semua saran temannya, yang menurutnya itu sangat-sangat tidak berguna untuk dirinya sendiri!
"Plis deh. Jangan bikin mood gue tambah rusak."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A BULLSHIT 2 - JAEMREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK JAEMREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...