Seumur-umur, Jisung tuh gak pernah yang namanya menyesal dengan keputusan yang dia ambil. Apapun keputusan yang dia ambil, dia akan menikmatinya, tanpa adanya rasa penyesalan.
Tapi! Ini tidak berlaku untuk sekarang ini. Karena untuk pertama kalinya, ia merasa sangat menyesal, karena telah menyetujui tawaran wanita yang ada di hadapannya, untuk makan bersama dengan dirinya.
Bukannya dia yang di ajak makan oleh wanita ini, malah dia yang ngajak makan wanita ini. Kenapa bisa? Tentu saja karena wanita ini gak tau Korea. Katanya, dia baru pindah kemarin. Jadi, dia gak tau semua tentang Korea. Dan ya! Dia minta tolong kepada dirinya, untuk mengantarkannya berkeliling Korea, agar dirimya tidak canggung dengan Korea. Katanya, hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih.
Kalian tau? Dia itu benar-benar sangat kesal sama wanita ini! Selain tingkahnya yang sok polos atau terkesan bodoh, Chenle itu anak yang gak tau batasan juga.
Kenapa bisa dirinya berbicara seperti itu? Karena dia telah menyaksikan sendiri mengenai tingkah wanita ini. Yang mana wanita itu langsung mengambil ponselnya, sewaktu dia lagi bicara sama Ibunya.
Wanita ini bilang ke Ibunya, kalau dia minta izin buat ajak dirinya jalan-jalan. Dia bilang, dia minta tolong di ajak jalan-jalan sama dirinya, karena ini hari keduanya di Korea. Jadi, dia bakalan bawa dirinya pulang dengan terlambat. Dan yang lebih mengesalkannya lagi? Sang Ibu malah memperbolehkan dirinya membawa dirinya. Tambah kesel dong dia.
Udah gitu, Chenle ini benar-benar sangat menyusahkan, dan merepotkan. Serba gak bisanya. Buat Jisung tambah frustasi aja di buatnya. Contohnya seperti dia gak bisa masak, tapi malah minta ke dirinya untuk bawa dia ke restoran grill. Yang mana mereka masak sendiri di sana. Walaupun bumbunya udah di sediain dari sana.
Udah gitu wanita juga minta ke restaurant pembuat ice cream. Jadi kita bisa buat ice cream sendiri di sana, buat kita makan. Tapi dia mengacaukan semuanya dengan menumpahkan susu. Selain itu dia juga sangat penasaran dengan segala hal. Semua benda mati di tanyain sama dia. Bahkan tak jarang dia ini penasaran ketika melihat dirinya yang lagi ngomong sama pohon.
Dan saat ini ia serta wanita ini sedang menikmati jajanan street food yang ada di gangnam. Yang mana tempat ini terkenal dengan street foodnya.
"Stop berhenti nanya-nanya, bisa gak sih? Gue ini bukan guide tournya lo! Lo punya hp kan? Ada aplikasi naver, google, atau chorme kan? Kenapa gak cari aja di sana?! Gak semua hal yang lo tanyain tentang makanan yang ada di sini tuh gue tau!" Pinta Jisung, yang sudah tidak tahan menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan wanita yang ada di hadapannya.
Bukannya merasa bersalah, Chenle malah tersenyum cengengesan, lalu mengusak surai pria yang ada di sampingnya dengan gemas. "Lo lucu kalau lagi ngomel-ngomel kayak gini." Ujar Chenle, dengan wajah tanpa dosanya. Atau yang lebih sering di sebut watados.
"Gila!" Maki Jisung, yang langsung jalan lebih dulu. Meninggalkan Chenle dengan wajah kesalnya.
---
"Ji. Jadi pacar gue, mau ya?" Pinta Chenle, dengan tatapan genitnya. Menatap Jisung yang saat ini sedang menyantap makanannya, di salah satu kedai tokopi terkenal.
"Gak!" Jawab Jisung to the point, tanpa ada acara berpikir lebih dulu.
Chenle yang di tolak mentah-mentah sama Jisung pun terkejut, dan sedikit tidak terima. Pasalnya, di Indonesia tepatnya di Jakarta, tempat tinggalnya. Chenle itu wanita yang paling di sukai banyaknya pria. Bukan cuma di kalangan sekolah aja. Yang di luar sekolah pun gak segan-segan menawarkan diri untuk jadi pacarnya Chenle. "Loh, kenapa emang? Apa yang membuat lo nolak gue? Gue cantik, anak orang kaya, putih, langsing, dan royal lagi." Seru Chenle, yang menyebutkan semua kelebihannya.
"Lo pikir wanita yang kaya gitu cuma lo doang? Banyak wanita modelan lo, yang ngajak pacaran ke gue. Dan apa yang lo sebut tadi, menurut gue tuh cuma bonus yang di kasih Tuhan ke lo doang. Selebihnya? Lo tuh cuma cewr biasa yang gak pantas bersanding sama gue." Jelas Jisung, yang gak segan-segan mengeluarkan apa yang ingin ia keluarkan.
Asal kalian tau! Jisung itu sebelas duabelas kayak ibunya. Bahkan mulutnya Jisung itu lebih pedas dari ibunya. Ibarat pepatah nih ya, anak bakalan 2 kali lebih dari orang tuanya. Kalau dulunya ibunya nakal, sang anak bakalan 2 kali lebih nakal dari ibunya.
Maka dari itu terkadang ibunya gak marahin dirinya, kalau dia gak di luar batas. Pasalnya ibunya juga melihat dirinya sendiri di dalam dirinya. Dan ya, mungkin ini juga balasan yang ia terima, atas apa yang di lakukan ke Eomma-nya dulu.
"Sebutin alasan kenapa lo gak mau sama gue?" Pinta Chenle, yang tidak pernah melepaskan tatapannya dari Jisung.
"Serius?" Tanya Jisung, sebelum menjawab pertanyaan wanita yang ada di hadapannya.
Chenle menganggukkan kepalanya penuh keyakinan. "Serius. Sebutin semuanya." Pinta Chenle.
"Oke. Tapi lo jangan sakit hati ya, sama apa yang gue keluarin nantinya." Peringat Jisung, sebelum mengeluarkan semuanya.
Setelah mendapatkan jawaban berupa anggukkan kepala dari Chenle, ia langsung menyudahi acara makannya. Saat ini tatapannya sudah bertemu dengan tatapan Chenle. "Pertama, lo ini berisik. Kedua, lo ini terlalu ikut campur. Ketiga, gue suka wanita cerdas, bukan wanita yang bodoh dengan bermodal kecantikkan." Jelas Jisung.
"Lo--"
"Gue gak perlu dan gak butuh pembuktian dari lo." Ujar Jisung, memotong ucapan Chenle, yang sepertinya akan membela dirinya sendiri.
"Siapa yang udah bikin lo sakit hati?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Chenle, yang saat ini menatap lekat manik mata Jisung.
Jisung yang mendengar ucapan wanita ini pun terdiam. Ia masih terkejut kenapa si perempuan ini berbicara seperti ini. Atau lebih tepatnya, kenapa pria yang ada di hadapannya ini bisa tau mengenai perasaannya?
"Maksud lo ngomong kayak gitu apaan sih?" Tanya Jisung dengan nada kesalnya.
Sementara Chenle yang dengar nada kesal yang pria yang di hadapannya ini keluarkan pun tersenyum. Tangannya bergegas untuk menggenggam tangan Jisung, walaupun ada penolakkan di awal. "Gue gak masalah kalau emang lo gak mau cerita mengenai masalah lo. Tapi gue cuma mau ingetin doang ke lo, kalau semua manusia itu gak sama." Jelas Chenle, yang langsung mendapatkan decihan tak suka dari Jisung.
Jisung langsung menyentakkan tangannya dari Chenle. "Tch! Sok tau banget lo!" Desis Jisung tak suka.
Sedangkan Chenle yang mendengar itu pun tertawa, seraya mengusak surai rambut Jisung gemas. "Lo lucu deh kalau lagi kesel kayak gini. Boleh ketemu ibu lo gak sih?" Tanya Chenle.
Jisung mendelik, menatap perempuan yang ada di hadapannya ini dengan tatapan tajam. "Mau ngapain lo ketemu ibu gue?!" Pertanyaan dengan nada sarkas yang ia keluarkan, atas pertanyaan Chenle, yang seperti permintaan.
"Buat bilang ke dia kalau gue suka banget sama anaknya." Ujar Chenle, memasang wajah jahilnya.
"Gak waras."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A BULLSHIT 2 - JAEMREN
FanficCERITA INI KHUSUS UNTUK JAEMREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...