Nathan meletakan tangan kanannya di kenop pintu itu, dan perlahan memutarnya untuk membuka pintu itu."A...A—apa... itu?" Tanya Keiya dengan ketakutan dan memengan tangan Manda dan Sera yang berekpresi terkejut, tidak bisa berkata - kata dan merasa mual. Fiona yang melihat itu hanya bisa melotot, sama dengan Nathan, ia terlihat jijik dan merasa ingin berlari tetapi tidak bisa.
Detak jantung mereka berdebar kencang, sampai mereka susah bernafas melihat sosok yang tergeletak tak bernyawa di tempat tidur. Banyak darah berceceran disekitar tubuhnya, dan juga tembok tembok ruangan itu banyak tulisan tak jelas, berwarna merah. Badan mereka seperti terbekukan dan tidak bisa bergerak sama sekali.
Apa yang mereka lihat sangatlah mengerikan. Badan tersebut sudah tidak memiliki mata, rahangnya bengkok, pelipisnya berdarah dan tertandai lambang yang sama sekali mereka kenali. Siapa pun yang melakukan hal tersebut padanya, orang itu adalah orang yang sangat keji. Dan sepertinya mayat itu baru saja di lukai.
"Siapa—huek—" Manda menutup mulutnya menggunakan tangannya untuk menahan muntah, karena baunya sangat menyengat. Fiona mundur perlahan keluar dari ruangan itu, menarik tangan Manda dan Nathan, Sera juga menarik tangan Vania dan Keiya untuk keluar dari ruangan itu.
Nathan segera menutup pintu tersebut secepat mungkin, dan menghelakan nafas yang sepertinya ia tahan sejak melihat mahluk yang sudah tidak berupa seperti manusia lagi.
"Aku yakin ada seseorang yang menaruh mahluk jelek itu di dalam sana" Nathan berkata dan menunjuk pintu itu dengan telunjuknya yang bergetar. Mereka semua tak bisa berkata - kata, seperti sesuatu menutup mulut mereka.
"Kita sebaiknya keluar dari sini" saran Sera, memecahkan kesunyian di antara mereka. Fiona melihat ke Sera yang mengerutkan alisnya dan tatapannya ke bawah lantai, tak berpindah. Mereka semua trauma melihat pandangan tadi.
"Ayo" ajak Sera ke teman - temannya, suaranya berbeda dari yang biasanya. Suaranya sedikit serak dan nada suaranya rendah.
"Kita balik aja—"
Gubrak!! Suara sesuatu terjatuh, bergema di sekeliling gedung dan suara itu berasal dari lantai atas. Mereka sekali lagi, terdiam. Tempat ini semakin aneh. Fiona melihat sekeliling dan melihat laba - laba yang sama seperti saat mereka pertama kali masuk ke bangunan ini.
Kilat terlihat dari luar jendela menyambar pohon yang berada di taman, mereka terkejut "Kya!" Keiya berteriak dan menutup kupingnya. Langit di luar seketika menjadi gelap, dan terdengar suara gemuruh.
"Kita harus keluar dari sini, cepat!" seru Manda dan mereka berlari menuju tangga untuk turun, tetapi tangga yang mereka tuju semakin menjauh. Suara wanita bersenandung menggema dilorong. Suara jejak kaki mereka yang sedang berlari tidak terdengar lagi, dan tangga yang mereka tujui semakin menjauh.
Mereka mendengar suara wanita yang lembut yang membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Je kunt hier niet naar binnen." Kalian tidak boleh memasuki tempat ini. Suara itu berkata.
"SIAL!" Teriak Nathan dan lorong itu menjadi gelap. Keenam remaja tersebut berpeggangan tangan saat lorong dimana mereka berada menjadi gelap gulita. Tidak ada cahaya sama sekali, dan yang anehnya langitnya sudah tidak bercahaya lagi.
Gelap, dan sunyi.
"A-aku takut" bisik Keiya dan ia terkejut saat tangannya diremas sedikit oleh pemilik tangan yang memegang tangan Keiya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sakit Iblis [hiatus]
Historical FictionKeenam pelajar yang tidak sengaja terjebak di rumah sakit yang tidak seharusnya mereka datangi. Banyak tantangan yang mereka harus hadapi agar mereka terbebas dari rumah sakit itu. Apa yang akan mereka lakukan? Apakah mereka terselamatkan? Apa ya...